Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur SPAN-PTKIN IAIN Pontianak Meningkat

PONTIANAK(iainptk.ac.id)–Peminat mahasiswa baru yang mendaftar di jalur SPAN-PTKIN (Seleksi Prestasi Akademik Nasional-Perrguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) se-Indonesia meningkat tajam setiap tahunnya.

Demikian halnya untuk peminat di IAIN Pontianak tahun 2019 meningkat signifikan. “Tahun 2019 ini jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di Jalur SPAN-PTKIN pada IAIN Pontianak berjumlah 1917 orang” ujar Syarif Akhmad Fauzi, Kasubbag Administrasi Akademik IAIN Pontianak.

Hal itu dipaparkan AlFauzi saat Sidang Penetapan Kelulusan SPAN-PTKIN dihadapan rektor, para wakil rektor, para dekan, kabag akademik dan kemahasiswaa serta panitia lokal SPAN-PTKIN.

Rektor IAIN Pontianak menyatakan, “Kita bersyukur atas kepercayaan masyarakat, para orangtua dan calon mahasiswa yang memilih IAIN Pontianak untuk melanjutkan studi. Kabar baiknya pendaftar IAIN Pontianak bukan hanya dari Kalimantan Barat tetapi menyebar dari Aceh hingga Papua ada yang mendaftar di IAIN Pontianak. Karena kita sudah dibatasi kuota untuk jalur SPAN-PTKIN ini hanya diterima 600 kursi” ujarnya saat memberikan arahan dalam sidang penetapan kelulusan, Rabu (20/3) malam di ruang rapat rektorat.

“Ke depan kita harus maksimalkan lagi promosi IAIN Pontianak. Promosi harus terpusat di institut saja agar mudah mengukur tingkat keberhasilannya. Mudah-mudahan di jalur Ujian Masuk (UM-PTKIN) jumlah calon mahasiswa yang mendaftar semakin membludak” ujar rektor.” tegasnya.

Rapat kelulusan ditingkat nasional akan dilaksanakan pada Kamis (28/3) mendatang. Pengumuman kelulusan SPAN-PTKIN dijadwalkan pada 1 April 2019.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Positif, IAIN Pontianak Gelar Wisuda 28 Maret 2019

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Berdasarkan hasil rapat Panitia Wisuda disepakati wisuda IAIN Pontianak akan digelar pada Kamis, 28 Maret 2019 di Auditorium Syeik Abdul Rani Mahmud.

Rapat yang dihadiri Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, S.Ag, MA didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum digelar pada Rabu (20/3)petang.

Dalam arahannya, Rektor Syarif menegaskan kepada panitia untuk memberikan pelayanan yang terbaik. “Muliakan orangtua para wisudawan dan para tamu undangan. Berikanlah pelayanan yang terbaik. Persiapkan segala sesuatunya dengan matang. Hal-hal yang telah dievaluasi pada wisuda sebelumnya harus diperhatikan untuk dilakukan perbaikan kinerja panitia wisuda” tegasnya.

Kabag Akademik dan Kemahasiswaan, Suyati menjelaskan bahwa pendaftaran wisuda telah ditutup. InsyaAllah yang akan diwisuda sejumlah 431 wisudawan/wisudawati” ujar Ketua Panitia Wisuda ini.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail.




Dekan FUAD: Kita Boleh Berbeda Iman, tapi Kita Adalah Saudara Kemanusiaan

PONTIANAK (iainptk.ac.id)—Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak membuka kegiatan Dialog Lintas Agama, dengan tema “Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Keutuhan NKRI”, pada Rabu (20/3) pagi di Audit Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak.

Kegiatan ini disiapkan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak.

Terdapat lima narasumber dalam kegiatan ini pertama, Ida Shri Rsi Dukuh Putra Bandem selaku dari Agama Hindu. Kedua, Suryanto, BSC, S.H dari Agama Konghucu. Ketiga, Dr. Zulkifli, M.A dari Agama Islam. Keempat, Pendeta ir. Iwan Luwuk dari Agama Kristen dan terakhir Pandita Rolink Kurniadi Darmawan dari Agama Budha.

Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si menyampaikan kepada mahasiswa “Kami merasa bahwa membincangkan tentang agama adalah satu hal yang sangat penting dalam konteks Indonesia hari ini. Di luar sana banyak orang yang membincangkan agama tetapi dalam perspektif yang berbeda. Hari ini misalnya agama, etnis, itu diperbincangkan dalam perspektif politik. Agama dibawa-bawa, diseret-seret untuk kepentingan politik. Sehingga yang terjadi adalah menyebarnya berita hoax yang menyalahkan pemeluk satu agama dan pemeluk agama lainnya.” paparnya.

“Hari ini, tensi bangsa Indonesia sangat tinggi sekali dalam suasana pemilu tahun ini. Ditengah hiruk pikuk itu harus ada orang, organisasi dan tokoh-tokohnya membincangkan agama dalam perspektif yang berbeda. Bahwa agama itu mengajarkan kedamaian, agama mengajarkan tentang kemanusiaan, agama mengajarkan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Harus ada orang yang memperhatikan bahwa tidak boleh menyebarkan isu agama untuk permusuhan. Kita boleh berbeda agama, kita boleh beda iman, tetapi kita adalah saudara kemanusiaan.” tutup Dekan FUAD yang juga Ketua FKUB Kalimantan Barat itu.

Ketua Program Studi SAA (Studi Agama-Agama), Ridwan Rosdiawan, MA berharap “Kegiatan ini menjadi cikal bakal bagi rangkaian acara yang melibatkan tokoh-tokoh, baik lintas agama maupun lintas budaya kedepannya. Jika hari ini kita mulai dengan dialog antara tokoh lintas agama di pucuk pimpinan, kedepan dan Insyaalah kami ada program melaksanakan dialog antar generasi mudanya. Terutama organisasi kepemudaan di Lintas Agama dan lintas budaya.” ungkapnya.

“Semangat ini bukan didasari oleh apa-apa, tetapi murni. kami dari Program Studi Agama-Agama (SAA) ingin menjadikan kita sebagai role model, kita menjadi prototype, kita menjadi contoh di tengah-tengah masyarakat yang begitu multikultural dan majemuk ini bahwa kita bisa menyuarakan, kita bisa mensosialisasikan, kita bisa berbicara bahwa Kalimantan Barat bisa menjadi terdepan dalam pembinaan kerukunan” tutup kaprodi SAA, disambut tepuk tangan meriah dari mahasiswa.

Ketua Panitia, Faiz Badruddin yang juga mahasiswa Prodi SAA menyampaikan “Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar kita sebagai mahasiswa IAIN Pontianak dapat memahami bahwa, kita sebagai warga Negara Indonesia memiliki berbagai macam agama dan suku. Serta kita ditugaskan untuk menjadi agent of change untuk membuat Indonesia aman, tentram dan warganya saling akur dan menciptakan kerukunan yang damai.” jelasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




BPK Goes to Campus, Sukses Gelar Kuliah Umum di IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia mengadakan kegiatan BPK Goes to Campus dengan menggelar Kuliah Umum. Tema yang diusung “Peran BPK dalam Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara”.

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Syeikh Abdul Rani Mahmud, pada Selasa (19/3) pagi. Lebih dari 400 peserta yang menghadiri acara itu. Tampak para pimpinan/pejabat IAIN Pontianak, Pimpinan BPK Perwakilan Kalbar, serta perwakilan mahasiswa dari 16 program studi di IAIN Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam sambutannya bersyukur kehadiran BPK RI ke IAIN Pontianak “Kegiatan hari ini merupakan sebuah karunia, anugerah besar dari Allah. Saya seperti dapat durian runtuh, karena saya hari-hari ini mempreteli anggaran. Banyak program penting yang mau diwujudkan dalam rangka maksimalisasi janji kami kepada masyarakat, yaitu melayani mahasiswa dengan upaya yang keras untuk mengupgrade kualitas pelayanan. Namun masih terkendala anggaran.” ujarnya.

“Terhadap keuangan saya sampaikan IAIN Pontianak sudah masuk ke persentase 99,9 %. Kemarin masih ada non tunai satu kasus karena ada mahasiswa angkatan lama di atas 2010 belum masuk ke sistem. Transaksi keuangan terutama internal pegawai, itu sudah 100% non tunai. Ikhtiar transparansi ini dan meminimalisir ketidak baikan yang kemungkinan terjadi. Kami sudah usahakan pada bulan Februari kemarin mahasiswa kami tidak perlu mengantri untuk daftar ulang di kampus. Mahasiswa sudah bisa ke ATM untuk daftar ulang.” tambah Rektor dengan disambut tepuk tangan meriah dari mahasiswa.

Wakil Ketua BPK RI, Prof. Dr. Bahrullah Akbar, M.B.A. dalam kuliah umum menyampaikan “Saya akan berbicara tentang 3 hal hari ini.p Pertama, mungkin ada yang belum kenal BPK sebagai lembaga tinggi Negara. Jadi setelah keluar dari kegiatan ini bisa kenal dan bisa sayang dengan BPK. Kedua, apasih tugas pokok, fungsi dan kewenangan dari BPK ? Ketiga, keuangan Negara itu apa? Setelah keluar dari sini bisa mengenal BPK, mungkin suatu saat kita bisa menerima lulusan dari IAIN Pontianak” katanya mengawali pembukaan.

“Kesimpulannya, BPK merupakan Lembaga Tinggi Negara yang sederajat dalam rangka cek dan balance. Kedua, seluruh uang Negara harus dipertanggung jawabkan. Ketiga, BPK diberikan amanah untuk melaksanakan pemeriksaan tanggung jawab pengelolaan keuangan Negara.” pungkasnya.

Pada sesi dialog, tampak antusias peserta mengajukan pertanyaan. Dengan lugas Wakil Ketua BPK menjawab pertanyaan peserta. Sesi berikutnya Prof. Bahrullah Akbar yang melakukan feedback mengajukan pertanyaan. Peserta yang berhasil menjawab pertanyaan diberikan dorprize.

Sesi akhir acara dilakukan penyerahan pertukaran cinderamata dan sertifikat antara Wakil Ketua BPK RI dengan Rektor IAIN Pontianak.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Mahasiswa IAIN Pontianak Berpeluang Go Internasional

PONTIANAK (iainptk.ac.id) –Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Pontianak mengadakan kegiatan English Translation Workshop di Laboratorium Bahasa IAIN Pontianak.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari mulai tanggal (15-17/3. Narasumber kegiatan ini adalah Ainur Rizki, MA dan Nining Ismayani, MA. TESOL. lulusan luar negeri.

Mahasiswa yang berjumlah 35 orang merupakan utusan dari masing-masing fakultas ada dari Fakultas Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah serta dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Mereka diajarkan secara teori dan praktek untuk menerjemahkan bahasa Inggris dengan baik dan benar.

Kepala Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Pontianak, Dr. Segu, MA, dalam acara pembukaan, Jumat (15/3) pagi memberikan informasi bahwa “Ini adalah pelatihan yang sekian kalinya kita lakukan yang berkaitan dengan Translation. Kita punya beberapa program Translation, penerima abstrak, dan juga pelatihan bahasa Inggris dan bahasa Arab.” terangnya.

“Nasarumber kita ambil dua orang lulusan luar negeri. Ibu Nining Ismayani, MA. TESOL lulusan University Australia. Dalam proses pelatihan mahasiswa juga boleh menanyakan bagaimana proses mendapatkan beasiswa ke Australia. Saya rasa itu bisa menjadi motivasi untuk kalian melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Satu lagi pemateri kita dari lulusan Negara Skotlandia. Saya berharap dari hasil kegiatan ini selain mahir dalam terjemahkan bahasa Inggris, kalian juga dapat motivasi oleh narasumber untuk melamar beasiswa di luar negeri.” lanjutnya.

Salah satu mahasiswa, Ilma Cahya Khairani semester 6 yang mengikuti kegiatan ini mengatakan “Ini merupakan kegiatan positif karena diberi kesempatan beberapa mahasiswa dari perwakilan Fakultas, untuk mengembangkan dan menambah wawasan mengenai english translation ini. Karena mungkin beberapa mahasiswa masih belum mengerti beberapa kosakata dan bisa bertambah dengan adanya workshop ini.” Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ini berharap kegiatan English Translation Workshop bisa terus berlangsung dan lebih ramai lagi pesertanya” tutupnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Jadi Kampus Pilihan Mahasiswa Jerman

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Leon Walterman berasal dari Negara Jerman Kota Hamburg yang terletak di sebelah utara. Leon akan melakukan kegiatan visiting di IAIN Pontianak. Sebelumnya Leon Kuliah di Hamburg University Jerman Jurusan Bahasa dan Budaya Asia Tenggara dengan fokus Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab. Leon memilih IAIN Pontianak dan mengambil kuliah di Program Studi Bahasa Arab (PBA).

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengatakan “Kegiatan ini sangat positif sebagai bibit dan bisa mengisi MoU kita dengan Hamburg University. Kita juga sudah melakukan MoU dengan beberapa kampus luar negeri, seperti dengan Malaysia, Brunei Darussalam serta Tunisia. Kita akan melakukan pertukaran Mahasiswa” terang rektor.

“IAIN Pontianak yang memiliki Visi memuat tentang kebudayaan Borneo, ini sangat reliable sekali untuk kita lakukan MoU.” paparnya.

Leon mengungkapkan alasan kuliah di IAIN Pontianak saat di wawancarai di ruang Wakil Rektor I pada Senin (18/3) siang “Guru saya yang mengajar Bahasa Indonesia di Jerman teman dari Pak Nur Iskandar pemimpin berita online teraju.id dan guru saya menawarkan saya untuk pergi ke Pontianak untuk melakukan magang di tempat Pak Nur Iskandar itu tahun lalu bulan Februari. Itu pertama kali saya datang ke Pontianak, dan waktu saya datang pertama kali ke sini saya jadi tertarik untuk mendalami Budaya Melayu di sini, mendalami Bahasa Pontianak, Bahasa Melayu, dan belajar tentang budaya di sini. Profesor saya juga berkata kalau bisa kita membangun MoU, dengan adanya MoU mahasiswa IAIN Pontianak bisa datang ke Hamburg” Kata Leon dengan Bahasa Indonesia yang jelas.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menegaskan “Kita sudah punya mahasiswa Malaysia yang kuliah disini. Kita inginkan Leon yang berasal dari Jerman ini bisa menjadi awal, sebagai pintu masuk bagi mahasiswa-mahasiswa lainnya. saya juga akan titipkan beliau di LP2M, karena dia tertarik untuk kajian budaya Melayu, kita berharap Leon mau dan bersedia melakukan penelitian di sini.”

Rektor IAIN Pontianak berharap “Kedepannya lebih banyak lagi visitor ke IAIN Pontianak. Insyaallah kedepan dalam waktu dekat kita akan membangun komunikasi dengan Profesornya Leon untuk diadakan tindaklanjut dari kerjasama ini.” pungkasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Pertama di Indonesia, Ngaji Pasar Modal Syariah

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak, Lukman, S.HI, M.HI membuka kegiatan Ngaji Pasar Modal Syariah di gedung Rektorat Lt 4 pada Sabtu (16/3) pagi. Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama di Indonesia dan akan menjadi percontohan untuk kampus lainnya di Indonesia.

Terdapat dua narasumber yang akan menjelaskan tentang pasar modal syariah kepada mahasiswa, pertama Taufan Fabiola, sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Barat. Narasumber kedua Alfian Winata selaku Brand Manager MNC Sekuritas Kalimantan Barat.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Barat menyampaikan “Ini merupakan program yang pertama di seluruh Indonesia yang kita jalankan. IAIN Pontianak merupakan perguruan tinggi pertama untuk program Ngaji Pasar Modal Syariah. Hal ini sangat penting karena Indonesia mayoritasnya umat Islam. Umat Islam hanya akan bisa berjaya kalau dia memiliki dua kekuatan: kekuatan politik dan kekuatan ekonomi.” ungkapnya.

“Jadi sangat penting buat mahasiswa sebagai the next generation untuk bisa mengambil peran menjadi ahli-ahli syariah di Indonesia, salah satunya yang bisa mahasiswa kuasai, perdalam adalah pasar modal syariah. Pasar modal syariah adalah the mother of financial industry. Jadi industri pasar modal itu adalah induknya industri jasa keuangan.” terangnya di hadapan mahasiswa Prodi Akuntansi Syariah FEBI semester 2 dan 4.

Kegiatan ini juga disandingkan dengan kegiatan hari jadi kedua Prodi Akuntansi Syariah. Dalam kata sambutannya Lukman, S.HI, M.HI mengatakan “Kita bangga Ngaji Pasar Modal Syariah ini adalah yang pertama di Indonesia, yang dilakukan oleh IAIN Pontianak. Ini merupakan program kita yang berkelanjutan, nanti Ramadhan ada Pesantren Pasar Modal Syariah. Tujuannya mahasiswa akan mampu untuk mewarnai pasar modal, karena ini adalah peluang yang luar biasa.”

Lukman, S.HI, M.HI menambahkan “Dalam kesempatan ini juga saya ucapkan selamat ulang tahun untuk Prodi Akuntansi Syariah, ini ulang tahun yang kedua. Saya lihat kaprodinya tangguh dan mahasiswanya hebat. Saya bisa memandang bagaimana proaktifnya prodi itu untuk menyukseskan acara ini, tak peduli siang dan tak peduli malam. Mudah-mudahan Akuntansi Syariah dan program studi yang lain bisa jauh lebih baik” tutupnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Penghargaan untuk Mahasiswa Berprestasi Prodi Psikologi Islam

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Program Studi Psikologi Islam (PI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak, mengadakan kegiatan penutupan acara ulang tahun Prodi PI yang pertama kali dirayakan dengan dua angkatan. Dalam kesempatan ini Ketua Prodi PI Dr. Hj. Fitri Sukmawati, S.Psi, M.Psi Psikolog memberikan penghargaan kepada mahasiswa Program Studi PI yang memiliki prestasi akademik IPK 4.00 atas nama Silvia Khairani.

Bukan hanya itu saja dalam kegiatan ini juga terpilih duta Prodi PI, atas nama Ibdul Hajjad dan Wiwik Dewi Ariyani. Nantinya duta ini akan mewakili Prodi PI dalam kegiatan PI serta mewakili pemilihan duta FUAD IAIN Pontianak. Kegiatan ini di laksanakan di Gedung Rektorat lantai 4 pada Kamis (14/3) Siang.

Ketua Program Studi Psikologi Islam (PI) yang juga merupakan Ketua Himpsi Kalbar mengatakan “Kegiatan ini merupakan kegiatan murni yang dilakukan oleh mahasiswa yang melibatkan semua angkatan, jadi disitu ada angkatan 1 dan angkatan 2. Kita mengapresiasi sekali buat mahasiswa yang sudah melakukan kegiatan positif, dengan adanya pemilihan duta itu bahwa kita ingin ada perwakilan dari kita nantinya jika ada studi banding dan sebagainya. Tadi di acara penutupan juga kita ada memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang mendapatkan IPK 4.00. Berharap dia bisa mempertahankan IPKnya tersebut” tuturnya.

“Harapan untuk mahasiswa Prodi PI kedepan semakin aktif, kemudian tetap selalu kompak dan bisa memberikan warna yang positif. Jadi mereka bisa bersaing positif untuk memberikan yang terbaik khususnya untuk aktifitas prestasi-prestasi yang bisa di cetak di dalam prodi psikologi Islam karena kedepan kita akan menghadapi pionir, saya berharap dengan adanya salah satu kejuaraan inovasi trauma healing mahasiswa bisa berprestasi. Itulah sebenarnya kesempatan bagi mahasiswa prodi Psikologi. Kemudian di Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) sendiri juga ada yang namanya olimpiade untuk mahasiswa psikologi seluruh Indonesia. Saya berhadap dari mereka nanti punya prestasi-prestasi yang bisa kita ikutkan salah satu cabang-cabang yang ditawarkan di Himpunan Psikologi Indonesia.” tambahnya optimis.

Penulis: Bambang Eko Prasetyo
Editor: Aspari Ismail




HOAX Perspektif Fiqih Informasi

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – IAIN Pontianak mengadakan kegiatan Seminar dan Pembinaan Pegawai dengan tema “Anti Hoax dan Ujaran Kebencian: Sinergi 9 Pilar Semangat Kerja IAIN Pontianak”. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Abdul Rani Mahmud, Kamis (14/3) pagi.

Hadir menentang pegawai dan mahasiswa IAIN Pontianak, untuk menimba ilmu tentang cara menghindari kebohongan dan ujaran kebencian. Diperoleh tiga narasumber yang mengulas tentang tipuan dan ujaran kebencian. Pertama Dr. Pabali Musa, M.Ag. selaku ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Kalbar. Kedua Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dan terakhir Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok yang juga menjadi Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pabali Musa membahas tipuan dan ujaran kebencian dari perspektif fiqih Informasi. Ia dibuka dengan pertanyaan hoax pertama kali terjadi? dan beliau juga menjawab “yaitu kompilasi iblis memperdaya Adam sampai di usir dari surga. Setan mengatakan makanlah buah ini, buah ini adalah buah keabadian. Kalau kamu makan ini, kamu akan hidup abadi di surga. ”Ulasnya.

“Ada strategi menghadapi tipuan dan ujaran kebencian. Dapat menggunakan sosial. Menjadi tugas kita semua untuk membicarakan tipuan dan ujaran kebencian, dengan memahami arti informasi. Informasi adalah fakta atau data yang diperoleh dalam proses komunikasi. Prinsip-prinsip umum terkait dengan informasi, seperti prinsip pemberitaan yang terbuka dan transparan, prinsip selektifitas dan kehati-hatian. Prinsip keseimbangan informasi. Prinsip kebebasan dalam memproduksi, membahas dan mengakses informasi dan terakhir prinsip rasionalitas dan proporsionalitas dalam informasi. ”Tambahnya.

Dalam buku fiqih Informasi yang terbitkan pada tahun 2019 ini juga membahas tentang petunjuk praktis dalam ber-informasi. Fungsi informasi yang membahas fungsi pendidikan, fungsi pencerahan, fungsi klarifikasi atau penjelasan, fungsi persetujuan, fungsi konsultasi dan penyaradan, fungsi mengorganisir dan fungsi terakhir dialog dialog.

Ada hal-hal yang wajib ada dalam reformasi seperti tanggung jawab dan tidak tendensius dalam penghargaan informasi. Cermat dalam melakukan investigasi, reportase dan mengemas informasi. Memegang teguh etika dalam penilaian seseorang. Memperhatikan Manfaat dan mudharat dalam verifikasi informasi.

Ada juga hal-hal yang tidak boleh ada, dalam inovasi seperti dusta. Mencari-cari aib, kesalahan, dan atau hal yang tidak disetujui orang lain, kecuali untuk tujuan yang dibenarkan oleh syar’i seperti untuk penegakan hukum dan mendamaikan.

Dalam berinformasi juga tidak boleh melakukan fitnah, ghibah, mengadu domba mengolok-olok dan mencela. Pornografi, kemaksiatan dan segala yang terlarang, juga tidak diizinkan.

Pabali Musa dan juga dosen di Untan menambahkan bentuk-bentuk yang direkomendasikan di Al-Qur-an seperti perkataan yang berkesan / membekas. Perkataan yang benar, adil, jujur. Perkataan yang baik atau tidak menyakiti hati. Perkataan yang lemah lembut. Perkataan yang mulia atau baik dan lembut serta perkataan yang serius, berat dan penuh amanah.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Berbeda Bukan untuk Bermusuhan

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – IAIN Pontianak kedatangan tamu istimewa Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kehadirannya dalam rangka menjadi pembicara kegiatan Seminar dan Pembinaan Pegawai dengan tema “Anti Hoax dan Ujaran Kebencian: Sinergi 9 Pilar Semangat Kerja IAIN Pontianak”. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Abdul Rani Mahmud pada Kamis (14/3) pagi.

Hadir ratusan pegawai dan mahasiswa IAIN Pontianak, untuk menimba ilmu tentang cara menghindari hoax dan ujaran kebencian.
Terdapat tiga narasumber yang mengulas tentang hoax dan ujaran kebencian. Pertama Dr. Pabali Musa, M.Ag. selaku ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Kalbar. Kedua Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dan terakhir Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan itu dimoderatori oleh Dr. Samsul Hidayat, Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak.

Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok yang merupakan putra kelahiran Kalbar ini menerangkan “Hoax menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berita bohong. Dalam Oxford English Dictionary hoax didefinisikan sebagai malicious deception atau kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat. Sekarang ada yang namanya manajemen hoax. Hoax sengaja di buat oleh satu atau dua orang. Ada yang bertugas membuat konten, ada yang meng-upload, ada juga yang bertugas untuk menge-share berita itu.” paparnya.

Berdasarkan hasil survey dari Polling Indonesia dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016 pengguna internet Indonesia berdasarkan usia. Paling banyak usia 25-37 tahun sebanyak 75,8%, pada usia 10-24 tahun sebanyak 75,5%, Pada usia 35-33 tahun sebanyak 54,7%, pada usia 45-54 tahun sebanyak 17,2% dan pada usia 55 tahun ke atas hanya 2%. Ini sebagai wadah dimana hoax-hoax itu tersebar” terangnya.

“Pengguna Ponsel di Indonesia pada tahun 2017 terdaftar sebanyak 371,4 Juta. Sedangkan penduduk Indonesia hanya 262 juta, jadi satu orang ada 1,2,3 hp. Pengguna internet 132,7 Juta, Pengguna Media Sosial Aktif 106 jiwa dan mengguna medsos mobile aktif 92 juta” ungkapnya.

“Ini sangat membahayakan sekali, kalau kita tidak bisa memanfaatkan internet dengan baik.
Adapun ciri berita hoax pertama tidak lengkap, informasi di potong-potong, memiliki daya tarik, tidak ada keterangan waktu, tidak ada nama pembuat dan kontak serta tidak ada link. Kedua tautannya palsu dan aneh. Ketiga hoax biasanya dibuat dengan gambar yang sederhana, agar mudah menyebar lewat media sosial. Biasanya konten hoax memiliki isu yang ramai dikalangan masyarakat dan menghebohkan sehingga membuatnya sangat mudah memancing untuk membagikannya. Keempat data palsu dan lima data statistik yang palsu, alamat palsu, tautannya juga palsu.” urainya.

“Kita ini adalah Negara multikultural, saya mengatakan belum. Kita ini masih Negara plural majemuk. Multikultural itu adalah orang yang menjunjung tinggi perbedaan dan menghargai perbedaan. Tetapi kalau plural tidak, yang penting adalah berbeda tetapi tidak saling menghargai. Kita akan mendorong semuanya menjadi masyarakat yang multikultural, masyrakat yang saling menghargai, menjunjung tinggi perbedaan dan menghargai perbedaan dan menghormati perbedaan. Itu yang kita inginkan, karena kita bersaudara” pungkasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail