Hamka Siregar: Menjaga Pemuda, Menjaga Indonesia

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. berpendapat bahwa, “Hal penting yang harus menjadi kesadaran kita bersama ialah menjaga generasi muda sama dengan menjaga bangsa Indonesia.” Ini disampaikan Rektor sebagai nara sumber dalam kegiatan Pelatihan Bela Negara di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Pontianak, 3 November 2017.

Sebelum berkesimpulan seperti itu, Rektor mengatakan bahwa pemuda sebagai penerus estafet pembangunan bangsa merupakan elemen penting yang harus kita jaga. Baiknya generasi muda pada suatu negara memberikan jaminan bagi baiknya masa depan negara tersebut. Paling tidak pemuda memiliki tiga kekuatan, yaitu kekuatan fisik, kekuatan semangat, dan kekuatan idealisme. Jika potensi besar ini mendapat pendidikan dan penyaluran yang baik dan terorganisir, maka optimisme untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju akan kembali bangkit.

Menurut Rektor, salah satu cara melemahkan suatu negara adalah dengan melemahkan generasi mudanya. Hal tersebut bisa saja melalui jaringan peredaran narkoba, bisnis pornografi, dan penyebaran ideologi-ideologi destruktif yang dapat merusak karakter bangsa, dan lainnya. “Jadi, dalam melihat berbagai permasalahan bangsa kita saat ini haruslah menggunakan sudut pandang yang lebih luas. Bahwa masalah-masalah tersebut bukan hanya semata-mata masalah yang muncul dari masyarakat kita, melainkan ada indikasi keterlibatan pihak asing yang tidak ingin bangsa Indonesia bangkit dan muncul kembali sebagai kekuatan di Asia Tenggara dan bahkan dunia,” jelasnya.

Dalam menyikapi situasi bangsa saat ini, Rektor menjelaskan paling tidak ada 3 langkah yang bisa diambil kalangan pemuda-pemudi Indonesia. Pertama, membangun kesadaran generasi muda tentang posisi, peran, dan fungsinya. Kedua, meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai provokasi dan paham-paham destruktif. Ketiga, kembali mengkaji dan menghayati kearifan lokal dalam upaya menangkal radikalisme dan berbagai masalah sosial.

Tiga langkah di atas nampak sederhana, namun perlu usaha yang keras dan konsistensi yang tinggi untuk mewujudkannya. “Tentu peran serta semua pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat, instansi pendidikan, dan bahkan keluarga, sangatlah diperlukan dalam upaya menciptakan generasi muda Indonesia yang berdaya saing global. Untuk itu koordinasi dan kerjasama antar elemen tersebut merupakan suatu hal yang harus dilakukan terlebih dahulu,” pungkas Rektor.

Kegiatan Pelatihan Bela Negara yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Kota Pontianak ini diikuti oleh perwakilan dari beberapa SMA yang ada di Wilayah Kota Pontianak. Pada kegiatan tersebut, Rektor juga sempat membagikan 5 buah dorprize bagi para peserta yang dapat menjawab pertanyaan. (Luthfy)