Menag Beri FKUB Kalbar Harmony Award, Ini Pesan Dekan FUAD IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)—Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh, DKI Jakarta dan Kalimantan Barat meraih Harmony Award dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan langsung penghargaan tersebut disela-sela upacara Hari Amal Bakti (HAB) ke-73 Kementerian Agama di Jakarta (3/1). Sedangkan tingkat Kabupaten/Kota, penghargaan kinerja terbaik diberikan untuk FKUB Kota Bekasi, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Tasikmalaya.

Ketua FKUB Kalbar, Dr. Ismail Ruslan menceritakan ikhtiar yang telah dilakukan FKUB Kalbar hingga terpilih sebagai FKUB Berkinerja Terbaik Tingkat Provinsi. “Sejak awal tahun 2018, FKUB Kalbar mendeklarasikan diri sebagai pelopor keberagaman di Kalbar. FKUB Kalbar bersama stakeholder lainnya menggagas even to kedamaian di Kalbar. Misalnya, FKUB kerja sama dengan POLRI, POLDA Kalbar, KODAM XII Tanjungpura, KPU Kalbar, Bawaslu Kalbar mengkampanyekan Pilkada Kalbar Damai. Di samping itu, FKUB Kalbar bersama Rektor IAIN Pontianak, Kanwil Agama Provinsi Kalbar, serta tokoh agama Kalbar mendirikan Rumah Moderasi di IAIN Pontianak” urainya.

Dekan Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak itu juga memaparkan proses penilaian dari Kemenag sehingga FKUB yang diketuainya berhasil mengukir prestasi yang membanggakan tersebut. “Kami di FKUB Kalbar selalu mempublis setiap kegiatan yang dilakukan sejak Januari-Desember 2018 ke media-media di Kalbar, nasional termasuk ke website Kementerian Agama RI. Tim Kemenag menilai semua aktivitas terkait dengan peran dan fungsi FKUB secara nasional” jelasnya.

Adapun harapan FKUB Kalbar terhadap kerukunan umat beragama di tahun politik ini, Ketua FKUB Kalbar itu menegaskan “FKUB berharap semua tokoh agama di Kalbar selalu menyuarakan merajut kebersamaan umat. Masyarakat menggunakan hak konstitusional yakni memilih presiden dan wakil presiden tahun 2019”. Lebih lanjut ia berpesan, “Janganlah perbedaan pilihan menjerumuskan kita ke jurang konflik, permusuhan sesama anak bangsa. Siapapun presiden yang terpilih, kita tetaplah satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, Indonesia” tutupnya.

Penulis: Aspari Ismail
Editor: Aspari Ismail

Print Friendly, PDF & Email