Hamka Siregar, Dipercaya Pimpin IAIN Pontianak

hamka siregar

Secara yuridis perubahan STAIN Pontianak menjadi IAIN terwujud dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2013 tentang Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak menjadi Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Pada tanggal 30 Juli 2013 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2013 pada Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 nomor 123.

Dari lima Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang beralih status STAIN menjadi IAIN, yaitu STAIN Padang Sidempuan, STAIN Tulungagung, STAIN Palu, STAIN Ternate, dan STAIN Pontianak. Pontianak satu-satunya mengalami kendala pengunduran peresmian IAIN hingga pelantikan Rektor.

hamka siregar#2Sejatinya peresmian dan pelantikan rektor tersebut akan dilakukan pada akhir tahun 2013, kemudian diundur awal Januari 2014, hingga April 2014.Pelantikan dan peresmian IAIN Pontianak mengalami empat kali pengunduran, karena kesibukan Menteri Agama RI.

STAIN Pontianak satu-satunya yang mengalami pengunduran peresmian. Baru pada 1 April 2014 Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar meresmikan IAIN Pontianak.

Pada saat sesi jumpa pers acara peresmian IAIN Pontianak, Wamenag memberikan klarifikasi mengenai pengunduran tersebut. Dia menjelaskan beberapa alasan kesibukan Menteri, dan peresmian STAIN menjadi IAIN tidak secara otomatis atau dibarengi dengan acara pelantikan rektor.

Secara internal diakuinya ada tahapan-tahapan atau pembahasan-pembahasan tersendiri dalam menentukan rektor. Ia menambahkan, IAIN Pontianak yang mengalami hal tersebut tidak ada kendala, ini hanya persoalan waktu dalam menentukan peresmian IAIN dan pelantikan rektor.

Dr. Hamka Siregar, M.Ag Rektor IAIN Pontianak yang dilantik pada 30 April 2014, saat ditemui di ruang kerjanya membenarkan hal tersebut,dia mengatakan, bahwa proses peralihan status yang terjadi di IAIN Pontianak ini termasuk “unik” dibanding STAIN lainnya dalam hal perubahan status.

Dia menuturkan, IAIN Pontianak yang dijadwalkan mendapat urutan pertama untuk peresmian IAIN dan pelantikan Rektor. Namun karena satu dan lain hal pelantikan akhirnya diundur sampai empat kali.

Tidak ingin menjelaskan lebih detil permasalahan dan hambatan yang muncul di tengah-tengah perjalanan alih status, Hamka Siregar lebih senang bercerita tentang pelantikan dirinya sebagai Rektor IAIN Pontianak untuk periode 2014-2018.

Sama halnya dengan peresmian dan pelantikan rektor, “satu-satunya yang berbeda peresmian dan pelatikannya adalah IAIN Pontianak. Peresmian dulu di kampus, baru kemudian pelantikan rektor di Jakarta, sementara empat IAIN lainnya peresmian sekaligus pelantikan rektor” ujar Hamka Siregar.

Dia menerangkan, saat ke Jakarta dia ditemani Istri, Dr. Syarif, MA, dan Eka Hendry. AR, M.Si selaku ketua panitia alih status, kemudian hadir pula beberapa rekan serta sahabat lain datang untuk memberikan dukungan secara moral.

Setelah resmi berganti nama menjadi IAIN Pontianak, Hamka Siregar berharap, institusi ini bisa menjadi ujung tombak pengembangan pendidikan Islam bagi masyarakat.

hamka siregar#3“Setelah perubahan status ini diharapkan akan ada peningkatan keilmuan yang signifikan baik itu ilmu-ilmu umum maupun ilmu-ilmu agama. Kami juga akan mendorong tenaga-tenaga pendidik disini untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ke tingkat doktoral”, kata dia.

Selain itu, tambahnya, dari segi fisik kita sudah bisa lihat ada perubahan besar yang terjadi di kampus ini dalam beberapa tahun terakhir. Pembicaraan untuk mengadakan kampus II juga sudah dilakukan. Walikota Pontianak, Sutarmidji, M.Hum, sudah menawarkan lahan seluas kurang lebih 10 hektar di Pontianak Utara.

Perluasan ini dimaksudkannya karena seiring dengan pergantian status maka IAIN juga akan menerima lebih banyak mahasiswa sedangkan lokal kelas yang tersedia jumlahnya masih kurang. Oleh karena itu, dirinya secara pribadi berharap kepada semua pihak dapat membantu proses peningkatan kualitas IAIN Pontianak sebagai garda terdepan pendidikan Islam dan kajian sosial keagamaan di Kalimantan Barat.

Print Friendly, PDF & Email