Warek I IAIN Pontianak Berikan Motivasi pada Peserta Serdos

Sebanyak 1500 kuota sertifikasi dosen (serdos) disediakan pemerintah bagi dosen PTKIN/PTKIS se-Indonesia. Berkenaan hal tersebut Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan serdos, Kamis (30/8/2018) di Ruang Rapat Senat, Gedung Rektorat Lantai II. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum dengan didampingi oleh Ketua LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag dan Sekretaris LPM, Dr. Zulkifli, MA. Sertifikasi Dosen kali ini diikuti sebanyak 9 peserta. Pada tahun 2018 kuota serdos untuk Kementerian Agama bertambah tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Operator Serdos IAIN Pontianak, Helva Zurayah, M.Pd mengungkapkan jika beberapa tahapan sudah dilaksanakan oleh dosen. Mulai dari tahapan seleksi administrasi hingga akhirnya pada hari ini yaitu tahapan pengisian penilaian wawasan Islam kebangsaan dan persepsional dari atasan dan teman sejawat. Jika lulus dalam tahap ini dosen akan melanjutkan ke tahap portofolio atau deskripsi diri. Kegiatan serdos ini telah berlangsung mulai bulan Juni hingga nantinya berakhir di bulan November 2018.

Dalam sambutannya Ketua LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag mengatakan “Berapa banyak dosen yang telah tersertifikasi di IAIN Pontianak memiliki kontribusi terhadap mutu akreditasi jurusan maupun fakultas bahkan perguruan tinggi. Nilainya 2 % dari keseluran nilai yang ada. Jadi jika banyak dosen yang belum sertifikasi, hal ini dapat mengurangi penilaian akreditasi itu sendiri. Maka dari itu kami berharap kepada para peserta untuk serius dan semangat dalam mengikuti seluruh tahapan ini. Kepada para penilai kami mohon untuk menilai secara objektif dan mempertimbangkan segala aspek dari penilaian itu sendiri.” ungkapnya.

Sementara itu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum mengibaratkan sertifikasi dosen ini dengan salah satu teori belajar dari UNESCO yakni learning to live together atau belajar untuk hidup bersama. Saling menilai satu sama lain, saling menghargai, saling terbuka, dan menghormati satu sama lain.

“Mudah-mudahan dengan adanya penilaian sertifikasi dosen ini dapat menghadirkan bapak ibu sebagai dosen ideal yang disenangi teman sejawat, dosen yang mensupport kegiatan pimpinan, dan dosen yang menjadi ‘idola’ bagi mahasiswanya yang membuat mereka menjadi manusia dengan ilmunya. Semua yang kita lakukan ini bukan hanya untuk kebaikan kita sendiri. Namun lebih dari itu, semua ini untuk kebaikan kampus kita tercinta.” tutupnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail