Rektor Sampaikan Wawasan Kebangsaan dan Moderasi Beragama pada Dialog Publik IPNU Kalbar

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Rektor IAIN Pontianak menjadi pembicara dalam kegiatan Dialog Publik, yang bekerjasama antara IAIN Pontianak dengan Majelis Alumni IPNU Kalbar, DPD-RI Dapil Kalbar, dan Badan Intelijen Negara di Daerah Kalbar. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa (20/12/2021) di Aula Gedung Rektorat Lantai 4.

Dialog ini mengangkat tema “Wawasan Kebangsaan dan Moderasi beragama dalam Upaya Menangkal Radikalisme dan Terorisme.” Sehingga kegiatan ini layak untuk menghadirkan Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag., MA karena beliau sudah diamanahkan menjadi master training moderasi beragama dari Kementerian Agama.

 

Turut menjadi Narasumber dalam kegiatan ini anggota DPD-RI Dapil Kalbar, Drs. H. Sukiryanto, S.Ag yang juga merupakan alumni dari IAIN Pontianak. Selain itu juga ada Kepala Badan Intelijen Negara di Daerah Kalbar, Brigjen Pol Rudi Tranggono S.ST., M.K.

Rektor IAIN Pontianak, sebelumnya sudah menyampaikan prihal moderasi beragama di lingkungan dosen dan pegawai di IAIN Pontianak, kali ini di hadapan peserta yang mayoritas mahasiswa. “Saya menjadi master training moderasi beragama dari Kementerian Agama. Berharap, kalian juga dapat menjadi juru bicara. Kita berada di wilayah akademik. Harus mampu sharing tentang pemahaman-pemahaman beragama,” ungkap beliau menyemangati.

 

Beliau menyadarkan bahwa “Banyak orang yang tidak mendalami agama, banyak orang yang berprasangka buruk, begitu juga berprasangka dengan Moderasi Beragama. Beragama itu harus menyebarkan kedamaian, tidak boleh melampawi batas atau keluar frame. Kita sama-sama datang dari Tuhan dan sama-sama memiliki potensi berbuat baik.”

Bagi yang dalam dirinya ingin melakukan makar, beliau mengingatkan “Tidak ada 1 ajaran Agama Islam-pun yang dilarang di Indonesia. Jadi tidak perlu merubah 4 pilar kebangsaan, semua itu sudah diatur (red: diwariskan) oleh founding fathers.” Beliau juga meminta kepada mahasiswa untuk menjadi anak-anak yang baik dan membanggakan orang tua, jangan berfikir sempit, jangan mendalami dan belajar agama hanya dari medsos. Tanyakan dan diskusikan juga kepada dosen-dosen yang paham dibidangnya.

 

Ketua Majelis Alumni IPNU Kalbar, Suhut Usnata dalam kegiatan pembukaan ini menyampaikan kepada para peserta Dialog Publik, untuk menyerap dengan baik ilmu yang akan didapatkan, karena ilmu seperti ini sulit untuk didapatkan dibangku perkuliahan. Beliau juga menyampaikan nasionalisme yang dilakukan oleh NU tidak diragukan lagi dari awalnya berdiri hingga saat ini.

 

Kepala Badan Intelijen Negara di Daerah Kalbar, dikesempatan kali ini mengungkapkan “Kita sebagai warga negara Indonesia harus sadar bahwa, kita juga warga negara dunia. Jangan hanya berfikir Pontianak saja atau diri sendiri saja, tapi harus berfikir secara global.” beliau juga menyampaikan informasi-informasi global yang dampaknya juga dapat dirasakan di Indonesia mulai dari berbagai macam aliran keagamaan, perang ekonomi, peran politik, hukum, dan kesehatan yang saat ini menjadi perhatian dunia.

 

Berkaitan dengan kondisi di Kalbar beliau mengingatkan “Kita berada diperbatasan antar negara, masih ada kasus penyelundupan manusia, penyelundupan narkoba.” Beliau juga tidak memungkiri masih adanya sikap intoleran terhadap sesama agama dan suku di beberapa daerah di Kalbar. Aliran keagamaan yang mengaku dirinya Islam, namun tak sesuai ajaran Islam juga masih ada hingga saat ini. hal ini bisa mengganggu kehidupan beragama dan bernegara kita. Sejarah konflik juga masih jadi tantangan di masyarakat-masyarakat Kalbar.

 

Sukiryanto, S.Ag mengingatkan kepada peserta yang mayoritas mahasiswa “Kita bisa terus belajar tentang wawasan kebangsaan dan moderasi beragama. Mencegah radikalisme dan terorisme itu dapat diatasi dengan cara moderasi beragama. Kita sebagai generasi milenial, harus dapat memahami apa tujuan dari moderasi beragama itu. Kita berada di negara dengan beribu-ribu Suku, didalam Suku terdapat berbagai agama.” Beliau juga mengajak, “Ayo kita tanamkan diri kita, kita adalah kaula muda yang harus belajar. Bukan hanya belajar di Prodi kita saja, tapi kita harus meluaskan wawasan kita,” pungkasnya.

Penulis : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar