Man I Juara Umum MTQ Tingkat SLTA, Rektor IAIN Pontianak Ucapkan Selamat

MAN I

Dalam acara penutupan Gebyar MTQ DEMA IAIN Pontianak, tingkat SMA/MA sederajat se-Kota Pontianak dan Kubu Raya, dihadiri oleh Rektor IAIN Pontianak dan sekaligus menutup serangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Maret 2015 oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Pontianak.

Dalam sambutaannya, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, mengatakan sangat menikmati lantunan ayat suci al-Quran dan mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh DEMA IAIN Pontianak. Adik-adik pandai dalam melantunkan ayat-ayat suci al-Quran, mesti juga dapat menjadikan ayat-ayat tersebut sebagai panduan dalam kehidupan.

“Semakin sering dilakukannya kegiatan MTQ, semestinya kehidupan semakin religius, banyak yang pandai melantunkan ayat al-Quran dengan baik, namun nilai-nilai didalamnya tidak begitu tampak diamalkan secara sosial. Banyak diantara kita hanya bisa memberi contoh yang baik, namun, belum menjadi contoh serta suri tauladan bagi generasi muda”, ucapnya mengingatkan.

Dengan begitu, Rektor IAIN Pontianak mengaku bangga dan mengucapkan selamat dan siap memperhatikan dengan sungguh bagi para pemenang pelantun dan penghafal al-Quran dalam kegiatan MTQ yang digelar, apa bila ingin berkuliah di IAIN Pontianak dengan memberikan jaminan beasiswa.

Dalam acara pembukaan sebelumnya, hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA,MA, menyambut baik kegiatan MTQ. Dia menuturkan IAIN Pontianak sepenuhnya mendukung, melalui kerjasama dengan fakultas, maka para juara MTQ akan dimudahkan untuk masuk di IAIN Pontianak.

Menurutnya, MTQ merupakan event syiar Islam yang sangat positif, dan menanamkan nilai-nilai al-Quran, dan dapat dijadikan agenda rutin setiap tahunnya, program ini relevan dengan wadah promosi IAIN Pontianak.

Sekarang ini Kementerian Agama RI sedang membuka pendaftaran calon mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) mulai 28 Februari s.d 25 April 2015. Bagi para pemenang lomba MTQ ini dapat mendaftar dan mengikuti seleksi melalui jalur SPAN-PTKIN secara gratis tanpa di test.

“Pada tahun ini dan mendatang banyak beasiswa akademik dan non akademik, Pada cabang Tilawah yang merupakan bagian seni adalah salah satu contoh non akademik yang bisa mendapatkan beasiswa di IAIN Pontianak”, ungkap Zaenuddin.

Penerima beasiswa sudah diperlebar kesempatan untuk penerimanya, terangnya, dari beasiswa miskin berprestasi menjadi beasiswa berprestasi yang diperuntukkan bagi siapa saja mahasiswa yang berprestasi akademik dan non akademik.

Zaenuddin menyebut, alasan adanya perubahan penerima beasiswa, berdasarkan hasil evaluasi dan analisanya, bahwa sampai saat ini peserta pendaftar beasiswa tidak maksimal, selain itu ada kecenderungan penerima beasiswa kurang serius, sehingga dijaring penerima beasiswa selanjutnya lebih kompetitif.

Jika sudah kompetitif, maka yang mendapatkan beasiswa merasa bahwa beasiswa tersebut tidak gampang mendapatkannya dan prestisius. Salah satu tujuan diberikannya beasiswa, adalah untuk mempercepat proses studi di IAIN Pontianak, sehingga tidak ada lagi mahasiswa penerima beasiswa, namun lama menyelesaikan proses studinya.

Dia berpendapat informasi beasiswa yang disampaikannya sangat penting bagi para peserta yang saat ini masih menempuh pendidikannya di SLTA, sehingga peserta dapat berlomba secara baik untuk memperoleh prestasi dalam kegiatan MTQ yang diadakan oleh DEMA IAIN Pontianak.

Pada kesempatan yang sama, Fahrul Rizal, Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, merasa bersyukur atas kerjakeras seluruh panitia dan berterima kasih kepada Kepala Sekolah yang mengirimkan utusan serta menyukseskan kegiatan ini.

“Alhamdulillah kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta. Kami bangga bisa me nyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat dan dapat berkontribusi dalam mempromosikan IAIN Pontianak” ucapnya.

Fahrul Rizal melalui DEMA berencana untuk menyiap kan kegiatan serupa akan digelar dalam event yang lebih besar dan meriah yakni MTQ tingkat SLTA se-Kalimantan Barat. Sontak hal tersebut mendapat applause dan sorakan meriah dari peserta dan pengunjung.

Gebyar MTQ Tingkat SLTA itu ditutup secara resmi oleh Rektor IAIN Pontianak pada Selasa malam, tanggal 10 Maret 2015 dengan menetapkan MAN I Kota Pontianak terpilih sebagai juara umum.




Lawatan Resmi Delegasi IAIN Pontianak ke UNIMAS dan Hikmah Sarawak, Malaysia

 Kunjungan ke UNIMAS

Empat pejabat beserta rombongan mahasiswa penerima beasiswa  Bank Mandiri dan Bidik Misi mewakili IAIN Pontianak melakukan kunjungan resmi ke Negara Tetangga Malaysia untuk mengunjungi Universitas Malaysia (Unimas) dan yayasan Hikmah Sarawak, Malaysia dari tanggal 12-15 Maret 2015.

Kunjungan yang dibagi dalam dua rombongan, yakni delegasi pejabat IAIN Pontianak, dalam hal ini di wakili oleh Dr. Zaenuddin, MA,MA., H. Khairunas, SH.MH, Dr. Ichsan Iqbal, SE.MM., dan Dr. Samsul Hidayat, MA., serta rombongan kedua adalah delegasi mahasiswa yang diwakili oleh sebanyak 32 mahasiswa penerima beasiswa mandiri dan bidik misi.

Wakil Rektor III, Dr. Zaenuddin, MA.,MA., mengatakan keberang­katan rombongan Pejabat IAIN Pontianak menuju Sarawak, Malaysia diagendakan untuk membahas kerjasama dengan Unimas, dan Hikmah. Sedangkan rom­­­­bongan mahasiswa merupakan perjalanan akademik tour yang bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa tentang kelas internasional.

“Saat ini IAIN Pontianak khususnya Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unimas dan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) bekerjasama de­ngan Hikmah”, tutur Zaenuddin.

Di dalam MoU yang ditandatangi tersebut, di­­­­­sepakati program diantaranya pertukaran dosen, lawatan mahasiswa, KKL bersama (community service) diperbatasan, penelitian dosen, dan konferensi bersama.

Dalam lawatan mahasiswa, seperti dialami Herdi, Nur Anita dan rombongan mahasiswa lainnya, berkesempatan berdiskusi secara langsung dengan mahasiswa Unimas yang memandu mereka selama berkunjung di Unimas.

Herdi Ruswinandi, dan Nur Anita, serta rombongan mahasiswa dapat melihat secara langsung suasana kampus Unimas dan Hikmah. Seperti diceritakan Herdi, merasa takjub dengan kampus yang didirikan pada tahun 1992, selain dilengkapi falitas yang bagus juga memiliki luas 99 Hektar.

“Saya sangat takjub melihat kampus ini, banyak sekali fasilitas-fasilitas yang megah, seperti lapangan golf untuk klub golf, kolam renang, bowling, stadion sepakbola, gedung basket, panggung untuk pegelaran seni, dan masih banyak lagi dengan bangunan-bangunan dan fasilitas perkuliahan lainnya”, tutur Herdi.

Menurutnya, ada yang paling “wah” yaitu Perpustakaan dengan bangunan lima lantai. Gedung ini diarsiteki oleh seorang arsitektur dari Jepang. Perpustakaan ini sangat besar layaknya seperti bangunan mall dan memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan memiliki suasana tenang dan hening sehingga kondusif untuk belajar.

Sementara, tidak jauh berbeda dengan Nur Anita, mengaku, terpesona dengan pemandangan alam yang indah dan bersih. Selain itu selama diperjalanan tampak ketertiban di jalan raya. Selain memiliki jalan yang lebar, aturan lampu lalulintas (traffic light) yang tak dilanggar.

Sesampainya di Unimas, wanita yang akrab disapa dengan Nita ini, mengaku, disambut hangat oleh tuan rumah disana, dia dan teman-temannya dibagi dalam beberapa kelompok yang dipandu satu hingga dua orang mahasiswa Unimas untuk mengelilingi kampus.

“Kampus Unimas dikenal dengan kawasan hijau, memiliki pohon-pohon, dan taman serta terdapat sungai yang terhubung langsung de­ngan desa setempat. Di atas sungai tersebut terdapat jembatan yang dikenal dengan “jembatan cinta”, dan tampak dari jembatan tersebut terdapat banyak ikan yang menghiasi aliran air sungai”, kisahnya dengan penuh keindahan.

Dari testimoni di atas yang dituturkan oleh kedua mahasiswa yang mengikuti lawatan ke Malaysia adalah bagian tugas yang diberikan oleh Zaenuddin, dan masih banyak kisah-kisah lainnya yang menginspirasi dan penting untuk diketahui guna memberikan wawasan tambahan dari sebuah kampus internasional.




Zaenuddin: Menggapai Dunia Melalui Prestasi

 Zaenuddin

Pembawaanya ­ramah, tak akan mem­­­buat orang se­­gan untuk mendekatinya sekadar bersalaman atau mengobrol panjang. Berbagai pengalaman prestasi akademik yang pernah diraih, ia bagikan kepada siapa saja. Tak heran apabila mahasiswa sangat dekat dengan sosok ini. Pada masa jabatannya sebagai Ketua Prodi Manajemen Dakwah, ia bersama-sama mahasiswanya melakukan observasi lapangan di Tayan. Ia membimbing mahasiswa mendalami dunia karya tulis ilmiah. Ia menunjukan apresiasi yang tinggi apabila mahasiswa mau berkarya, hal tersebut terbukti dengan pengantarnya sebagai ketua prodi MD dalam buku Seperti Aliran Sungai Kapuas, Tahun Baru di Ibukota: Kumpulan Cerita Pendek Mahasiswa MD.

Zaenuddin#2
Dr. Zaenuddin, MA.,MA (Warek III IAIN Pontianak)

Komunikasi yang terjalin dengan mahasiswa membuatnya tidak sulit untuk melakukan berbagai diskusi. Melalui Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Pontianak, infomasi berkenaan dengan kemahasiswaan pun diperolehnya, kegiatan Coffe Morning dan Coffe Aftenoon merupakan satu di antara kegiatan rutin yang dilakukan bersama mahasiswa. Ketika ia menambah Klub Akademik di lingkungan IAIN Pontianak, ia mengajak mahasiswa bersama-sama merancang klub tersebut yakni Klub Riset, Seni, dan Desain.

Berdasarkan Keputusan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Nomor: 01 Tahun 2014 tanggal 23 Mei 2014 Dr. Zaenuddin, MA. MA., diangkat menjadi Wakil Rektor di bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. Sejak dilantik oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag pada tanggal 26 Mei 2014,  ia resmi memangku amanah tersebut hingga tahun 2018 mendatang. Program kerja untuk memajukan IAIN Pontianak telah disiapkan.

Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik menjadi bagian terpenting dalam program kerjanya di bidang kemahasiswaan. Menurut Zaenuddin selama ini prestasi mahasiswa masih terfokus pada prestasi non akademik. Sedangkan prestasi akademik belum tergarap keseluruhan. Dosen yang aktif menulis di Jurnal ini berpendapat bah wa ruh dari mahasiswa adalah karya tulis, karenanya ia ingin mahasiswa dapat meningkatkan prestasi akademiknya dalam artikel jurnal dan penelitian mahasiswa.

“Prestasi mahasiswa ini, harus prestasi akademik dan non akademik. Kita dorong mahasiswa IAIN Pontianak menerbitkan artikelnya di jurnal IAIN Pontianak, jurnal terakreditasi nasional maupun internasional” jelas pengasuh Jurnal Al-Albab, Borneo Journal of Religious Studies ini.

Menyemangati mahasiswa dalam meningkatkan prestasi, penerima beasiswa Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) dan Fulbright ini pun menyiapkan prorgam Student Achievement Award yakni program penghargaan untuk mahasiswa yang berprestasi. Mahasiswa yang berprestasi secara akademik maupun non akademik dapat berkompetensi secara fair.

“Nanti kita buat kritera-kriteria untuk prestasi. Misalnya dalam bidang artikel jurnal siapa yang artikel jurnalnya terbit di internasional, reward-nya sekian. Apabila non akademik, siapa yang juara silat juara provinsi rewardnya sekian, kita lihat lah nanti menyesuaikan kemampuan kita. Penghargaannya tidak dalam bentuk uang tunai, tentunya beasiswa”, tambahnya.

Home Coming merupakan satu di antara program unggulan Zaenuddin di bidang alumni. Acara ini memberikan peluang kepada alumni untuk ingat kampus-pulang ke kampus. Alumni yang telah menyebar dan bekerja di berbagai daerah diyakini Zae dapat serta mempromosikan IAIN Pontianak karenanya Zae ingin memaksimalkan kontribusi alumni melalui acara pulang kampus tersebut. Tak hanya untuk kampus, lulusan Magister dan Doktor di Universitas Gajahmada Jogjakarta ini percaya ketika alumni berkumpul akan ada inovasi-inovasi yang dibentuk oleh Alumni. Membuat bisnis sesama alumni menjadi kemungkinan besar yang dapat terjadi sebagaimana ia bersama Keluarga Besar Alumni Gajahmada.

“Tidak menutup kemungkinan saat berkumpul nanti, alumni membuat inovasi-inovasi yang me­reka perlukan. Saya dengan adanya kartu Kagama dapat merasakan banyak manfaat. Mau naik pesawat, dapat diskon. Kagama mempunyai banyak program sehingga alumninya dapat merasakan berbagai fasilitas. Saya berharap alumni kita juga seperti itu”, cerita Zae sambil menunjukan kartunya.

Sejarah pengalaman Zaenuddin di dunia internasional membuat dirinya mempunyai ba­nyak kenalan. Melalui link yang ada ia membangun kerjasama dengan berbagai universitas luar negeri. Pada Maret lalu, Zae bersama Kepala Biro AUAK, Dekan dan Wadek I Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Dekan  Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, serta mahasiswa penerima beasiswa Mandiri dan Bidikmisi melakukan kunjungan ke Universitas Malaysia (Unimas) dan Hikmah , lembaga Keagamaan Malaysia. Bentuk kerjasama dengan negara tetangga tersebut ialah Konferensi Internasional, Penelitian Bersama dan Exchange Faculty yakni pertukaran dosen serta KKL Internasional di Hikmah.

“Tahun ini kita diminta untuk menambah jumlah peserta KKL, tahun sebelumnya hanya 25 mahasiswa sekarang ditambah menjadi 60 mahasiswa”. Jelas Zae yang pernah merasakan magang di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semasa kuliah Magister keduanya di Amerika.

Kerjasama dalam bentuk Exchange Student juga dilakukan di negara Gajah Putih, yakni Walailak Universty, Thailand. Selanjutnya Visiting Professor bekerjasama dengan Emory University, Amerika. Nantinya kerjasama tersebut tak hanya mendatangkan dosen dan mahasiswa dalam bentuk kunjungan melainkan tinggal untuk mengajar dan belajar di IAIN Pontianak.

Menyoal kerjasama Internasional tak lantas membuat kerjasama di tingkat lokal tertinggal. Zaenuddin berani melangkah ke luar karena kerjasama antar Perguruan Tinggi di Kalimantan Barat diakuinya telah terjalin.  Pembina Sekolah Tinggi Al-Iqra Kapuas Hulu ini menuturkan, kerjasama yang dilakukan antar kampus di Kalimantan Barat berupa pertukaran dosen, pembinaan dosen, dan mahasiswa.

“Untuk lokal kita sudah kerjasama. Di perguruan tinggi di Kalbar lah. Polnep, Al-Iqra Kapuas Hulu, STAI Mempawah. Kapuas Hulu saya memberikan pembinaan pengelolaan kegiatan mahasiswa”, tutup ayah dari Daud Aydin Anza ini.




Kejaksaan Tinggi Kalbar Memberikan Pendampingan Hukum

Kejaksaan Tinggi

IAIN Pontianak menggandeng Kejaksaan Tinggi Negeri Kalbar untuk pendampingan dan penanganan masalah hukum di bidang perdata dan tata usaha Negara. Melalui kerjasama yang ditandai dengan penandatangan MoU yang dilakukan oleh Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. Rektor IAIN Pontianak dan Kepala Kejaksaan Tinggi Kalbar, Godang Riadi, SH, MH, Selasa, 7 April 2015.

Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, IAIN Pontianak akan mendapatkan bantuan hukum dari Kejaksaan Tinggi Kalbar dalam hal pendampingan hukum bidang Perdata dan Tata usaha Negara, baik di dalam maupun di luar pengadilan.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, Rektor IAIN Pontianak, mengatakan, jika bangsa ini tidak hati-hati dalam menangani persoalan akan masuk pada fase gridlock (saling mengunci). Manusia jika dicari-cari kesalahannya dimasa lampau siapa pun itu pasti akan ketemu.

Ia mencontohkan Abraham Samad pada lima tahun yang lalu ketika dicari kesalahannya akan ketemu juga, termasuk rektor IAIN juga akan ketemu salahnya, dan tidak terkecuali termasuk jaksanya, guyon Hamka membuat peserta tertawa.

“Manusia itu sudah tempatnya salah dan dosa, jika seorang yang maksum (tiada dosa), ia bukan manusia biasa melainkan seorang nabi dan Rasul Allah”, ucap Hamka.

Salah satu upaya menjadikan IAIN Pontianak lebih baik, menjalin hubungan kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi Kalbar, mudah-mudahan dengan kerjasama ini ada proses pendampingan dari sisi hukum dalam menjalankan tugas-tugas Negara sehingga dapat sejalan sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.

Menurutnya, IAIN Pontianak merupakan tempat mendidik anak bangsa, tempat pencerahan, dalam bahasa tertentu merupakan kampus putih secara formal diisi oleh orang-orang yang beradab. Jadi, kalaupun ada kesalahan bukan merupakan sesuatu yang disengaja, akan tetapi lebih kepada kesulitan-kesulitan dan ketidaktahuan aturan.

Hamka sangat bersyukur dilakukannya MoU dengan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat, harapannya agar lebih baik dan berhati-hati dalam menjalankan segala aktivitas di kampus IAIN Pontianak dapat berjalan sesuai aturan, serta tugas yang dijalankan akan semakin baik.

Substansi dari dilaksanakan MoU tersebut, Hamka mengutip surat an-Nashr, agar IAIN Pontianak lebih sering mendapat masukan, sehingga potensi kesalahan apapun dari sedini mungkin dapat dicegah.

Sementara Kepala kejaksaan Tinggi Kalbar, Godang Riadi, SH. MH., menyambut gembira kerjasama dengan IAIN Pontianak tersebut. Pasalnya, sebagai jaksa pengacara Negara pihaknya akan selalu siap mendukung.

Menurut Godang Riadi, SH. MH., sesuai dengan UU No. 16 tahun 2004, Kejaksaan mempunyai tugas disamping sebagai jaksa penuntut umum dalam rangka penegakan hukum, juga berperan dibidang Perdata dan Tata usaha Negara. Sebagai jaksa pengacara Negara yang dapat memberikan manfaat optimal kepada instansi pemerintah, BUMN, BUMD dan masyarakat pada umumnya.

Sehubungan dengan penandatangan MoU antara IAIN Pontianak, Politeknik Negeri Pontianak, dengan Kejaksaan Tinggi Kalbar, merupakan wujud nyata dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran kedua lembaga, sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing.

Sebagai lembaga pendidikan, Godang Riadi, menyebut, IAIN Pontianak sangat berperan besar bagi masyarakat Kalbar dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang diharapkan menjadi asset bagi pembangunan daerah Kalbar.

Baginya, Kejaksaan Tinggi Kalbar berperan dalam penegakan hukum, bantuan hukum, pelayanan hukum, dan pertimbangan hukum, serta tindakan hukum lainnya. Termasuk kepada IAIN Pontianak untuk memberikan pelayanan-pelayanan hukum.

Dalam pelaksanaan tugas IAIN Pontianak, bisa saja dalam berbagai kegiatan administrasi dan pelayanan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan sengketa, baik perdata maupun tata usaha Negara, ujar Godang Riadi.

Dalam hal ini, apabila institusinya diberikan kepercayaan untuk mewakili dalam menghadapi dan me nyelesaikan sengketa perdata dan tata usaha Negara. Maka untuk memastikan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas kedua instansi tersebut akan ditentukan oleh sejauh mana sengketa-­sengketa yang ada mampu diselesaikan dengan baik, dalam arti memberikan solusi-solusi yang tepat bagi pihak yang bersengketa.

Berkenaan dengan tugas yang dapat diberikan kepada IAIN Pontianak, dalam hal ini Kejaksaan dapat memberikan pendampingan di bidang hukum terkait dengan masalah perdata dan tata usaha Negara, bukan masalah pidana, jelasnya.

Selanjutnya, menindak­lanjuti MoU antara IAIN Pontianak, Politeknik Negeri Pontianak, dan Kejaksaan Tinggi Kalbar nantinya akan ditandai dengan pemberian surat kuasa khusus (SKK) oleh kedua perguruan tinggi kepada Kejaksaan Tinggi Kalbar, kata Godang Riadi.




Sambutan Dekan Fakultas dan Direktur Pascasarjana pada Raker IAIN Pontianak

Raker 2015

Rapat kerja (Raker) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak diadakan di Aula Dekopinwil Kalimantan Barat, jalan Letjend Soetoyo No. 125, pada tanggal 10-12 Pebruari 2015. Dalam sesi pembukaan Raker IAIN Pontianak, masing-masing Dekan Fakultas TIK, SEI, UAD dan Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak menyampaikan pendapatnya dalam Raker IAIN Pontianak.

Mendapat kesempatan pertama, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd mengatakan bahwa Raker IAIN Pontianak dapat mengamankan semua kebijakan Rektor dan para Wakil Rektor (Warek) dan secara bertahap dapat melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut.

Dr. Ali Hasmy (Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak)
Dr. Ali Hasmy (Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak)

Selanjutnya ia juga mengharapkan bahwa agenda Raker ini dapat menghantarkan rencana-rencana strategis pada masing-masing fakultas dan pascasarjana terutama dalam menyiapkan peningkatan nilai akreditasi masing-masing fakultas dan pascasarjana.

Menurutnya reformasi birokrasi dan penguatan akuntabilitas perlu dilakukan, di samping perlu menyusun core belief dan core values. Tentu saja IAIN Pontianak tidak hanya menjadi kampus terkemuka di Indonesia tapi juga menjelma menjadi world class university.

Sementara Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, MA menyampaikan bahwa Raker ini penting bagi FUAD, terutama dalam menyatukan orientasi fakultas dengan orientasi IAIN Pontianak.

“Kami di FUAD berharap pihak lembaga mendukung kebijakan-kebijakan FUAD yang berbasis riset, di mana mensinergikan soft skill dan hard skill secara integral, sehingga tahun 2016 sudah berbasis produk”, ucap Samsul.

Tugas besarnya sekarang adalah memikirkan bagaimana FUAD dapat tersosialisasi dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Namun demikian, problematika yang muncul dari promosi juga perlu dipikirkan.

“Hemat saya, gencarnya promosi yang dilakukan jika tidak diiringi dengan ketersediaan SDM dosen, sementara peminat FUAD meningkat, juga akan menimbulkan masalah, kami di FUAD berharap jajaran pimpinan mendukung program-program FUAD. Saya takut motivasi yang tinggi ini tidak didukung sarana dan prasarana yang baik”, demikian Dekan FUAD menjelaskan.

Berikut menurut Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI), Dr. Ichsan Iqbal, MM, menuturkan, Raker ini jangan hanya menjadi ajang bermimpi saja. IAIN Pontianak harus menjadi perguruan tinggi yang realistis bukan perguruan tinggi yang kaya mimpi.

Tahun 2015 FSEI kita hanya akan menerima 6 kelas, namun demikian, akan memaksimalkan pelayanan.

Selain itu, Dekan FSEI menyatakan keberpihakannya pada kebijakan Warek I, Dr. H. Hermansyah, M.Ag yang menginginkan manajemen Fakultas harus berbasis akreditasi.

Kemudian, tambahnya, “SIA sudah harus kita mulai dan implementasikan”.

Terakhir, Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, Menurut Dr. Ali Hasjmi, dari Raker ini, ada rekomendasi-rekomendasi Raker yang secara strategis bermanfaat bagi pengembangan Pascasarjana IAIN Pontianak.

“Adanya SOP yang jelas dan efektivitas ICT perlu menjadi agenda. Hal lainnya, perlu maksimalisasi web sebagai media aktualisasi dosen dan mahasiswa. Pengelola Pascasarjana IAIN Pontianak juga berharap ke depan Pascasarjana memiliki program studi baru. Untuk itu, saat ini Pascasarjana telah menyiapkan verifikasi program studi”, pungkasnya.




Jasin: Semua Satker Harus Melaksanakan Reformasi Birokrasi, Pejabat IAIN Pontianak Tandatangani Pakta Integritas

M Jasin

Fakta integritas antikorupsi sebagai wujud komitmen untuk menciptakan dan mengimplementasikan good governance dan clean government. Hal ini merupakan komitmen pribadi untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada pemegangnya dengan sebaik-baik nya.

Sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan kinerja yang bersih, bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), Rektor IAIN Pontianak, Wakil-wakil Rektor, diikuti kepala Biro AUAK, dan pejabat Fakultas dan struktural lainnya menandangani pakta integritas. Ini merupakan bentuk komitmen moral semua pejabat di IAIN Pontianak dalam pelaksanaan tugas dan tang­gung jawab tugas yang melekat pada jabatan.

Irjen Kemenag RI, M. Jasin, dalam arahannya mengatakan, beberapa satker sudah membuat dokumen integritas berupa penandatangan pakta integritas yakni janji untuk jujur, dan tidak melakukan suatu penyimpangan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Beberapa waktu yang lalu, ungkap M. Jasin menceritakan, “Badan Litbang, Dirjen Pendidikan Islam, Dirjen penyeleng garaan ibadah haji melakukan hal yang sama, ini untuk apa, apakah perlu seremonial seperti ini, ujarnya bertanya? Kita perlu mengetahui potret pakta integritas secara utuh dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi”.

Jasin, mengaku, jika melihat pelaksanaan reformasi birokrasi saat ini kemenag sudah ketinggalan dibandingkan Kementerian lainnya yang telah lebih dahulu memulai beberapa tahun lalu sejak pada tahun 2007. Pelaksanaan reformasi birokrasi lebih dahulu dilakukan oleh Kementerian Keuangan, Mahkamah Agung, dan BPK.

Pada tahapan pakta integritas, M. Jasin, menerangkan, syarat untuk pengajuan untuk menjadi WBK dan WBBM pada Kementerian Agama harus mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK atas laporan keuangan.

Pada level satuan kerja unit Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, harus memilik fungsi dan peran layanan strategis, dan dianggap telah melaksanakan program-program reformasi birokrasi secara baik.

Dia menyebut, Saat ini, baru beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di lingkungan Kementerian Agama yang diikutkan pada program penilaian reformasi birokrasi, yaitu; UIN Jakarta dan Yogyakarta, IAIN yaitu Sumatera Selatan, NTB, dan Kemudian STAIN Aceh dan Jember.

Jasin menegaskan, semua harus melaksanakan reformasi birokrasi, jika belum melaksanakan program reformasi birokrasi secara baik maka tidak akan dinominasikan atau tidak dipilih dalam penilaiaan.

Saat ini Kementerian Agama memiliki 120 satker yang menjadi piloting, di kalangan kampus harus mengetahui membaca update informasi secara nasional, apa yang terjadi sekarang dan program apa yang ada di Kementerian Agama sekarang, bahwa kita harus mencanangkan, mau dinilai, dan penilaian secara priodik dan tahunan.

Semua satker dan tingkat eselon I dan II harus ikut reformasi birokrasi sesuai tingkat kesiapannya, jika tidak maka akan tertinggal dan image lembaga menjadi tidak bagus atau tidak taat dan tunduk terhadap aturan dan undang-undang baru untuk memperbaiki lembaga.

Berdasarkan Peraturan Nomor 52 tahun 2014, maka komponen pengungkitnya terdapat enam bagian, diantaranya; manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, Penguatan akuantabilitas kinerja, Penguatan pengawasan, dan penguatan kualitas pelayanan publik.

Untuk mencapai perubahan, IAIN Pontianak harus membentuk tim kerja pelaksanaan reformasi birokrasi, setiap satker setelah membuat tim kerja berhubungan secara online dengan Irjen dan Sekjen Kemenag, karena peran dari Irjen kemenag adalah penggerak integritas.

Selanjutnya adalah adanya dokumen rencana pembangunan zona integritas, yaitu perencanaan strategis masing-masing ­satker, dan dokumen pakta integritas yang telah ditanda tangani oleh seluruh jajaran.

Dokumen lainnya adalah hal-hal yang menunjukkan penataan integritas, misalnya; membuat aturan yang paling baru yang berkaitan dengan beban kerja dosen merujuk pada Permendikbud Nomor 49 tahun 2014, SKP, dan lain-lain.

Berikutnya adalah harus siap dievaluasi, secara internal dan akan dievaluasi pula oleh Irjen Kemenag, pungkas M. Jasin.




Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru TA. 2015/2016

Info Penerimaan Mahasiswa

Jalur SPMB IAIN Pontianak

Pendaftaran SPMB IAIN Pontianak:
03 s.d. 28 Agustus 2015

Pelaksanaan Tes SPMB IAIN Pontianak:
01 s.d. 02 September 2015

Tempat Pendaftaran:
Bagian Akademik dan ­Kemahasiswaan IAIN ­Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto No. 19 Pontianak Telp/Fax. (0561) 734170 Pontianak 78121

Pengumuman Hasil SPMB IAIN Pontianak:
08 September 2015

Pendaftaran ulang yang diterima Jalur SPMB IAIN Pontianak:
09 s.d. 11 September 2015

Tata Cara Pendaftaran SPMB IAIN Pontianak

Pendaftaran Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dilakukan secara langsung dengan tahapan-­tahapan sebagai berikut:

1. Membayar biaya pendaftaran seleksi sebesar Rp. 150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) melalui Bank Kalbar Syari’ah Kantor Kas IAIN Pontianak Jl. Letjen. Soeprapto No. 19 Pontianak.

2. Mengisi formulir pendaftaran seleksi dengan melampirkan berkas-berkas pendukung, sebagai berikut:
~ Foto copy ijazah yang telah di­legalisir sebanyak 2 (dua) lembar, atau Surat Keterangan Lulus dari Kepala Sekolah/Madrasah.
~ Foto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 4 lembar.
~ Formulir serta berkas pendaf­taran lainnya dimasukkan ke dalam map, kemudian diserahkan kepada panitia untuk mendapat­kan Kartu Tanda Peserta Seleksi dan Nomor Seleksi/Ujian SPMB IAIN Pontianak Tahun Akademik 2015-2016.
~ Formulir pendaftaran harus sudah dikembalikan kepada Panitia SPMB IAIN Pontianak paling lambat tanggal 28 Agustus 2015.

 Brosur 1-

Brosur 2-




Ifthar dan Tarawih Saat Malam Nuzul Qur`An di Ma`Had Al-Jami`Ah

 27.1

Dalam rangka menjadikan bulan Ramadhan menjadi lebih bermakna Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan Ifthar dan Tarawih Bersama dimalam Nuzulul Qur`an, acara ini bertempat di Ma`had Al-Jami`ah.

27.2Kegiatan ini merupakan rangkaian Program Ihya` Ramadhan yang dilaksanakan selama bulan Ramadhan 1436 Hijriah ini. Acara ini diisi dengan ceramah oleh Ustadz H. Udi Yuliarto, Lc, MA, dilanjutkan dengan buka buasa bersama dan Sholat Maghrib berjamaah serta makan malam dan Tarawih.

Hadir dalam kegiatan ini santri Ma’had Al Jamiah, mahasiswa dan dosen IAIN Pontianak, Ketua LP2M, Luqman Abdul Jabbar, M.Si, dalam sambutannya ia berharap kegiatan ini benar-benar bisa menjadi “ihya ramadhan” menghidupkan dan menyemarakkan malam-malam Ramadhan.

Ketua panitia Faizal Amin, M.Ag. mengatakan kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas keimanan, pengetahuan, semangat kompetisi dalam beribadah, dan berbagi terhadap sesama bagi masyarakat umum, semoga member manfaat dan menjadi pintu kesadaran beribadah.




Asah Soft Skill Mahasiswa Melalui Praktikum Dasar FTIK

22.1

Guna mengembangkan soft skill mahasiswa, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan menyelenggarakan Praktikum Dasar Mahasiswa yang meliputi beberapa keahlian yaitu Komputer, Ibadah dan Qiraah, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris.

Kegiatan yang dibuka pada tanggal 22 Juni 2015 kemarin diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa FTIK semester II sejumlah 440 orang. Wakil Dekan I bidang Akademik, yang dalam acara pembukaan tersebut mewakili Dekan FTIK, Eka Hendry AR, M. Si, menegaskan bahwa kuliah di dalam kelas masih belum cukup untuk mahasiswa mengasah soft skill yang diperlukan.

“Perlu ada basic treatment bagi mahasiswa untuk menguasai beberapa keahlian yang diperlukan sebagai calon sarjana IAIN Pontianak, oleh karena itu praktikum dasar menjadi bagian penting dalam pengembangan akademis di luar dari perkuliahan formal”, terangnya.

22.2Senada dengan Wadek I FTIK, Kepala Bagian Tata Usaha FTIK, Sohorman, dalam kesempatan tersebut menyampaikan progress report panitia, mengungkapkan bahwa ternyata masih ada keluhan dari masyarakat tentang keahlian yang dimiliki mahasiswa maupun alumni IAIN Pontianak.

Dari beberapa lokasi KKL yang pernah disinggahi mahasiswa IAIN, tuturnya, banyak keluhan yang menyatakan bahwa mahasiswa IAIN Pontianak masih ada yang menolak saat ditunjuk menjadi imam, khatib, hingga memimpin tahlil.

Karenanya, “Agar mahasiswa-mahasiswa FTIK mampu menguasai beberapa keahlian dasar tersebut, maka diselenggarakanlah kegiatan Praktikum Dasar, diawali dengan praktikum komputer di bulan ini, hingga beberapa bulan kedepan dengan materi praktikum yang berbeda seperti Ibadah dan Qiraah, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris,” pungkas Sohorman.




Rektor IAIN Pontianak Lakukan Pembinaan Kepada Pengurus UKM dan UKK

pembinaan ukm

Momentum bulan Ramadhan digunakan para pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak untuk melakukan kegiatan yang penuh manfaat. Selain melakukan pembinaan kepada tenaga kependidikan, pembinaan khusus tenaga kontrak, juga dilakukan pembinaan kepada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) di Lingkungan IAIN Pontianak.

Kegiatan yang digagas oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA ini dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Juni 2015 di Ruang Aula Lt.IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak. Zaenuddin mengatakan “Kegiatan ini bertujuan agar memotivasi kepada seluruh Pengurus UKM dan UKM agar dapat melaksanakan kepengurusan organisasi dengan lebih semangat dan penuh kreativitas serta spiritualitas terus terjaga.  Di samping itu juga dirangkaikan dengan kegiatan berbuka puasa bersama agar terjalin hubungan yang erat antara Rektor, Wakil Rektor, Kepala Biro AUAK, Para Dekan dengan para Pengurus UKM dan UKK” katanya.

26.2Selain dihadiri oleh Pengurus UKM dan UKK , tampak pula hadir Kepala Biro AUAK, H. Khairunas, SH. MH, para Dekan; Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd; Dekan Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, Dr. Ichsan Iqbal, dan Dekan Fakultas Adab dan Dakwah Dr. Samsul Hidayat; Kabag Akademik dan Kemahasiswaan Sumarman, S.Ag dan Kasubbag Tatausaha, Humas dan Rumahtangga, Aspari, S.Pd.I.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, didaulat untuk memberikan tausiah. Dalam tausiahnya Rektor mengajak seluruh Pengurus UKM dan UKK untuk serius dalam belajar, perbanyak membaca dan mengkaji, kembangkan tradisi akademik yaitu membaca, menulis dan berdiskusi, harus  bisa memenej waktu dengan baik antara keperluan akademik dengan tugas sebagai pengurus organisasi. Jangan sampai aktivis kampus justru telat menyelesaikan skripsi. Demikian beliau mengingatkan dengan penuh semangat.