Marsih Muhammad Mengingatkan, Agar Mahasiswa Menjaga Nama Baik IAIN Pontianak

61.0

Sebanyak 425 Mahasiswa IAIN Pontianak melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tahun 2015 di dua lokasi yaitu, Kabupaten Sambas dan Bengkayang. Kegiatan ini berlangsung selama 40 hari dimulai pada tanggal 31 Juli sampai dengan 7 September 2015. Peserta KKL Integratif dibagi sebanyak 30 kelompok, 7 kelompok ditempatkan di kecamatan Sei Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang, dan 23 Kelompok di Kecamatan Palo Kabupaten Sambas.

Kegiatan Integratif 2015 merupakan bentuk pengabdian masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui program ini mahasiswa harus mengabdikan diri di tengah masyarakat melalui berbagai kegiatan yang berorientasi pada pembangunan desa tempat mahasiswa melaksanakan KKL.

Konsep dasar KKL Integratif adalah bagaimana melakukan penguatan pada kompetensi masing-masing jurusan yang ada, dengan tetap mengacu pada tri dharma perguruan tinggi. Pengintegrasian dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa secara pragmatis, berdimensi luas melalui pendekatan interdisipliner, komprehensif, dan lintas sektoral.

Ketua panitia KKL Integratif, Drs. Marsih Muhammad, M.Ag, menegaskan kepada mahasiswa untuk melaksanakan KKL Integratif dengan sebaik-baiknya dan mempersiapkan diri baik fisik maupun mental serta persediaan dana yang cukup.

Dia menuturkan, KKL Integratif akan menekankan pada penguatan kompetensi akademik mahasiswa, hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengembangkan dan mengkontekstualisasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh selama dibangku perkuliahan.

“Mahasiswa harus mengembangkan kemampuan dan keterampilan akademik selama kegiatan KKL Integratif, yakni dengan melakukan observasi dan diskusi tentang masalah yang ril dalam masyarakat, dan dapat menemukan solusi bagi persoalan kelompok”, lanjutnya.

Selain itu, kepada peserta, dia mengingatkan, agar mahasiswa selama menjalankan kegiatan KKL, hendaknya dapat menjaga nama baik, dengan sering melakukan koordinasi sesama anggota maupun tokoh masyarakat setempat. Untuk itu, ketua kelompok berperan penting untuk menjaga kekompakan anggotanya.

Ada beberapa prinsip yang menjadi paradigm dari KKL Integratif yang harus mahasiswa ketahui, diantaranya; mengintegrasikan ketiga aspek tri dharma perguruan tinggi menjadi satu kesatuan yang utuh dan menopang satu sama lain; penguatan kompentensi masing-masing jurusan dan prodi, dimana mahasiswa berusaha menterjemahkan nilai kompetensi studi dalam bentuk kegiatan dimasyarakat; bersifat interdisipliner-kolaboratif, kegiatan dilakukan dengan lintas jurusan dan program studi; kontekstual, implementasi KKL harus melihat persoalan dan kecenderungan sosial yang ril dihadapi masyarakat, kemampuan merespon dan mencermati kondisi ril di lapangan menjadi pra syarat penting; dan tangible-measurable, dalam membuat pencapaian program dapat dilihat dan dirasakan masyarakat manfaatnya

Hal penting yang selalu diingat adalah aplikasi pengabdian kepada masyarakat, KKL Integratif memberikan penekanan pada pengembangan aspek kemandirian, kemampuan problem solving, tanggung jawab sosial (social responsibility) dan keterampilan hidup (live skill).

Dengan begitu, setibanya di lokasi nanti, diharapkannya, mahasiswa menginventarisir segala keluhan dan keinginan masyarakat. Selanjutnya diformulasikan dalam bentuk berbagai kegiatan. “Jadi kegiatan yang kita lakukan lebih cenderung melibatkan masyarakat dan mahasiswa, serta tidak kalah penting KKL Integratif IAIN Pontianak pada tahun 2015 dapat terlaksana dan tercapai sesuai dengan sebaik-baiknya, sehingga keberhasilan dan manfaat KKL dapat dirasakan bersama”, tambahnya.

Print Friendly, PDF & Email