Pontianak (iainptk.ac.id) – Pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) berbasis Sistem Seleksi Elektronik (SSE) resmi dimulai hari ini, Selasa (10/6). Pembukaan ujian dilakukan secara terpusat di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fattah Palembang dan disiarkan secara daring melalui Zoom ke seluruh PTKIN se-Indonesia.
Secara keseluruhan, terdapat 819 peserta yang akan mengikuti ujian di IAIN Pontianak, yang diselenggarakan pada tanggal 10, 11, 12, 14, dan 15 Juni 2025. Setiap hari terdapat tiga sesi, dengan total 14 sesi ujian.
Di IAIN Pontianak, pembukaan diikuti secara daring oleh para pimpinan kampus dan panitia lokal, di antaranya: Dr. Ali Hasmy, M.Si. (Wakil Rektor I / Ketua Panitia Lokal), Dr. H. Ridwansyah, M.Si. (Kepala Biro AUAK / Wakil Ketua Panitia), M. Syahrun, M.M. (Kabag ULA / Sekretaris) dan Dr. Imron Muttaqin, M.Pd.I. (Kepala PTID / Koordinator Bidang SSE)
Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag., serta Ketua Forum Rektor PTKIN sekaligus Ketua Panitia PMB PTKIN 2025, Prof. Masnun Tahir.
Dalam sambutannya, Prof. Masnun menyampaikan bahwa pelaksanaan UM-PTKIN tahun ini tidak hanya mempertahankan sistem yang sudah berjalan, tetapi juga mengalami peningkatan dari sisi kualitas dan efisiensi.
“SSE yang digunakan kini lebih stabil, efisien, dan mampu menjangkau lebih banyak peserta dengan kendali mutu yang lebih terukur,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa peningkatan ini merupakan bagian dari ikhtiar bersama dalam membangun proses seleksi yang kredibel dan berkeadilan.
“Kita ingin menciptakan sistem seleksi yang memberi ruang kepada semua calon mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya, tanpa batasan wilayah atau fasilitas,” tambahnya.
Dalam sesi interaksi via Zoom, Prof. Suyitno menunjukkan perhatian khusus terhadap aksesibilitas peserta difabel. Ia secara langsung menanyakan jumlah peserta penyandang disabilitas di tiap lokasi serta kesiapan panitia dalam memfasilitasi kebutuhan mereka.
“Ini penting agar tidak ada satu pun calon mahasiswa yang merasa tertinggal dalam proses seleksi ini,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa inklusi menjadi prinsip penting dalam penyelenggaraan UM-PTKIN, dan seluruh PTKIN harus menjamin kenyamanan serta akses yang setara bagi seluruh peserta, termasuk penyandang disabilitas.
Di IAIN Pontianak, Ketua Panitia Lokal, Dr. Ali Hasmy, M.Si., menyampaikan harapan agar seluruh proses ujian berjalan lancar tanpa kendala teknis, dan para peserta dapat mengikuti dengan baik hingga lolos seleksi.
“Bagi yang tidak lolos atau tidak hadir, masih ada kesempatan di jalur Mandiri,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dr. H. Ridwansyah, M.Si., selaku Wakil Ketua Panitia, bersyukur pelaksanaan ujian di IAIN Pontianak telah dimulai dan berjalan lancar.
“Kita akan menjalankan kegiatan ini dengan baik, sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku,” ucapnya.
Tahun ini, pelaksanaan UM-PTKIN di IAIN Pontianak juga diikuti oleh tiga peserta tunanetra, yang didampingi panitia untuk membacakan soal. Ini merupakan wujud nyata dari komitmen terhadap aksesibilitas dan kesetaraan bagi seluruh peserta.
Penulis: BEP
Editor: Bambang