Menginspirasi Kegigihan Vivi, Mahasiswi Tunanetra yang Meraih Prestasi
Pontianak, (iainptk.ac.id) – Vivi, seorang mahasiswi tunanetra yang bersemangat dari IAIN Pontianak, terus mengukir prestasi dan menginspirasi teman-temannya serta masyarakat sekitar. Meskipun menghadapi keterbatasan visual, Vivi berhasil menunjukkan bahwa keinginan dan tekad yang kuat dapat mengatasi segala rintangan.
Vivi, yang lahir dengan nama asli Andi Safira Atira pada 25 Juni 2002, menempuh pendidikan di SLB Negeri Rasau Jaya Kuburaya sebelum melanjutkan kuliah di IAIN Pontianak. Dalam perjalanannya sebagai mahasiswi, Vivi telah memberikan pandangan unik tentang kehidupan sebagai tunanetra dan bagaimana teknologi dapat membantu mereka meraih impian.
Dalam sebuah wawancara, Vivi menceritakan pengalamannya di kampus dan bagaimana ia berhasil mengatasi rintangan. “Rasanya senang kuliah dengan orang-orang normal. Mereka mau bergaul, seru, dan selalu mau menolong. Teman-teman dan keluarga selalu mendukung saya, membuat saya tidak merasa minder,” ujar Vivi.
Vivi mengungkapkan bahwa teknologi, seperti program NVDA (Non Visual Desktop Access), telah menjadi sahabat setianya dalam menopang aktivitas perkuliahan. Dalam suasana perkuliahan, Vivi merasa senang karena dosen dan teman-temannya tidak membedakan dirinya dengan mahasiswa lainnya.
“Saya tidak ingin dijadikan mahasiswa spesial dengan kelas tersendiri. Saya ingin berinteraksi dengan semua orang dan merasakan kebersamaan,” kata Vivi.
Prestasi terbarunya adalah juara 3 dalam Paratalenta cabang puisi di PEPARPROV VI Kalimantan Barat. Puisi berjudul “Mata” yang dibawakan dan di karang oleh Vivi memberikan gambaran mendalam tentang dunia tunanetra. Dalam puisinya, Vivi menyentuh hati dengan kata-kata, “Ada kalimat mata itu untuk melihat, namun untukku tidak. Yang ada hanya gelap, gelap, dan gelap. Aku hanya mempunyai mata hati sebagai sinyal apa yang kurasa.”
Vivi memiliki cita-cita tinggi. Dia ingin menjadi pembicara yang baik dan motivator, terutama bagi teman-teman disabilitas yang sering dihadapkan pada stigma negatif. Jurusan yang diambilnya, Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah, membantu Vivi mengasah keterampilan public speaking dan juga memilih berkonsentrasi di bidang Public Relations.
Kendati demikian, Vivi tetap merasa bahwa fasilitas untuk penyandang disabilitas perlu lebih ditingkatkan. Dia berharap agar teman-teman disabilitas juga dapat mengejar pendidikan tinggi, dan mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus yang sudah memberikan fasilitas inklusif.
Dr. Cucu, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah, mengakui upaya fakultas dalam memberikan fasilitas untuk penyandang disabilitas, namun menyatakan harapannya untuk terus meningkatkan fasilitas tersebut.
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Suyati, S.Ag, menegaskan bahwa ruang kelas terdekat telah disediakan untuk mempermudah proses perkuliahan mahasiswa disabilitas, dan layanan akademik dilaksanakan dengan ramah tanpa diskriminasi.
Ketua Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Habibi, M.I.Kom, mengakui bakat Vivi yang terbukti dengan meraih juara dalam baca puisi. Dia menegaskan bahwa prodi yang dipimpinnya akan terus berupaya menjadi ramah disabilitas dan meningkatkan fasilitas untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusi.
Harapan vivi semoga kawan-kawan disabilitas bisa kuliah, vivi juga mengucapkan terimaksih kepada Andry Fitrianto M.Ud., selaku Kordinator Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi yang selama ini membimbing dan vivi juga banggga terhadap IAIN Pontianak yang sudah memberi vasilitas untuk penyandang disabilitas dan tidak ada diskriminasi terhadap disabilitas.
Dengan semangatnya, Vivi berharap agar kawan-kawan disabilitas dapat terus bermimpi dan mengukir prestasi setinggi langit. Cerita inspiratif Vivi menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih impian dan memberikan inspirasi bagi banyak orang.
Penulis : Asip
Editor : Omar Mukhtar