Rektor IAIN Pontianak Jalin Silaturahmi Dengan Bupati Sambas, Canangkan Program Sarjana Desa
PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA beserta rombongan disambut hangat oleh Bupati Sambas, H. Satono, S.Sos.I., M.H. di Rumah Dinas Bupati Sambas, Jl. Pendidikan, Jagur, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat 79463, Jumat (29/10). Dalam kesempatan itu hadir pula Wakil Rektor II IAIS Sambas, Oskar Hutagaluh, S.Pd., M.M. dan Kepala Biro IAIS Sambas, Iwan Kusnadi, SE., M.E. Momen tersebut dijadikan sebagai sarana silaturahmi sekaligus koordinasi beberapa program yang dapat diinisiasi bersama di masa depan.
“Sebelum ke sini, kami menandatangani MoU dengan IAIS Sambas. Salah satu rencana programnya yaitu optimalisasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia di IAIS Sambas. Wujudnya dalam bentuk riset, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat. Kami juga punya harapan memiliki laboratorium sejarah keislaman Borneo. Maka dari itu kami butuh kerja sama dari berbagai pihak untuk mewujudkan itu semua. Termasuk dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas,” ujar Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA
Ia menambahkan, salah satu upaya memfasilitasi berbagai kebutuhan di masa depan, IAIN Pontianak telah mulai memikirkan kampus II yang lahannya saat ini sudah tersedia seluas 20 hektar. Selain itu lahan lainnya untuk pembangunan pesantren kampus juga telah tersedia.
“Berdasarkan riset yang saya lakukan, sebulan hanya delapan jam anak didik mendapatkan pendidikan agama di kelas, setahun 96 jam. Jika 12 tahun dari SD sampai SMA belajar agama terhitung hanya 1152 jam. Kalau dibagi 24, oleh karena dalam satu hari 24 jam, maka selama 12 tahun atau anak yang berumur 18 tahun karena masuk sekolah berumur enam tahun, maka belajar agama hanya 48 hari. Oleh karena itu dalam hal ini IAIN Pontianak menggalakkan program pesantren. Dalam rangka memberikan pendalaman agama yang lebih bagi mahasiswa, sehingga nanti tidak ada istilahnya lagi mahasiswa yang tidak bisa baca Al-Qur’an,“ jelasnya.
ia juga memiliki harapan kepada Bupati Sambas untuk dapat berpartisipasi dalam program sarjana desa. Harapannya, ketika nanti para sarjana ini lulus dari IAIS Sambas ataupun IAIN Pontianak, maka sarjana tersebut akan kembali ke desanya masing-masing untuk mengabdi, mendidik, menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya berbekal pemahaman ilmu agama yang diperolehnya selama menjalani perkuliahan.
Sementara itu, Bupati Sambas, Satono, S.Sos.I., M.H. dalam kesempatan tersebut sangat mendukung program yang berpihak pada pendidikan agama di Sambas. Selain itu yang dapat menggali potensi desa.
“Populasi Sambas kedua terbesar di Kalimantan Barat. Di daerah ini angka perceraian dan asusila semakin meningkat padahal mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Apakah Islamnya KTP atau nilai-nilai keislaman belum mengakar dalam dirinya. Maka dari itu dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Tidak bisa mengandalkan pemerintah saja. Mudah-mudahan IAIN Pontianak bisa turut andil dalam mengentaskan persoalan ini bersama,” tuturnya.
Ia berharap nantinya akan ada MoU dan kerja sama untuk menindaklanjuti beberapa program yang telah didiskusikan. Berharap segala yang direncanakan oleh kedua belah pihak dapat terwujud.
“Terima kasih banyak atas kunjungan dan sharingnya. Semoga ini bukan yang terakhir, melainkan menjadi pemicu bagi silaturahmi yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Oleh: Septian Utut Sugiatno
Editor: Omar Mukhtar