Launching & MoU Prodi Manajemen Dakwah, dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Bersama DR. Muhammad Zain
Kegiatan Dakwah Fair 2013 yang digelar oleh jurusan Dakwah selama sepekan menghadirkan banyak acara-acara dan pembicara serta melibatkan stakeholders. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memberikan warna baru dan pengembangan yang lebih baik bagi jurusan Dakwah.
Terkait dengan pelaksanaan dakwah Fair 2013 tersebut, pada acara pembukaan lounching prodi Manajemen Dakwah dan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, workshop kurikulum pengembangan prodi, dan dan penandatanganan MoU bersama, panitia secara khusus menghadirkan Dr. Muhammad Zain, Kasubdit Akademik dan kemahasiswaan Dirjen Pendis kemenag RI.
Dalam kata sambutannya, Dr. Muhammad Zain sedikit bercerita tentang tokoh agama yang ada di Kalimantan Barat. “Kalimantan Barat ini adalah kota yang luar biasa, pernah mendunia dan tertulis dengan tinta emas dalam sejarah peradaban Islam dunia dan Indonesia”.
Syeh Muhammad Basiuni Imran (1885-1976) adalah ulama besar yang pernah mengecap ilmu pengetahuan di al-Azhar dan Makkatul Mukarramah. Di sini syeh Muhammad Basiuni Imran mendapatkan dua arus pemikiran yang luar biasa dan beliau pernah menulis kitab-kitab dalam bahasa Arab dan Melayu, tuturnya.
Jurusan Dakwah, prodi tafsir hadits dan komunikasi menurutnya sangat prospektif, dan berhubungan mahasiswa IAIN Pontianak. Ia berharap mahasiswa punya spirit dan gairah keilmuan yang mirip atau mengikuti syeh Muhammad Basiuni Imran, dalam hal keilmuan dia merantau ke Mesir, Mekah hanya untuk mencari ilmu pengetahuan.
IAIN Pontianak dapat menjadi prototipe, apabila mahasiswa fakultas dakwah nanti bisa menjadi mercusuar. Mahasiswa mampu menguasai kompenen yang sangat penting yaitu kecakapan berkomunikasi. Menurutnya, kecakapan komunikasi mutlak harus dikuasai tidak hanya mahasiswa jurusan Dakwah tetapi juga mahasiswa IAIN Pontianak secara keseluruhan.
Mengutip buku Lead with a Story, dia mengatakan bagaimana pemimpin besar dimuka bumi ini sukses, bukan hanya memiliki kemampuan manajemen perusahaan, tetapi karena kecakapan komunikasi CEO pada perusahaan tersebut. Jadi, menurutnya wajib hukumnya mahasiswa IAIN Pontianak belajar komunikasi dengan baik.
Saat ini mahasiswa berada pada era baru (new era), era interconnected atau keep connected. Merupakan era revolusi informasi yang terus mengalami perubahan dimana informasi terus mengalami updating. Google sendiri melakukan updating setiap 7 hari sekali, jelasnya.
Dia juga berharap IAIN Pontianak menjadi pelopor pendidikan electronic library. Jadi dosen bisa mengupdate ilmu pengetahuan, apa penelitiannya, kiprah, tulisan-tulisanya, dan sebagainya. Disitu juga terdapat menu ilmu-ilmu atau artikel-artikel terkait, jadi ketika dosen masuk di kelas, mahasiswa dapat langsung berdiskusi tentang keilmuan yang ditulisnya. Dengan demikian sangat memungkinkan IAIN Pontianak akan menjadi lebih baik dan lebih maju.
Pada kesempatan tersebut Dr. Muhammad Zain berkesempatan membuka Acara workshop kurikulum pengembangan prodi secara simbolik dengan memukul rebana. Acara ditutup dengan penandatanganan MoU STAIN Pontianak Jurusan Dakwah, dengan Travel Mabrur Tour, Dompet Ummat, Dewan Masjid Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Baznas provinsi Kalimantan Barat, LPTQ, Radio dan Televisi Mujahidin, TVRI Kalbar.