Siti Khadijah Ungkap Pola Hidup Konsumtif akibat Pinjaman Online di ISPC

Pontianak (iainptk.ac.id) — Suasana akademik internasional terasa hangat di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak saat menjadi tuan rumah International Student Paper Conference (ISPC) on Islamic Studies and Social Science pada 24–25 September 2025. Konferensi bergengsi ini mempertemukan mahasiswa dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam untuk berdiskusi, bertukar gagasan, serta mempresentasikan hasil riset terkini.

Peserta hadir dari berbagai perguruan tinggi, di antaranya IAIN Pontianak, Universitas Tanjungpura (UNTAN), Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP), Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), serta Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU-SB). Acara dibuka secara resmi di Aula Abdul Rani IAIN Pontianak dengan penuh khidmat, kemudian dilanjutkan dengan presentasi makalah di Gedung Terpadu Pascasarjana.

Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., dalam sambutannya menegaskan pentingnya forum internasional ini bagi mahasiswa. “Kami mengucapkan selamat kepada para peserta yang sudah lolos presentasi. ISPC bukan hanya wadah untuk menampilkan hasil riset, tetapi juga ruang kolaborasi akademik internasional yang mendorong mahasiswa terus berkarya,” ungkapnya.

Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah Siti Khadijah, mahasiswa IAIN Pontianak, yang membawakan paper berjudul “Pinjaman Online sebagai Debttrap dalam Masyarakat Urban dan Sub-Urban: Perubahan Pola Hidup Konsumtif.” Presentasi ini disampaikan pada Room 2 Sesi 2 dan mendapat respons hangat karena mengangkat fenomena yang dekat dengan kehidupan masyarakat modern.

Dalam pemaparannya, Siti menjelaskan bahwa pinjaman online sering dianggap sebagai solusi praktis, namun pada kenyataannya justru menjadi jebakan utang (debttrap). Ia menilai, banyak masyarakat urban maupun sub-urban terjerat bukan karena kebutuhan mendesak, melainkan dorongan gaya hidup konsumtif. “Pinjaman online terlihat praktis, tapi di balik itu banyak orang kehilangan kendali atas keuangannya dan terbebani utang berkepanjangan,” jelasnya.

Topik ini sejalan dengan tema besar ISPC 2025, “Sains, Lingkungan, dan Masa Depan Peradaban Global.” Menurut Siti, fenomena pinjaman online mencerminkan bagaimana teknologi keuangan mengubah pola konsumsi masyarakat secara drastis, sekaligus menjadi tantangan global yang perlu dicarikan solusi.

Kolaborasi lintas negara dalam ISPC 2025 menegaskan semangat pertukaran gagasan di ranah akademik internasional. Partisipasi mahasiswa seperti Siti Khadijah membuktikan bahwa isu-isu lokal dapat diangkat menjadi wacana global yang relevan. Melalui forum ini, IAIN Pontianak tidak hanya berperan sebagai tuan rumah, tetapi juga menjadi jembatan bagi generasi muda Asia Tenggara untuk memperluas wawasan, memperkaya perspektif, serta memperkuat kontribusi ilmu pengetahuan bagi masyarakat dunia.