IAIN Pontianak Gelar Upacara HUT Republik Indonesia Ke-72

Kamis, 17 Agustus 2017, pukul 07.30 WIB ratusan warga kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menghadiri upacara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-72. Tema yang diusung adalah “Indonesia Kerja Bersama”.

Perayaan HUT RI ke-72 dipimpin oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. sebagai Pembina Upacara. Pembaca Teks Proklamasi dibacakan oleh Dr. H. Hermansyah, M.Ag, Warek I IAIN Pontianak. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran Bendera Pusaka Merah Putih oleh Resimen Mahasiswa. Rektor kemudian memimpin untuk mengheningkan cipta dan selanjutnya membacakan Teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara.

Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang dibacakan oleh Dr. Hj. Lailail Muhtifah, M.Pd., Dekan FTIK IAIN Pontianak. Pembacaan Panca Prasetya Kopri dibacakan oleh Sumarman, S.Ag., Kabag. Umum IAIN Pontianak. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Keputusan Presiden RI Nomor 54/TK/Tahun 2017 oleh Drs. H. Abdullah, Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak.

Selanjutnya Penyematan Tanda Kehormatan Styalancana Karyasatya oleh Rektor didampingi para Warek, Kabiro, para Dekan dan Direktur Pascasarjana kepada 11 PNS di lingkungan IAIN Pontianak berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 54/TK/Tahun 2017. Mereka ialah Dr. Syarif, S.Ag., M.A., Dr. Ismail Ruslan, S.Ag., M.Si., Hj. Khalimah Barozah, S.E., M.M., Dr. Ibrahim, S.Ag., M.A., Dr. Muhammad Hasan, S.Ag., M.Ag., Rahmat, S.H., M.H., Dr. Patmawati, M.Ag., Slamet Widodo, S.Ag., S.IP.I., Amalia Irfani, S.Sos.I., M.Si., Zarkasi, S.E.I., M.E., dan Dame Arta Kusbintoro, A.Md.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian penghargaan atas prestasi dua Kasubbag. di lingkungan IAIN Pontianak yang telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV Angkatan XXX di Balai Diklat Keagamaan Jakarta. Kedua Kasubag. tersebut adalah: Aspari Ismail, Kasubbag Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga IAIN Pontianak, peserta termuda pada Diklat tersebut meraih predikat “Prestasi Istimewa Sangat Memuaskan (Peringkat 1)” dan Mulyadi, M.Pd, Kasubbag Tata Usaha Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak meraih predikat “Prestasi Istimewa Sangat Memuaskan (Peringkat 3)”.

Kemudian acara ini ditutup dengan doa yang dibacakan oleh Dr. H. Ichsan Iqbal, SE, MM. Dekan FSEI IAIN Pontianak. Usai upacara, dilakukan foto bersama semua unsur pimpinan dan pegawai di lingkungan IAIN Pontianak.




PENGUMUMAN HASIL SELEKSI SPMB JALUR MANDIRI IAIN PONTIANAK TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Berikut kami sampaikan Hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Mandiri Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak Tahun Akademik 2017/2018. Informasi ini juga dapat dilihat di link:

https://drive.google.com/file/d/0B6Jzv4qqvIupSXl6eHNFVzc2c1U/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/0B6Jzv4qqvIupcXNkZjlJbEJfT0k/view?usp=sharing

Kasubbag. Administrasi Akademik IAIN Pontianak, Helmi Hardi, M.Pd., mengatakan bahwa syarat-syarat daftar ulang Jalur SPMB adalah sebagai berikut:

  1. Foto copy kartu keluarga (KK);
  2. Foto copy akta kelahiran;
  3. legalisasi ijazah/surat keterangan lulus (SMA Sederajat);
  4. pas foto warna 3×4 sebanyak 4 lembar;
  5. slip gaji atau surat keterangan penghasilan orang tua dari desa atau lurah; dan
  6. materai Rp. 6.000.

Berkas-berkas tersebut di atas dikemas dalam satu map sesuai dengan fakultas sebagai berikut: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) map berwarna biru,  Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) map berwarna merah dan  Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah map berwarna hijau.

Kepada calon mahasiswa yang dinyatakan LULUS, dapat melakukan registrasi/daftar ulang pada hari Senin-Jum’at, 14-18 Agustus 2017, Pukul 08:00 s/d 15:00 WIB di Bank Kalbar Syari’ah Kantor Kas IAIN Pontianak Jl. Letjen. Soeprapto No. 19 Pontianak.




Pusdiklat Gelar Diklat Teknis Tata Naskah Dinas DDWK di IAIN Pontianak

Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama menyelenggarakan Diklat di Wilayah Kerja (DDWK) Diklat Teknis Tata Naskah Dinas pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak di Ruang I.103 Gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak, 7 Agustus 2017.

Diklat Teknis Tata Naskah Dinas DDWK ini dilaksanakan selama 5 hari, yaitu dari 07 s/d 11 Agustus 2017 dan diikuti oleh 30 peserta dari Aparatur Sipil Negara di Provinsi Kalimantan Barat. Tujuannya ialah untuk mengingkatkan wawasan, keahlian dan kompetensi Aparatur Sipil Negara tentang tata naskah, sehingga kompeten dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama, Drs. H. Aden Daenuri, M.Ed., melaporkan bahwa, “Peserta Diklat ini berjumlah 30 peserta ASN di Provinsi Kalimantan Barat. Dikarenakan nama diklatnya ialah Diklat di Wilayah Kerja, sehingga pengambilan peserta tidak dari satu satker (satuan kerja). Sehingga dalam hal ini, kami lapokan kepada Rektor bahwa peserta kegiatan ini selain dari IAIN Pontianak, juga ada peserta yang dari Kanwil Kementerian Agama Propinsi Kalimantan Barat,” jelasnya.

Menurut Daenuri, “Diklat Teknis Tata Naskah Dinas ini kali pertama diadakan dan pertama kali juga dilaksanakan di kalangan akademisi. Sehingga kurikulum yang kami buat ini juga untuk pertama kalinya kita laksanakan. Dalam pelaksanaan kurikulum ini, mungkin masih ada hal-hal yang kurang pas. Kami sangat berbahagia diklat ini dilakukan di perguruan tinggi dan berharap dapat masukan-masukan penyempurnaan kurikulum kedepan sangat diharapkan,” harapnya.

Sebelum membuka acara ini secara resmi, Rektor IAIN Pontianak, Dr. Hamka Siregar, M.Ag., dalam arahannya berterima kasih kepada Pusdiklat telah menjadikan IAIN Pontianak sebagai tempat pertama kali diadakannya Diklat Teknis Tata Naskah Dinas. Rektor berharap apa yang didapat dalam diklat ini dapat menjadikan IAIN Pontianak lebih baik. “Mudah-mudahan apa yang kita dapatkan dalam pelatihan ini, dapat menjadi bekal bagi IAIN Pontianak lebih baik. Mudah-mudahan dengan adanya Diklat ini akan membuat administrasi di IAIN Pontianak semakin tertib sebagai tanda semakin hidup berbudaya,” harapnya.




Rektor dan Pegawai IAIN Pontianak Sholat Subuh Berjemaah di Kampus

Jum’at, 4 Agustus 2017, pukul 04.00 WIB dini hari, suasana ramai di kampus IAIN Pontianak. Lebih dari 40 orang satpam, cleaning service dan pegawai IAIN Pontianak sudah berkumpul di masjid Syeikh Abdul Rani Mahmud. Mereka melaksanakan sholat tahajjud. Dilanjutkan sholat Subuh berjama’ah yang diimami oleh Rektor IAIN Pontianak.

Usai menjadi iman, selanjutnya Rektor IAIN Pontianak memberikan tausiah, membakar semangat spiritualitas dan kinerja pegawainya. Dalam kesempatan itu, Rektor mengapresiasi kepada semua pegawai yang bersedia hadir untuk sholat subuh berjama’ah di kampus IAIN Pontianak yang baru pertama kalinya dilaksanakan. “Berpuluh-puluh tahun saya bekerja disini, baru kali inilah pegawai IAIN Pontianak melaksanakan sholat Subuh berjama’ah di kampus. Ini sesuatu yang positif dan bersejarah. Tentu semua yang hadir menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah tersebut,” paparnya.

Rektor melanjutkan bahwa, “Sholat Subuh itu adalah sesuatu yang berat.   Di masjid terdekat rumah saja, kita kadang jarang berjama’ah. Tetapi pada Subuh ini menjadi bukti dan saksi, bahwa sesuatu yang berat itu akan menjadi mudah bila kita punya kemauan. Buktinya meskipun jauh dari rumah, kita bisa hadir dan sholat berjama’ah di kampus ini. Kalau Subuhnya bagus, maka insya Allah sholat yang lain akan bagus juga. Begitu pula dalam bekerja, katanya, bila kita punya kemauan, disiplin, bersungguh-sungguh, menjaga kebersamaan dan punya tanggung jawab, maka seberat apapun pekerjaan itu akan terasa menjadi ringan. Kita semua punya peran dan tugas untuk mengharumkan nama kampus IAIN Pontianak ini,” ujarnya.

Selesai sesi tausiah, dilakukan acara dengar pendapat (hearing) antara satpam, cleaning service dan pegawai dengan Rektor. “Uneg-uneg” yang dirasakan pegawai selama bertugas ditumpahkan kepada Rektor. Rektor mendengar dengan seksama dan memberikan solusi atas problem yang diutarakan. Kegiatan diakhiri dengan sarapan bersama oleh Rektor, Wakil Rektor, Kasubbag Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga IAIN Pontianak dan seluruh pegawai yang hadir.

Kasubbag. Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga (THR) IAIN Pontianak, Aspari, S.Pd.I. mengatakan “Kegiatan sholat Subuh ini terinspirasi dari Bupati Lampung Selatan yang melantik pejabatnya dengan diawali shalat Subuh berjama’ah. Nah, saya mencoba untuk tahap awal menerapkan kegiatan shalat Subuh berjama’ah ini di lingkungan pegawai subbag yang saya pimpin. Alhamdulillah, ternyata 99% yang diundang bisa hadir. Bila memang memungkinkan, bisa saja ini menjadi program unggulan IAIN Pontianak. Sebab, sependek pengetahuan saya, ini program langka. Atas suksesnya program ini, saya wajib berterima kasih kepada Rektor, Wakil Rektor, seluruh satpam, semua kawan-kawan cleaning service dan pegawai yang hadir,” ucapnya sumringah.




2 Kasubbag IAIN Pontianak Raih “Prestasi Istimewa Sangat Memuaskan” Pada Kegiatan Diklatpim IV Di Jakarta

Pontianak—IAIN Pontianak patut berbangga. Dua Kasubbag yang diutus mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV Angkatan XXX pada 3 April s.d 21 Juli 2017 di Balai Diklat Keagamaan Jakarta,  meraih Piagam Penghargaan“Prestasi Istimewa Sangat Memuaskan”.

Dua kasubbag tersebut adalah: Aspari Ismail, Kasubbag Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga IAIN Pontianak, peserta termuda dalam Diklatpim IV angkatan XXX ini meraih predikat “Prestasi Istimewa Sangat Memuaskan (Peringkat 1)” dan Mulyadi, M.Pd, Kasubbag Tata Usaha Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak meraih predikat “Prestasi Istimewa Sangat Memuaskan (Peringkat 3)”.

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2015, Diklatpim Tingkat IV bertujuan untuk membentuk kompetensi kepemimpinan operasional pada pejabat struktural eselon IV yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahannya di instansi masing-masing.

Adapun tahapan-tahapan yang dilalui dalam diklatpim IV ini adalah: Tahap I (Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi); Tahap II (Membangun Komitmen Bersama); Tahap III (Merancang Perubahan dan Membangun Tim); Tahap IV (Laboratorium Kepemimpinan) dan terakhir tahap V (Evaluasi Progres Implementasi Proyek Perubahan).

Kasubbbag Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga IAIN Pontianak, Aspari menggagas Proyek Perubahan: “Peningkatan Peran Humas IAIN Pontianak melalui Penataan Website Tiga Bahasa dan Media Relation Humanity (Web-Merah)”. Sedangkan Mulyadi, M.Pd., Kasubbag Tata Usaha LP2M IAIN Pontianak menggagas proyek perubahan dengan judul, “Digitalisasi Karya Intelektual untuk Pendaftaran Hak Cipta di IAIN Pontianak.”

Saat dihubungi via telepon, Aspari mengatakan “Kami bersyukur mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Keberhasilan yang dicapai ini tentu saja berkat dukungan pimpinan, bimbingan widyaiswara, arahan coach, binaan mentor, dukungan semua stakeholders internal dan eksternal, dan penilaian penguji. Tak kalah penting adalah pengertian dan doa keluarga. Untuk itu, wajib saya ucapkan terimakasih yang setulusnya atas dukungan, bantuan dan doa kepada semua pihak yang telah menyukseskan proyek perubahan yang saya gagas ini,” katanya.

Adapun peserta yang termasuk dalam peringkat 10 besar dari 36 peserta adalah: Aspari (IAIN Pontianak); Wahyu Setiabudi (Kanwil kemenag Propinsi Kalbar); Mulyadi (IAIN Pontianak); Ahmad Syahroni (Sekretariat Jenderal); Rahmatillah Amin (Badan Litbang dan Diklat); H. Suviyanto (Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah); H.M. Syarif (Penyelenggaraan Haji dan Umrah); Yeni Sulserawati (Ditjen Pendidikan Islam); Lukman (Ditjen Pendidikan Islam); dan Teguh Supriadi (Ditjen Bimas Kristen).




Uji Kompetensi Pegawai Non-ASN, IAIN Pontianak Gelar Assesment

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar assesment bagi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara di Gedung Prof. Dr. H. Saifuddin Zuhri Pascasarjana IAIN Pontianak, Kamis, 20 Juli 2017. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Sub Bagian OKPP Bagian Umum Biro AUAK IAIN Pontianak.

Kegiatan assesment ini diikuti oleh 73 peserta dari 89 Pegawai Non ASN yang ada di lingkungan IAIN Pontianak. Sejumlah 16 Pegawai Non ASN selebihnya telah mendapat assesment serupa yang telah diadakan tahun sebelumnya. Materi assesment yang diujikan adalah tes psikologi yang dikoordinir oleh Layanan Psikologi Terapan Gandur. Ke-73 Pegawai Non ASN mengerjakan soal-soal dengan penuh konsentrasi yang dimulai dari 08.00 s/d 12.00 WIB.

Menurut Kasubbag. OKPP Bagian Umum Biro AUAK IAIN Pontianak, Adi Mulyono, S.Sos., “Kegiatan assesment ini dilakukan untuk manajemen Pegawai Non-ASN di lingkungan IAIN Pontianak dengan cara memetakan kompetensi pegawai yang ada, sehingga pimpinan memiliki data yang valid. Dengan adanya data yang valid tentang kompetensi Pegawai Non-ASN, Pimpinan dapat melakukan pengambilan kebijakan dan pengembangan kompetensi yang tepat sasaran sesuai spesifikasi pegawai yang ada dan kebutuhan organisasi,” jelasnya.

Kegiatan ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. H. Abdullah. Dalam sambutannya, Kepala Biro berharap para peserta mengikuti dengan sungguh-sungguh. “Saya berharap para peserta mengikuti dengan sungguh-sungguh kegiatan ini. Dengan adanya peta pegawai yang baik di lingkungan IAIN Pontianak, tentunya akan terdapat kebijakan yang tepat pula dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja Pegawai Non-ASN untuk kepentingan pelayanan IAIN Pontianak yang lebih baik lagi,” tambahnya. (Luthfy)




Program Unggulan, Rektor IAIN Pontianak Lepas 56 Mahasiswa Ikuti Kegiatan Kampung Riset

Gazebo IAIN Pontianak pada Kamis, 20 Juli 2017 dipenuhi para mahasiswa terpilih yang akan mengikuti kegiatan program unggulan LP2M IAIN Pontianak. Sejumlah 56 mahasiswa dilepas oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Hamka Siregar, M.Ag untuk mengikuti kegiatan Kampung Riset. Para mahasiswa yang diambil dari semester 4 dan 6 tersebut akan melakukan penelitian mulai dari 20 s/d 27 Juli 2017 dan ditempatkan di zona yang mewakili wilayah daratan/pedalaman, pesisir, dan perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu.

Sebelum membuka acara secara resmi, rektor menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan yang sangat langka bagi mahasiswa dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. “Ini merupakan kesempatan yang sangat langka bagi mahasiswa. Peserta yang mengikuti kegiatan ini harus memanfaatkannya dengan sungguh-sungguh. Saya berharap program Kampung Riset ini dapat menjadi percontohan bagi PTKIN yang ada di Indonesia,” harapnya.

Kampung riset bertujuan untuk melatih dan menghasilkan peneliti muda dengan mengkolaborasi antara dosen dengan mahasiswa dan memadukan antara ilmiah dan wisata. Kegiatan Kampung Riset ini merupakan program deversifikasi dari KKN (Kuliah Kerja Nyata). Mahasiswa yang telah mengikuti program ini, maka tidak perlu lagi mengikuti KKN pada tahun berikutnya.

Menurut Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs. H. Marsih Muhammad, M.Ag., “Para mahasiswa yang mengikuti kegiatan Kampung Riset ini harus melakukan riset (penelitian) dengan bimbingan dari dosen-dosen yang telah ditunjuk. Setiap kelompok harus menghasilkan 1 tulisan. Tulisan terbaik akan diundang ke Kucing SarawakMalaysia untuk dipresentasikan,” paparnya.

Ada 11 Kelompok yang akan menempati 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu Kecamatan Hulu Gurung, Pengkadan, Boyan Tanjung, Bunut Hulu, Bunut Hilir, Jongkong, Selimbau, Batang Lipat dan Badau. Rombongan Kampung Riset berjumlah 75 orang terdiri dari 3 Tim Monitoring, 6 Panitia, 10 Dosen Pembimbing, dan 56 Mahasiswa. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini ialah minimal 5 buku hasil riset lapangan dan 1 video tentang warisan budaya dan wisata Bumi Uncak Kapuas. Kegiatan ini mendukung program IAIN Pontianak untuk membuat Ensiklopedia Islamic Borneo Haritage. (Luthfy)




Pancasila Bukan Masalah, yang Bermasalah adalah yang Berpancasila. Ini Penjelasan Dr. Waryani

Selasa, 18 Juli 2017, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar pengajian pimpinan di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Pengajian ini menghadirkan Dosen Pascasarjana IAIN Pekalongan, Dr. Waryani Fajar Riyanto, S.H.I., M.Ag., sebagai narasumber yang menyampaikan materi tentang, “Manusia, Islam dan Pancasila: Personalitas, Identitas dan Finalitas.”

Latar belakang diusung materi tersebut dalam pengajian ini dianggap penting, karena selama ini kita sudah menganggung-agungkan Pancasila secara personalitas, tanpa mengkaitakannya dengan Islam dan status kita sebagai manusia. Menurut Riyanto, secara umum status kita sebenarnya dapat dibagi menjadi 3. Pertama, sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang mestinya berpancasila. Kedua, sebagai umat Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah. Ketiga, sebagai manusia secara zhahir dan bathin.

Dalam menjelaskan hal tersebut, Riyanto menganalogikan dengan hubungan manusia dengan manusia yang lain. “Apabila kita keluar dari Indonesia pergi ke Malaysia, maka yang mengikat kita dengan mereka (Malaysia) adalah status kita sesama umat Islam. Apabila kita pergi ke Vatikan, maka yang mengikat kita dengan mereka (Vatikan) bukan lagi karena kita sesama umat Islam, tetapi status kita sesama manusia. Nah, apabila kita kembali lagi ke Indoensia, maka berlaku lagi ketiga status tersebut; berpancasila, sesama manusia umat Islam dan sesama manusia,” paparnya.

Bagi Riyanto, Pancasila bukan masalah, yang bermasalah adalah yang berpancasila. “Pancasila itu bukan masalah, yang bermasalah adalah manusia yang berpancasila. Makanya yang perlu diselesaikan bukan Pancasilanya karena Pancasila itu selesai, tetapi yang diselesaikan adalah manusia yang berpancasila yang kebetulan mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam,” tambahnya.

Selanjutnya dalam menjelaskan tentang personalitas, identitas dan finalitas, Riyanto menjelaskan bahwa personalitas sesuatu yang diberikan oleh Tuhan dan pasti berbeda. Perbedaan itu bukan untuk dibedakan, tetapi untuk diharmonisasikan. Identitas itu ialah sesuatu yang bisa hilang dan rusak, sedangkan finalitas itu tidak bisa hilang dan bisa rusak.

Menurutnya, “Kampus tidak mampu mencapai finalitas, dia hanya mencari identitas. Jika, kita paham dengan finalitas, maka bukan itu yang dicari. Artinya, yang absolut ada dalam diri kita yang tidak bisa hilang dan rusak yang berasal dari Tuhan. Apabila ketiga konsep ini mampu dikembangkan di IAIN Pontianak, maka IAIN Pontianak akan menjadi percontohan karena selama ini kita hanya mengkaji agama dan ilmu (integrasi), bukan mengkaji yang beragama dan yang berilmu,” jelasnya.

Pengajian ini dibuka langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Hamka Siregar, M.Ag. dan dihadiri oleh para pimpinan di lingkungan IAIN Pontianak. Pengajian ini berlangsung dengan sangat antusias, terlihat dari beberapa pimpinan IAIN Pontianak yang turut aktif dalam diskusi dengan materi yang disampaikan.




8 Mahasiswa IAIN Pontianak Ikuti Kegiatan The 2nd BUAF di UIN Antasari Banjarmasin

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengirimkan 8 delegasi terbaiknya untuk mempresentasikan hasil riset mereka dalam kegiatan The 2nd Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF), Senin-Kamis, 17 s/d 20 Juli 2017. Forum akademik yang berlangsung di UIN Antasari Banjarmasin mengusung tema, “Contemporary Islam in The Eyes of Young Researches.

BUAF adalah forum akademik Borneo yang diperuntukkan bagi mahasiswa Strata Satu untuk mempresentasikan hasil riset yang telah mereka teliti. BUAF pertama kali digagas di IAIN Pontianak pada tahun 2016, kedua di UIN Antasari Banjarmasin pada tahun ini (2017) dan ketiga akan dilaksanakan pada tahun 2018 di IAIN Palangka Raya.

Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, S.Ag., MA., MA., “The 2nd BUAF diikuti oleh 60 mahasiswa Strata Satu dari beberapa kampus yang ada di tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand,  dan menghadirkan 4 pembicara tamu dari tiga negara juga, yaitu: Indonesia, Malaysia dan Mesir. Alhamdulillah, IAIN Pontianak tahun ini mengirim 8 mahasiswa yang lolos sebagai pemakalah di BUAF UIN Antasari Banjarmasin untuk mempersentasikan hasil riset masing-masing,” paparnya.

Warek III berharap BUAF yang sudah dimulai dari Pontianak tersebut dapat menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas karya ilmiah di Pulau Kalimantan dalam studi Islam, khususnya bagi para peneliti pemula seperti mahasiswa S1. “Keterlibatan para peneliti luar negeri seperti Sarawak, Sabah dan Brunei juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para peneliti muda, tidak hanya di Pulau Kalimantan, tapi juga Asia Tenggara dan dunia,” harapnya.

Kegiatan The 2nd BUAF tersebut dibarengi dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai Konsorsium Penyelenggara BUAF antara 4 PTKIN Wilayah Kalimantan, yaitu: IAIN Pontianak, UIN Antasari Banjarmasin, IAIN Palangka Raya dan IAIN Samarinda. Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Zaenuddin, S.Ag., MA., MA., mewakili Rektor IAIN Pontianak memaraf naskah MoU tersebut.




Proyek Perubahan, Karya Intelektual Sivitas Akademika IAIN Pontianak Peroleh Sertifikat Hak Cipta

Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art and literary). Berdasarkan Pasal 51 ayat 2 huruf f Permenristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Lembaga wajib memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan Kekayaan Intelektual (KI).

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak berkewajiban untuk memfasilitasi perolehan kekayaan intelektual tersebut sebagaimana yang diamanatkan oleh Permenristek Dikti di atas. Namun, belum ada layanan yang secara resmi diberikan oleh Lembaga untuk mewujudkan hal tersebut yang berakibat kekayaan intelektual yang pernah dihasilkan oleh segenap sivitas akademika IAIN Pontianak sebagian besar hanya menjadi arsip  dan hanya sekedar menjadi bukti fisik laporan pertanggungjawaban kegiatan. Padahal, banyak karya intelektual yang dihasilkan yang sangat berpotensi didaftarkan untuk memperoleh Hak Cipta.

Berdasar latar belakang itulah, Kasubbag. TU LP2M IAIN Pontianak, Mulyadi, S.Ag., M.Pd. sebagai Peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan ke-XXX di Balai Diklat Keagamaan Jakarta mengusung “proyek perubahan” dengan judul, “Digitalisasi Karya Intelektual untuk Pendaftaran Hak Cipta di IAIN Pontianak.” Tujuannya ialah terlaksananya digitalisasi KI sivitas akademika IAIN Pontianak untuk pendaftaran Hak Cipta, hingga memperoleh hak atas kekayaan intelektual berupa sertifikat Hak Cipta.

Ada beberapa milestone yang dilakukan oleh Mulyadi untuk mewujudkan “proyek perubahan” yang diusungnya. Dimulai dari menela’ah peraturan yang berkaitan dengan Hak Cipta, konsultasi dan koordinasi dengan pimpinan dan pihak-pihak terkait, inventarisir KI yang akan digitalisasi, sosialisasi kepada dosen dan mahasiswa, membuat standing banner di tempat pelayanan Hak Cipta, menunjuk 1 staf penerima pengajuan Hak Cipta, digitalisasi berkas ciptaan atau karya intelektual, menggunakan plagiarism checker untuk memastikan file ciptaan atau karya intelektual bukan hasil plagiat, mengecek hasil pendaftaran dan memastikan keaslian Sertifikat Hak Cipta menggunakan aplikasi QR Code Reader.

Setelah melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan proyek perubahan dari 18 Mei 2017 s/d 14 Juli 2017, terdapat 18 kekayaan intelektual sivitas akademika IAIN Pontianak yang sudah diterima sebagai hak cipta dan 6 daftar hak cipta yang masih proses menunggu approval. Di antara karya yang sudah diterima sebagai hak cipta ialah buku Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag., dengan judul, “Problematika Muamalah Di Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia: Sebuah Kajian tentang Tindakan Hukum Masyarakat Muslim Perbatasan Indonesia-Malaysia Perspektif Hukum Islam.”

Mulyadi berharap dengan adanya “proyek perubahan” ini dapat bermanfaat bagi internal IAIN Pontianak maupun masyarakat luas pada umumnya. “Saya berharap dengan adanya proyek perubahan ini dapat bermanfaat bagi seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, terutama dalam memudahkan pengumpulan bahan repository berupa data digital Karya Intelektual,” harapnya. (Luthfy)