Kurikulum 2013 dalam Paradoks

Peserta Seminar Nasional yang diselenggarakan PPMP STAIN Pontianak membludak dari perkiraan semula, seperti diungkapkan ketua Panitia Rasiam, MA yang memasang target peserta hanya 200 orang. Sehari sebelum acara dimulai panitia terpaksa membatasinya. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku hingga regestrasi sebelum acara dumulai keseluruhan peserta mencapai 319 orang.

Kegiatan Seminar Nasional bagi guru agama Islam se-Kalbar mengundang perhatian para guru-guru. Awalnya kegiatan ini hanya bertujuan STAIN Pontianak ingin memberikan kontribusikan kepada alumninya yang menjadi guru PAI, namun juga hadir diacara tersebut guru-guru dari sekolah-sekolah umum. Kegiatan tersebut menargetkan peserta dapat memahami konsep kurikulum tahun 2013.

Diungkapkan Eka Hendry AR, M.Si “sebagaimana diketahui PPMP STAIN Pontianak merupakan pelaksana dari kegiatan ini dan merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang tugasnya mengawal, melahirkan produk-produk berkenaan dengan menjaga mutu penyelenggaraan pendidikan di STAIN Pontianak, baik mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat”.

Diakuinya, di PPMP STAIN Pontianak ada konsep bagaimana mendorong budaya mutu, nah untuk itu tidak bisa bekerja sendiri, maka PPMP selalu melibatkan seluruh civitas akademika STAIN Pontianak untuk mendorong budaya mutu. Oleh karena itu beberapa kegiatan di PPMP banyak melibatkan unit-unit, karena kesadaran mutu tidak mungkin dipikirkan sendiri.

Selain memberikan kontribusi secara internal, PPMP STAIN Pontianak juga ingin memberikan kontribusi yang dirasakan di tengah masyarakat. Salah satunya terkait dengan rencana implementasi kurikulum tahun 2013. STAIN Pontianak punya tanggung jawab karena merupakan salah satu kampus yang mencetak calon-calon guru, jadi jika tidak siap nanti lulusannya tidak siap mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi, papar ketua PPMP STAIN Pontianak.

Kepala PPMP juga menilai, begitu banyak produk kurikulum yang ada, semuanya dalam konteks penyempurnaan. Namun demikian masih banyak terdapat polemik didalamnya, tidak terkecuali kurikulum 2013. Dirinya memandang kurikulum 2013 belum menjadi suatu kesadaran dari bawah ketika berhadapan dengan realita. itu lebih sebagai sebuah produk karena “tekanan politik”, sehingga perlu dikaji lebih mendalam.

seminar#3Menurutnya, terlepas dari itu semua, kurikulum 2013 merupakan suatu produk yang tidak bisa ditolak karena tuntutan perubahan pasti akan terjadi. Oleh karenanya perubahan ini harus diapresiasi dalam bentuk mengkritisinya. Seminar ini merupakan suatu kesempatan bagi para guru-guru, berdasarkan pengalaman-pengalaman di lapangan barangkali bisa membantu memberikan masukan kepada pembuat kebijakan dalam rangka penyempurnaan draff kurikulum 2013 ini.

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini, Ir. Zulfadli, komisi X DPR RI menangani bidang pendidikan, Drs. H. Soedarto, selaku pakar pendidikan Kalbar, dan Dr. H. Moh. Haitami Salim, M.ag sebagai Direktur Pasca Sarjana Pendidikan Agama Islam STAIN Pontianak. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Ketua STAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag.

Print Friendly, PDF & Email