ISPC 2025: Mengulas Interaksi Multietnis, Muhammad Ghaly Rahman Bahas Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Angkatan 2024 di IAIN Pontianak
Pontianak (iainptk.ac.id) — Muhammad Ghaly Rahman, mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak, berhasil menarik perhatian peserta dan juri pada ajang International Student Paper Conference on Islamic Studies and Social Science (ISPC) 2025. Kegiatan akademik bergengsi ini berlangsung pada Rabu, 24 September 2025, di Aula Abdul Rani IAIN Pontianak.
Dalam forum tersebut, Ghaly membawakan penelitian berjudul “Komunikasi Antarbudaya dalam Interaksi Mahasiswa Multietnis di IAIN Pontianak (Studi Angkatan 2024).” Topik ini dianggap sangat relevan dengan realitas keberagaman mahasiswa di kampus sekaligus memberi perspektif baru mengenai dinamika komunikasi yang terjalin dalam lingkungan multietnis.
ISPC 2025 diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kalimantan Barat, termasuk Universitas Tanjungpura (UNTAN) dan Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP). Ajang internasional ini terselenggara atas dukungan tiga kampus penyelenggara, yakni IAIN Pontianak (Indonesia), Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), dan Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU-SB) Brunei Darussalam.
Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Selamat kepada peserta yang sudah lolos presentasi dalam kegiatan ISPC. Kegiatan ISPC adalah ajang akademik bagi mahasiswa untuk mempresentasikan hasil risetnya. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung mahasiswa agar selalu berkarya dalam bidang akademik. Tahun ini ISPC kembali diselenggarakan oleh tiga kampus: IAIN Pontianak, UNIMAS Sarawak Malaysia, dan KUPU-SB Brunei Darussalam,” ungkapnya.
Dalam presentasi yang berlangsung di Room 2 Sesi 1, Ghaly menyampaikan penelitiannya dengan runtut dan argumentasi yang kuat. Ia menekankan pentingnya komunikasi antarbudaya sebagai fondasi keharmonisan interaksi di tengah mahasiswa yang datang dari berbagai latar belakang etnis. Menurutnya, keterampilan komunikasi lintas budaya dapat mencegah potensi kesalahpahaman, memperkuat solidaritas, dan mendorong terciptanya suasana akademik yang inklusif.
Paparan yang disampaikan Ghaly mendapat apresiasi positif dari juri maupun sesama peserta. Isu yang ia angkat dinilai mampu memberikan kontribusi praktis bagi kehidupan kampus yang multikultural. Partisipasinya dalam forum ini sekaligus menjadi kebanggaan tersendiri bagi IAIN Pontianak, karena menunjukkan komitmen mahasiswa dalam menghadirkan gagasan akademik yang relevan dengan tantangan global.
Dengan keikutsertaan Muhammad Ghaly Rahman, ISPC 2025 semakin menegaskan perannya sebagai wadah pertukaran ide internasional. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa, tetapi juga memperkuat eksistensi IAIN Pontianak dalam percaturan akademik dunia, khususnya dalam pengembangan keilmuan sosial dan keagamaan berbasis multikulturalisme.