Dekan Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan (FTIK), Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd., mengatakan Pada hari ini Selasa, 2 Juni 2015 peserta yudisium patut bersyukur kepada Allah SWT, karena FTIK kembali melakukan yudisium bagi putra putri kita yang telah menamatkan studinya.
FTIK meyudisium sebanyak 194 orang mahasiswa, yang terdiri dari 181 lulusan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 13 lulusan pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Meskipun FTIK telah memiliki 4 Jurusan, namun 2 Jurusan merupakan Jurusan baru yang belum melahirkan lulusan.
Dari waktu ke waktu lulusan dari FTIK terus bertambah terutama dari segi jumlah lulusannya. Dekan FTIK berharap, penambahan jumlah ini hendaknya berjalan seiring dengan peningkatan kualitas lulusan dari FTIK.
Kami terus menerus berupaya, ujarnya dalam pidato yudisium, memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan Pendidikan dan Pengajaran di Lingkungan FTIK, agar lulusan yang dihasil dari lembaga pendidikan ini dapat mencapai setidaknya 4 standar minimal sebagai seorang pendidik yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Menurut Lailial yang akrab disapa Laili, guru yang profesional memiliki kriteria: Pertama, kompetensi pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis.
Kedua, kompetensi profesional yang harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
Ketiga, kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya dan civitas akademika di kampusnya untuk mengembangkan kampusnya.
Keempat, kompetensi kepribadian. Kompetensi ini terkait dengan guru sebagai teladan, beberapa aspek kompetensi ini misalnya: (1) dewasa, (2) stabil, (3) arif dan bijaksana, (4) berwibawa, (5) mantap, (6) berakhlak mulia, (7) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (8) mengevaluasi kinerja sendiri, (9) mengembangkan diri secara berkelanjutan, dan (10) mampu berpikir secara strategis dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif untuk mewujudkan visi dan misi hidup anda.
Kami berharap ijazah kesarjanaan yang diterima nantinya terpatri dalam raga sarjana FTIK menjadi soft-skills untuk mengokohkan dan menguatkan kepribadian Saudara-Saudara dalam bingkai Akhlak Al-Karimah dan Kepribadian “Mukmin Ulul Albab” dalam lingkup visi FTIK IAIN Pontianak.
“Menjadi pusat pengembangan pendidikan dan pengajaran yang ulung, terkemuka dan terbuka dalam riset keagamaan, keilmuan dan kebudayaan borneo”, di tengah era revolusi mental dan persaingan yang sangat ketat di era global ini. Revolusi Mental adalah perubahan cepat dan kerja cepat, dan memiliki komitmen yang tinggi bekerja keras.
Laili berpendapat, Revolusi Mental ini “meniru” cara apa yang telah dilakukan Rasulullah Nabi Muhammad SAW pada jaman jahiliyah dahulu di negeri Arab. Mengapa Revolusi Mental ini sangat penting? Ternyata Mental/Akhlak ini mempunyai kedudukan tertinggi.
Berikut, urai Laili, beberapa hadits Nabi tentang akhlak; (1) “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia”; (2) “Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang terbaik akhlaknya”; (3) “Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya (di antara mereka)”; (4) “Pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia”; (5) “Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya (di Hari Kiamat) dibanding Akhlak mulia”; (6) “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempatnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya”.
Guru yang professional adalah guru yang memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru. Laili menyadari betul, di era globalisasi seperti sekarang ini, standar Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan sangat tinggi.
Tuntutan persaingan antara berbagai lulusan Perguruan Tinggi yang ada juga sangat tinggi. Sementara di sisi lain ketersediaan lapangan pekerjaan semakin kompetitif, paparnya. Oleh karenanya, dia terus menerus berbenah dan meningkatkan standar mutu yang ada, mulai dari standar kurikulum, standar proses, standar mutu dosen dan tenaga kependidikannya, standar sarana prasarana hingga standar kelulusan.
Laili menyebut, ini semua merupakan agenda besar, bukan pekerjaan seperti membalik telapak tangan. Diperlukan kerja keras, kerja cerdas dan kolaborasi semua pihak. Termasuk dukungan dan partisipasi dari orang tua mahasiswa. Oleh karenanya, kami senantiasa mendorong kerjasama dari semua elemen yang ada, baik dosen, karyawan, mahasiswa, orang tua dan termasuk pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan mutu layanan pendidikan di FTIK.