Sambutan Menteri Agama RI; Kemenag Konsisten Tingkatkan Kualitas PTKIN dari Waktu ke Waktu

Menteri Agama RI

Mengawali pidatonya Menteri Agama RI, Prof. KH. Lukman Hakim Saifudin, pada acara peresmian 3 gedung di IAIN Pontianak yang terdiri dari Gedung Kuliah 5 setengah lantai, Gedung Praktikum Ibadah dan Masjid, dan Gedung Lapangan Futsal Indoor pada tanggal 2 Maret 2016, mengapresiasi Rektor dan civitas akademika IAIN Pontianak yang memiliki progres yang cukup baik melihat dari perkembangannya sejak perubahan status menjadi IAIN Pontianak.

Dalam pembuka pidatonya Lukman menyampaikan ucapan terima kasih dengan bantuan dana sebesar 1 Milyar yang diberikan oleh pemerintah provinsi Kalimantan Barat kepada IAIN Pontianak. dana itu, pesannya, tidak hanya digunakan untuk meningkatkan kinerja, akan tetapi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan IAIN Pontianak kepada masyarakat.

“Dalam waktu yang tidak lama IAIN Pontianak juga dapat meningkatkan kualitas dan kapasitasnya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Pontianak. karena secara khusus Kementerian Agama memiliki misi terhadap kualitas pendidikan Perguruan Tinggi Keagamaan dari waktu ke waktu terus meningkat” kata  Lukman.

Lukman memberi pandangan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agama dan pendidikan keagamaan menduduki posisi vital dan luar biasa pentingnya. Masyarakat Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka sudah dikenal sebagai masyarakat yang religius, apapun etnisnya menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.

DSC_1217

Bangsa Indonesia bukan dikenal sebagai bangsa yang sekuler dengan memisahkan kehidupan beragama dan bernegara, melainkan keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, walaupun kedua merupakan entitas yang berbeda namun tidak bisa dipisahkan seperti sekeping mata uang logam yang memiliki dua sisi yang bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan begitulah relasi antara Negara dan agama di Indonesia.

“Oleh karenanya di tengah-tengah kemajemukan dan pluralitas dengan wilayah geografis yang sedemikian luas dan besarnya kita sebagai sebuah bangsa, agama memiliki fungsi dan peran yang menyatukan bangsa Indonesia dengan semangat keberagamaan dan cara pandang yang tercermin dalam perilaku dan tindakan bahwa semuanya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama”, jelas Lukman.

Kalaulah ada belakangan ini, paparnya, muncul fenomena konflik sosial baik langsung ataupun tidak langsung berkaitan mengatasnamakan agama. Sesungguhnya itu merupakan sesuatu yang tidak benar karena semua nilai agama memiliki tujuan agar manusia bisa terpelihara dan terjaga harkat dan martabatnya. Jadi, agama sebenarnya untuk manusia. Jika ada perilaku yang merendahkan nilai kemanusian maka itu adalah bertolak belakang dengan esensi agama dan menjadi kewajiban kita semua untuk mengajak, merangkul dan membimbing mereka kembali.

Pada kesempatan tersebut Lukman mengajak khususnya umat Islam dan umat beragama yang lain bahwa dakwah atau misi agama harus kembali pada “ruh” dan esensinya untuk mengajak untuk bertindak ke arah kebajikan.

Dalam kontek Kalimantan Barat secara keseluruhan kehidupan masyarakat yang hetrogen, Lukman berharap IAIN Pontianak bisa menjadi salah satu PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri) yang bisa menyediakan spesifikasi kajian multi kultural dan bisa dijadikan ciri IAIN Pontianak.

“Saya sangat optimis dengan SDM dan letak geografis Kalimantan Barat dapat menjadi modal utama dan  IAIN Pontianak bisa menjadi posisi terdepan dengan ciri tersebut”, tambah Lukman.

Print Friendly, PDF & Email