Pesan Moderasi Islam dalam Manuskrip Kalbar

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– Moderasi Islam menjadi tema yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengusung moderasi beragama sebagai sesuatu yang mesti disebarkan oleh semua keluarga besar Kementerian Agama.

Menindaklanjuti hal tersebut, IAIN Pontianak sebagai salahsatu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang berada dinaungan Kementerian Agama, menyosialisasikan moderasi Islam sebagai materi penting yang disampaikan kepada mahasiswa baru dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), yang digelar pada Senin-Kamis, (26-29/8) di kampus IAIN Pontianak.

Dr. Erwin, M,Ag, menjelaskan, “Paradigma Islam Wasatiyah semestinya menjadi corak paham keagamaan mainstream umat Islam di Indonesia dan dunia kampus. Dipandang urgen seiring dengan semakin kuatnya indikasi bergesernya gerakan keislaman di negeri ini ke kutub kiri ataupun kutub kanan. Pergeseran ke kutub kiri memunculkan gerakan liberalisme, pluralisme dan sekularisme dalam beragama. Sedangkan pergeseran ke kutub kanan menumbuhkan radikalisme dan fanatisme sempit dalam beragama” papar seorang dosen IAIN Pontianak itu ketika menjadi narasumber materi Islam Wasatiyah.

“Islam wasatiyah disebutkan al-Qur’an sebagai ‘ummatan washatan’ (Qur’an 2:143). Umat seperti inilah yang dapat dan mampu menjadi saksi kebenaran bagi manusia lain. Ummatan wasatan adalah umat yang selalu menjaga keseimbangan, tidak terjerumus ke ekstrimisme kiri atau kanan, yang dapat mendorong kepada tindakan kekerasan” ujar doktor lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut.

Maharaja Imam Sambas seorang Ulama Kalimantan Barat tempo dulu pernah berpidato dalam Pertemuan Ulama Borneo Barat tahun 1948. Berikut ini setidaknya dikutip tiga pesan penting Imam Sambas dimaksud “Islam adalah agama mudah dan menghendaki kemudahan”.

“Allah menjadikan Islam sebagai jalan untuk menyempurnakan segala hal-ihwal ruh dan jasad supaya jadi wasilah kebahagian dunia dan akhirat. Islam datang untuk kemaslahatan manusia. Islam adalah agama tauhid dan ijtima’. Karenanya ia melarang bersalah-salahan dan berpecah belah…Inilah asal bala’ (kecelakaan) bagi umat pada agamanya dan dunianya”.

“Muslim Borneo Barat wajib memperhatikan pemeluk agama lain yang sudah lama bergiat dan bekerja sunguh-sungguh mengembangkan agama mereka di negeri kita hingga ke pelososk-pelosok negeri dengan tenaga dan harta mereka”

“Demikian beberapa pesan moderasi Islam yang ditemukan dalam manuskrip. Artinya ulama Kalimantan Barat sejak tahun 1948 itu sudah jauh memikirkan tentang pentingnya moderasi beragama” terang pria kelahiran Kabupaten Sambas itu.

Penulis: Ishak
Editor: Aspari Ismail

Print Friendly, PDF & Email