Paper Luthfi Hidayat Ungkap Nilai Sosial Pernikahan Massal di ISPC 2025
Pontianak (iainptk.ac.id) — Luthfi Hidayat, mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, berhasil mempresentasikan penelitiannya berjudul “Dampak Sosial Pernikahan Massal yang Viral di Masyarakat” dalam ajang International Student Paper Conference (ISPC) 2025. Kegiatan ini berlangsung pada 24–25 September 2025 di kampus IAIN Pontianak sebagai tuan rumah, dengan dukungan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) dan Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU-SB), Brunei Darussalam.
Penelitian Luthfi berangkat dari fenomena pernikahan massal yang kerap menjadi sorotan publik, terutama ketika viral di media sosial. Dalam kajiannya, ia menemukan bahwa pernikahan massal memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat. Selain membantu pasangan dari kalangan ekonomi menengah ke bawah untuk menikah secara sah, kegiatan ini juga memperkuat solidaritas sosial, melestarikan budaya, sekaligus meneguhkan nilai-nilai keagamaan.
Dalam presentasinya, Luthfi memaparkan bahwa faktor-faktor yang membuat pernikahan massal menjadi viral antara lain konsep acara yang kreatif, liputan media yang luas, keterlibatan tokoh masyarakat, serta pengemasan tradisi budaya lokal dengan nilai religius. Menurutnya, fenomena ini tidak sekadar seremoni, melainkan wadah penguatan kebersamaan dan identitas sosial masyarakat.
Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., menyampaikan apresiasinya atas karya mahasiswa yang tampil di forum internasional tersebut. “Saya mengucapkan selamat kepada peserta yang sudah lolos presentasi kegiatan ISPC. Kegiatan ISPC adalah ajang akademik bagi mahasiswa mempresentasikan hasil risetnya. Kegiatan ini juga mendukung mahasiswa agar selalu berkarya dalam bidang akademik. Kegiatan ini diselenggarakan oleh tiga kampus: IAIN Pontianak, UNIMAS Serawak Malaysia, dan KUPU-SB Brunei Darussalam,” ujarnya.
Lebih lanjut, penelitian Luthfi menekankan bahwa pernikahan massal memiliki dimensi penting bagi masyarakat. Melalui kegiatan ini, pasangan mendapatkan legalitas hukum, anak-anak memperoleh kepastian hak sipil, dan masyarakat semakin sadar akan arti kebersamaan. Di sisi lain, fenomena ini juga memperlihatkan bagaimana media sosial mampu mengangkat nilai budaya dan agama menjadi tren positif.
Luthfi berharap penelitiannya dapat memberi inspirasi bagi masyarakat dan akademisi untuk mengkaji lebih jauh peran media sosial, budaya lokal, dan agama dalam memperkuat kohesi sosial. “Pernikahan massal yang viral seharusnya dipandang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga sebagai bentuk penguatan identitas dan solidaritas masyarakat,” jelasnya.
ISPC 2025 kembali menjadi ruang penting bagi mahasiswa dari tiga negara untuk memperluas wawasan, mempresentasikan riset, serta memperkaya dialog akademik internasional. Kehadiran mahasiswa IAIN Pontianak dalam forum ini menegaskan kontribusi kampus dalam melahirkan penelitian yang relevan dengan isu sosial, budaya, dan keagamaan kontemporer.