Puslitbang Penda & PTKIN Sinergi Riset dan Pengembangan Daerah 3T
Bintaro (Kemenag) — Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) bersama beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), termasuk IAIN Pontianak menandatangani dokumen komitmen bersama untuk melakukan riset dan pengembangan daerah 3 T (Terluar, Terdepan, Tertinggal).
Penandatanganan MoU yang kemudian disebut sebagai “Komitmen Bintaro” ini dilakukan bersamaan dalam kegiatan Workshop Penyusunan Panduan Riset Aksi yang diselenggarakan Balitbang-Diklat Kementerian Agama, 23 – 25 Nopember 2017, di Hotel Santika, Bintaro, Tangerang Selatan.
Menurut Kabid Litbang Pendidikan Keagamaan Muhamad Murtadlo, Minggu (26/11), selama ini, PTKIN sudah melakukan riset dan pengembangan daerah perbatasan. Namun hal itu belum menjadi gerakan nasional. Baru ada beberapa PTKIN yang berkontribusi, khususnya yang berada di daerah perbatasan seperti IAIN Pontianak, STAIN Jayapura, IAIN Manado. Sementara PTKIN lainnya, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masih sangat minim terlibat di daerah 3T.
“Komitmen Bintaro” juga sejalan dengan arahan Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, Abd Rahman Mas’ud. Dia menyarankan agar riset dan partisipasi PTKIN dalam pembangunan 3T dilakukan lebih serius dan berkelanjutan, termasuk dengan melibatkan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
Komitmen Bintaro ini berisi kesepakatan tentang empat hal. Pertama, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan bersama PTKIN yang hadir berkomitmen membuat konsorsium riset dan Pengembangan daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Kedua, untuk menjalankan konsorsium ini, ditunjuklah koordinatoriat konsorsium. Ketiga, kepersertaan konsorsium ini bersifat terbuka bagi seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik Negeri maupun swasta. Keempat, mengamanatkan koordinator untuk menyusun program dan kegiatan untuk riset dan pengembangan daerah 3T.
Hadir sebagai Penandatangan Dokumen tersebut dari Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Dr. Muhamad Murtadlo, sedangkan yang dari PTKIN adalah Dr. Waryono (Wakil Rektor UIN Yogyakarta), Dr. Jejen Muspah (Ketua Prodi Pasca Sarjana UIN Jakarta), serta perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) dari UIN Banten, Universitas Islam At-Tahiriyah, Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ Jakarta), IAIN Pontianak, IAIN Manado, IAIN Ambon, dan STAIN Jayapura.
Penandatangan “Komitmen Bintaro” sepakat menunjuk DR,. Waryono (UIN Yogyakarta) sebagai Ketua dan Dindin Hafiudin, M. Pd (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pengarah koordinator konsorsium. Sementara Balitbang-Diklat dan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama sebagai pengarah gerakan nasional ini.
Pada tahap awal, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan akan memfasilitasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa di enam lokasi daerah perbatasan, yang akan dimulai tahun 2018. Keenam lokasi itu meliputi Natuna Kepulauan Riau yang dipercayakan kepada UIN Jakarta, Atambua NTT yang dipercayakan kepada UIN Jogkarta, Entikong Kalimantan Barat yang dipercayakan kepada IAIN Pontianak, Sangihe Uyang dipercayakan kepada IAIN Manado, Skouw Papua yang dipercayakan kepada STAIN Jayapura, serta Saumlaki Maluku Tenggara Barat yang dipercayakan kepada IAIN Ambon.
“Dalam pelaksanaannya nanti, dibuka kemungkinan PTKIN yang ditunjuk untuk melibatkan Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Keagamaan lain seperti perguruan Tinggi Keagamaan Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha,” tegas Murtadlo.
Di luar itu, lanjutnya, konsorsium akan berupaya membangun komunikasi untuk melakukan kerjasama dengan lembaga dan Kementerian Negara yang mengurusi daerah perbatasan seperti Kemenko Bidang Kementerian dengan gerakan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ), Badan Pengelola Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kemendagri, dan Kemendikbud, Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
“Ikhtiar ini perlu dilakukan agar keterlibatan PTKI di Indonesia lebih optimal dalam memajukan daerah 3T,” pungkasnya. (Murtadlo)