- -

Rektor IAIN Pontianak Menjadi Narasumber dalam Seminar Nasional | Pembahasan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI Sudah Final

Pontianak (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., menjadi narasumber dalam kegiatan Seminar Nasional Pekan Ngaji 5 PP. Mambaul Ulum Bata-Bata. Kegiatan ini diselengggrarakan oleh Ikatan Alumni Bata-Bata (IKABA) Kalimantan Barat. Dengan mengusung 3 tema besar. Politik Ideal dalam Peradaban Masyarakat Moderan. Reorientasi Pemikiran Islam Terkait Radikalisasi Beragama. Peluang dan Tantangan Santri dalam Menghadapi Radikalisme Agama. Kegiatan Seminar Nasional ini, berlangsung di Rumah Adat Melayu pada Rabu (08/01) pagi.

Dr. Syarif, MA., selaku narasumber dihadapat ratusan peserta menyampaikan “Ciri-ciri orang yang radikal ada empat. Pertama pemikiran dan gerakannya anti akan Pancasila dan UUD 1945. Kedua anti NKRI, ketiga Intoleren, intra atau antar umat beragama. Keempat ingin mendirikan Khilafah Islamiyah. Saya berkeyakinan pembahasan tentang pancasila, UUD 1945 dan NKRI, sudah final.”

“Radikalisme adalah orang yang memiliki pemahaman yang medalam hingga ke akar-akarnya. Saat ini yang banyak hanya orang yang fanatik, ikut-ikutan sehingga salah dalam beragama” Rektor juga mengajak peserta untuk fastabiqul khairat, seperti berbuat baik dan bersikap jujur yang semua orang suka.

“Piagam Madinah adalah cikal bakal Pancasila. Tidak ada 1 ajaran Islam yang dilarang di Indonesia. Kita bebas untuk bersyahadat, sholat, puasa, zakat, haji dan ibadah lainnya. Jangan bilang mau merubah sisitem pemerintahan Indonesia ke Khilafah Islamiyah.” Tambahnya

Pemateri yang lain Riadi Budiman, ST, MT., menyampaikan “Radikal menurut KBBI adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Jadi santri harus dibekali biar tidak menjadi santri yang radikal dalam tindakan terorisme. Santri juga harus belajar tentang piagam madinah, dengan prinsip kebebasan beragama yang sesuai kondisi di Indonesia.

Perwakilan dari Walikota Pontianak, Syahdan, M.Pd.I dalam kesempatan ini di hadapan para santri menyampaikan “Kebijakan menteri pendidikan yang baru. Tahun 2021 tidak ada lagi UAS dan UN. Zonasi tetap diberkalulan, hanya 50 % dan siswa berprestasi 30%. Serta sekarang kelulusan itu tergantung kepada sekolah dan guru yang mengajar.”

Selain itu Ketua Panitia, Ahmad Sofiyullah, M.Pd melaporkan kondisi Pondok Pesantren yang menjadi cikal bakal ikatan Alumni ini berkata ” Jumlah santri per hari ini 10.400 di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata. Pondok Pesantren sedang berusaha dan mewujudkan peningkatan potensi santi. Agar santri bata-bata memiliki kemampuan yang multi dimensi. Selain pengembangan kegiatan formal, pondok ini juga mengembangkan akselerasi keilmu dan penguasaan 8 bahasa Internasional. Tujuannya untuk menggali potensisi santri agar dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.

“Kami mewakili jajaran panitia berterima kasih sebesar-besarnya. Kepada rektor IAIN Pontianak, yang mau menjadi narasumber dalam kegiatan ini. Berbagai kegiatan disiapkan oleh panitia yang dimulai dari tanggal 08 hingga 18 Januari. Salah satunya Seminar Nasional ini. Kami juga meminta maaf karena Pak Fahri Hamzah tidak bisa menghadiri acara seminar hari ini dan berjanji akan diganti dengan kegiatan lainnya.”

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto

Print Friendly, PDF & Email