- -

Rektor IAIN Pontianak Buka Workshop Guru Merdeka, Sekaligus MoU dengan IGI

Pontianak (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak membuka kegiatan Workshop Guru Merdeka. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) yang bekerja sama dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI). Workshop ini berlangsung pada hari Jumat 21 Februari, di Aula Syekh Abdurrani Mahmud. Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dekan FTIK beserta jajarannya.

Narasumber yang dihadirkan adalah Director of Indonesia Institute, Vicki Richardson. Selanjutnya ada Teacher of Indonesian Corpus Christi College, Susan Cooper. Narasumber dari Indonesia ada Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si., Dosen Politeknik Negeri Pontianak, Dr. Nurmala, E.S, M.Ed., Trainer Gernas Tastaka Kalbar, Lies Indrawati, S.Pd., dan narasumber terakhir dari Trainer Gernas Tastaka Kalbar, Analia Nesa, M.Pd.

Selaku Ketua Panitia Workshop Guru Merdeka, Aam Priadi, S.Pd., melaporkan “Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari dimulai dari hari ini hingga besok. Adapun peserta yang sudah mendaftar hingga hari ini berjumlah 92 orang. Terdiri dari dosen, Kepala Sekolah, Guru SD, Guru SMP, dan Guru SMA. ”

Ketua Ikatan Guru Indonesia Wilayah Kalimantan Barat, Dodi Iswanto, S.Pd., M.Pd., menyampaikan “Tema yang diangkat dalam Workshop ini adalah Guru Merdeka, alasan kami mengangkat tema ini karena kami menganggap guru harus diberi keleluasaan. Dengan begitu seharusnya guru bebas mau belajar dari mana, kepada siapa, dan sejauh apa. Sehingga guru merasa senang dalam belajar dan mengajarkan ilmunya.”

“Selain itu kita ingin melaksanakan MoU dengan IAIN Pontianak, sudah beberapa kegiatan yang kita lakukan dengan Prodi PGMI namun baru hari ini bisa terlaksana MoU. Semoga kedepan kita bisa lebih banyak menjalin kerjasama untuk kemajuan bersama” tutupnya.

Rektor IAIN Pontianak, dalam acara pembukaan menyampaikan “Saya ucapkan terimakasih dengan terlaksananya kegiatan ini, semoga menjadi item penting untuk menambah wawasan kita. Saya juga ingin mengatakan bahwa lulusan PGMI kami tahun ini yang mengikuti CPNS tidak diterima menjadi guru. Kami meminta kepada IGI dapat memberikan workshop kepada pejabat terkait, prihal ini. Supaya tidak ada diskriminasi pada lulusan PGMI di IAIN Pontianak.”

“Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebenarnya sama dengan lulusan PGSD. Malah lulusan PGMI memiliki nilai plus, dibidang agama. Tahun ini kami juga akan menyurati Kepada Daerah hingga tembus ke Menteri, untuk dapat menindaklanjuti prihal ini. sehingga pembukaan CPNS mendatang tidak terulang masalah yang serupa”. tambahnya.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto

Print Friendly, PDF & Email