Studium General FTIK

DSC_6410

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, mengadakan kegiatan stadium general angkatan kedua dengan tema “Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia”. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 25/11/ 2015 di  Ruang Teater Gedung Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan Studium General angkatan kedua ini berjumlah 200 orang. Rata-rata semua peserta adalah mahasiswa baru dari semua jurusan yang ada di FTIK. Tema yang diusung oleh panitia ini sangatlah bagus dan sesuai dengan visi dan misi FTIK IAIN Pontianak yang diturunkan langsung dari IAIN Pontianak yaitu menjadi pusat pengembangan tenaga pendidik dan pendidikan yang unggul terkemuka dan terbuka dalam riset keilmuan, keislaman dan kebudayaan Borneo. Oleh karena itu untuk tema-tema berikutnya tidak akan terlepas dari riset konsep keislaman.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)  IAIN Pontianak sangat berharap kepada para peserta yang mengikuti kegiatan Studium General angkatan kedua ini khususnya untuk mahasiswa baru agar dapat mengambil hikmah dari penyampaian materi yang akan diberikan oleh Prof. Dr. Suparman Syukur,MA agar bisa menjadikan materi hari ini menjadi kajian riset kependidikan untuk kedepannya agar sesuai dengan visi dan misi FTIK IAIN Pontianak yang unggul, terbuka dan terkemuka di Indonesia.

DSC_6394Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. mengucapkan selamat datang dan sangat berterima kasih kepada Prof. Dr. Suparman Syukur, MA yang dengan bersedia membagi ilmu kepada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak pada hari ini.  Rektor berharap, mudah-mudahan dengan terselenggarakannya kegiatan stadium general ini  kedepannya mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dapat menjadi harapan pendidikan Islam untuk arah yang lebih baik lagi.

Prof. Dr. Suparman Syukur, MA selaku Warek III UIN Wali Songo Semarang pada pertemuan tersebut mengusung materi “Kesadaran Teologis” yang terbagi dalam beberapa sub-sub bagian diantaranya pertama tuntutan konstruksi ideal yakni teoritis, praktis, dan realistis. Tantangan bagi kita semua adalah bagaimana kita menggabungkan antara teori, praktek dan realitas. Jadi hal yang paling terpenting dari teori ini mempunyai konsep terdepan artinya segala teori-teoritis yang terambil dari al-Qur’an dan sunnah yang diambil dari pemahaman hermeneutika untuk memahami al-Qur’an dan hadist lalu dihubungkan dengan praktek sosial lalu menjadi kebutuhan hidup kita, itu yang akan menjadi tuntunan dan tuntutan kita. Kalaulah mahasiswa ingin masuk surga maka buktikanlah dalam dunia nyata, kalau tidak kita buktikan dalam dunia nyata maka tidak mungkin negara Indonesia mampu bersaing dengan negara lainnya.

Dalam teori ada dua tahap yang harus kita kerjakan yang pertama kalau S1 a’limu muta’alim yang berarti tidak sedekar mencari nilai akan tetapi seorang mahasiswa yang lulusan UIN maupun IAIN  diwajibkan untuk bisa berbahasa Arab dan bahasa Inggris, akan tetapi apabila mahasiswa lulusan UIN maupun IAIN tidak bisa berbahasa Arab dan bahasa Inggris maka mahasiswa tersebut dikatakan lulusan bencana, karena semua itu bertujuan untuk modal bersaing dengan universitas-universitas lainnya. Kedua yaitu kesadaran mengemban amanah kekhalifahan dimana apa bila kita menjadi khalifah maka kita akan menjadikan al-Qur’an dan hadist menjadi kehidupan atau dikenal dengan living al-Qur’an dan living al-Hadis.

Print Friendly, PDF & Email