Dekan FUAD optimis alumninya bisa menghadapi tantangan dan peluang di masa depan

dsc_0438Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak menggelar Studium General, Selasa 18 Oktober 2016 di Auditarium Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Tema yang diangkat dalam studium general kali ini adalah “Formulasi Dakwah Masa Depan, Melihat Peluang dan Tantangan.”

Kegiatan rutin awal perkuliahan ini bertujuan untuk membuka wawasan para mahasiswa tentang peluang dan tantangan lulusan mahasiswa FUAD IAIN Pontianak yang sangat besar dan terbuka pada dunia global. Studium general ini juga bertujuan untuk memotivasi para mahasiswa supaya terinspirasi menjadi lulusan FUAD IAIN Pontianak yang dapat menjadi harapan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Berdasarkan tujuan tersebut, Studium General FUAD IAIN Pontianak menghadirkan pembicara yang sudah berpengalaman di bidang mereka masing-masing, baik secara praktisi maupun akademisi. Nara sumber pertama adalah Dekan Fakultas Ushuluddin dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, Dr. H. Awaluddin Pimay, MA. Nara sumber selanjutnya ialah Wakil Direktur Pasca Sarjana Walisongo Semarang, Dr. H. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, MA.

Kegiatan studium general ini dibuka langsung oleh Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, S.Ag, MA. Dalam sambutannya, Samsul melaporkan bahwa jumlah mahasiswa baru FUAD IAIN Pontianak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun ini, mahasiswa baru FUAD IAIN berjumlah 287 mahasiswa, yaitu sekitar 30% dari total mahasiswa IAIN Pontianak pada tahun 2016.

dsc_0452Samsul berpendapat, meningkatnya jumlah mahasiswa baru FUAD IAIN Pontianak tahun ini dikarenakan para mahasiswa telah melihat konteks dakwah dalam dinamika dan perspektif yang sangat luas. Oleh karena itu, pemaknaan kita terhadap dakwah ini harus terus kita tumbuhkan dan kembangkan, sehingga kita dapat melihat dakwah sebagai sebuah tantangan. Demikian disampaikan Dekan FUAD IAIN Pontianak kepada 287 mahasiswa baru dan 13 perwakilan dari Dewan Mahasiswa.

“Dakwah menjadi tantangan, karena cara berdakwah pada zaman dulu dengan sekarang sangat berbeda. Pada zaman Rasulullah SAW, dakwah memerlukan modal yang sangat besar. Sekarang, teknologi informasi telah menyediakan media yang sangat besar. Oleh karena itu, kita memerlukan penyesuaian-penyesuaian dan metode-metode dalam menghadapi tantangan dunia globalisasi tersebut,” paparnya. Di samping itu, Dekan FUAD IAIN Pontianak juga optimis dengan masa depan alumni dari FUAD IAIN Pontianak dalam menghadapi tantangan dan peluang dakwah pada masa depan.

Print Friendly, PDF & Email