Dekan FUAD: Kita Boleh Berbeda Iman, tapi Kita Adalah Saudara Kemanusiaan

PONTIANAK (iainptk.ac.id)—Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak membuka kegiatan Dialog Lintas Agama, dengan tema “Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Keutuhan NKRI”, pada Rabu (20/3) pagi di Audit Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak.

Kegiatan ini disiapkan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak.

Terdapat lima narasumber dalam kegiatan ini pertama, Ida Shri Rsi Dukuh Putra Bandem selaku dari Agama Hindu. Kedua, Suryanto, BSC, S.H dari Agama Konghucu. Ketiga, Dr. Zulkifli, M.A dari Agama Islam. Keempat, Pendeta ir. Iwan Luwuk dari Agama Kristen dan terakhir Pandita Rolink Kurniadi Darmawan dari Agama Budha.

Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si menyampaikan kepada mahasiswa “Kami merasa bahwa membincangkan tentang agama adalah satu hal yang sangat penting dalam konteks Indonesia hari ini. Di luar sana banyak orang yang membincangkan agama tetapi dalam perspektif yang berbeda. Hari ini misalnya agama, etnis, itu diperbincangkan dalam perspektif politik. Agama dibawa-bawa, diseret-seret untuk kepentingan politik. Sehingga yang terjadi adalah menyebarnya berita hoax yang menyalahkan pemeluk satu agama dan pemeluk agama lainnya.” paparnya.

“Hari ini, tensi bangsa Indonesia sangat tinggi sekali dalam suasana pemilu tahun ini. Ditengah hiruk pikuk itu harus ada orang, organisasi dan tokoh-tokohnya membincangkan agama dalam perspektif yang berbeda. Bahwa agama itu mengajarkan kedamaian, agama mengajarkan tentang kemanusiaan, agama mengajarkan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Harus ada orang yang memperhatikan bahwa tidak boleh menyebarkan isu agama untuk permusuhan. Kita boleh berbeda agama, kita boleh beda iman, tetapi kita adalah saudara kemanusiaan.” tutup Dekan FUAD yang juga Ketua FKUB Kalimantan Barat itu.

Ketua Program Studi SAA (Studi Agama-Agama), Ridwan Rosdiawan, MA berharap “Kegiatan ini menjadi cikal bakal bagi rangkaian acara yang melibatkan tokoh-tokoh, baik lintas agama maupun lintas budaya kedepannya. Jika hari ini kita mulai dengan dialog antara tokoh lintas agama di pucuk pimpinan, kedepan dan Insyaalah kami ada program melaksanakan dialog antar generasi mudanya. Terutama organisasi kepemudaan di Lintas Agama dan lintas budaya.” ungkapnya.

“Semangat ini bukan didasari oleh apa-apa, tetapi murni. kami dari Program Studi Agama-Agama (SAA) ingin menjadikan kita sebagai role model, kita menjadi prototype, kita menjadi contoh di tengah-tengah masyarakat yang begitu multikultural dan majemuk ini bahwa kita bisa menyuarakan, kita bisa mensosialisasikan, kita bisa berbicara bahwa Kalimantan Barat bisa menjadi terdepan dalam pembinaan kerukunan” tutup kaprodi SAA, disambut tepuk tangan meriah dari mahasiswa.

Ketua Panitia, Faiz Badruddin yang juga mahasiswa Prodi SAA menyampaikan “Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar kita sebagai mahasiswa IAIN Pontianak dapat memahami bahwa, kita sebagai warga Negara Indonesia memiliki berbagai macam agama dan suku. Serta kita ditugaskan untuk menjadi agent of change untuk membuat Indonesia aman, tentram dan warganya saling akur dan menciptakan kerukunan yang damai.” jelasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail

Print Friendly, PDF & Email