Tips Sederhana Membuat Skenario Film Bersama Faldin Marta

faldin#2

Humas – Penulis naskah film (skenario) kondang, Paldin Marta berbagi cerita dan memberikan tips singkat dalam membuat film. Kesempatan itu didapat mahasiswa KPI dan peserta workshop sinematografi yang bertemakan “dibalik film” Jumat 6 Juni 2014 di UPT IAIN Pontianak.

Faldin mengatakan sebuah skenario yang baik adalah pondasi utama bagi film yang baik. Apapun ceritanya, bila struktur dramatis telah disusun dan ditempatkan dengan tepat, maka skenario itu akan memiliki pondasi yang kuat bagi hasil akhir sebuah film.

Dia berpendapat, membuat film adalah upaya memvisualisasikan apa yang menjadi keinginan atau imaginasi kita. Film tidak akan bisa terjadi atau tidak bisa kita buat tanpa ada skenario.

“Ibaratkan bangunan, maka skenario adalah batu kali sebagai dasar atau landasannya. Tanpa landasan yang baik maka semuanya akan runtuh, semua butuh ilmu untuk menatanya, ilmu itu adalah struktur”, ucap dia.

Dalam membuat skenario, dia mengilustrasikan, sama seperti bangunan yang terdiri dari struktur bangunannya, gambar, sket, dan bahan-bahan yang baik. Demikian juga dengan skenario, harus punya ide, struktur cerita, upload dan ending yang baik.

Sederhana saja, dan jangan takut untuk memulai, tutur Faldin. Ia justru menilai, halangan yang paling besar itu memulai. “diibaratkan kalo menulis itu seperti membenturkan kepala mesin ketik, kita harus bergumul dan berani untuk mewujudkan imagin dalam bentuk visual”, lanjut Faldin.

Sebagai penulis naskah film yang berpengalaman, Faldin justru menekankan untuk tidak takut membuat suatu karya skenario, secara teknis skenario bisa dibrowsing, imbuhnya. “Namun yang harus dipikir lebih awal adalah ide apa yang akan kita sampaikan, dan niat apa yang akan dituturkan kepada penonton nantinya”, ungkapnya.

Ia menilai modal utamanya cerita, selanjutnya membuat susunan adegan. Struktur pertama yang harus dipikirkan adalah membelahnya menjadi bagian-bagian yaitu opening, klimaks dan ending. Jadi sebenarnya struktur utama skenario itu sederhana, pengenalan, masalah dan penyelesaian.

Pada umumnya, dia menyebut, di luar itu ada juga pakem yang tidak linear, dalam arti setelah kita bikin yang linear; pengenalan, action, dan ending. Kita bisa acak lagi ending bisa didepan, atau klimak ditengah, dan atau konflik dibelakang. Namun tetap saja kita harus bekerja secara linear dulu, agar cerita kita terang dan apa yang kita inginkan bisa dibaca oleh sutradara dalam eksekusinya nanti begitu produksi.

Ia kemudian membuat gambaran tiga lapisan struktur tersebut. Dari opening ke klimaks, paparnya, ada saja cerita-cerita atau adegan-adegan yang mengantarkan kita pada konflik, itu disusun. Lalu dari klimaks ke ending disusun lagi. “Cuma itu aja, kerja skenario sebenarnya gampang” ucapnya meyakinkan.

Diakuinya, semua itu teknis bisa dibrowsing atau bisa didownload. Permasalahannya adalah ide apa yang memang universal dan bisa menarik hati setiap penonton, inilah yang disebutnya impek.

Baginya, genre film ada bermacam-macam, “semua pada tujuan akhirnya adalah visi kita, apa yang ingin ditunjukkan, entah itu horor, drama percintaan, biografi, action drama komedi, action film budaya”, papar Faldin.

Print Friendly, PDF & Email