- -

Seminar Nasional Radikalisme dalam Perspektif Islam ada yang Halal dan Haram

Pontianak (iainptk.ac.id) — Seminar Nasional dengan tema Radikalisme dalam Perspektif Islam, diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Pontianak. Seminar ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 5 Februari di Aula Syech Abdurrani Machmud IAIN Pontianak. Turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga. Narasumber, pimpinan di lingkungan IAIN Pontianak dan mahasiswa yang menjadi peserta dalam kegiatan ini.

Muhammad Ali Fahmi selaku Ketua Dema IAIN Pontianak menyampaikan “IAIN Pontianak merupakan Kampus Islam Negeri satu-satunya di Kalimantan Barat. Maka layak hari ini IAIN Pontianak menjadi salah satu tempat, untuk melahirkan pelopor penangkalan Radikalisme yang ada di Kalbar ini. Tema ini merupakan keinginan kami, untuk menggaungkan bagaimana kampus bisa menangkal radikalisme.”

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menuturkan “Ketika kita membicarakan Radikalisme, sepertinya kita ingin mengikis, menghindari, bahkan membuang sejauh mungkin radikalisme dari kampus IAIN Pontianak. Sebenarnya ketika ada niat untuk membuang jauh-jauh radikalisme itu, orang yang paling tersinggung itu adalah dosen Filsafat. Karena dalam filsafat radikalisme itu justru ditanamkan.”

Beliau yang juga merupakan dosen Filsafat melanjutkan “Radikalisme merupakan suatu pemahaman, pelajaran, yang mengajak orang untuk berfikir secara mendalam sampai akar persoalan. Sebenarnya kata radikalisme yang berasal dari kata Radix mengandung suatu hal yang positif. Radikal itu adalah suatu bentuk dari sifat kritis, kita tidak mungkin menikmati ilmu pengetahuan kalau tidak ada bentuk pemikiran yang radikal. Karna kita sudah benci kata radikalisme, kita harus membuat garis hijau yang bisa membedakan radikalisme yang halal dan yang haram.”

“Radikalisme menjadi haram ketika mempengaruhi sikap kita yang mengarah ke hal negatif. Radikalisme yang negatif anti akan keterbukaan, anti kepada pemikiran orang lain, hari ini kita bongkar dan melihat dalam perspektif Islam. IAIN Pontianak akan terus bergerak menangkal radikalisme yang dapat merusak kerukunan kita.” Tegasnya.

Salah satu narasumber dalam kegiatan ini adalah KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag selaku Rais Syuriyah PBNU menyampaikan “Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Wakil Rektor.  Bahwa radikalisme itu tidak selalu negatif, akan tetapi ada yang negatif dan positif, ada yang halal dan ada yang haram. Termasuk radikalisme yang halal menurut Islam adalah manakala seseorang ingin Islam secara Kaffah, yang tidak hanya melakukan hal-hal yang diwajibkan, tetapi seluruh perkara-perkara yang disunnahkan. Tidak hanya meninggalkan yang haram, namun yang makruh-pun ditinggalkan. Akan tetapi orang seperti itu tidak boleh memaksa orang lain sama dengan dirinya, karena itulah yang menjadi persoalan”.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto dan Abd. Hasan

Print Friendly, PDF & Email