Walikota Pontianak dan Rektor IAIN Pontianak Apresiasi Seminar Internasional Manuskrip

69.0

Kegiatan International Conference on Nusantara Manuscripts yang rencananya menghadirkan pembicara dari 9 negara terdiri dari Amerika, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam  disambut baik oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji, SH, M. Hum. Dalam acara jamuan makan malam sekaligus acara pembukaan (welcoming dinner and open ceremony) yang diadakan  di     rumah dinas Walikota Pontianak pada Selasa malam, 15 September 2015.

Sutarmidji yang akrab disapa Bang Midji, menuturkan bahwa Kota Pontianak sangat kaya dengan manuskrip kuno, sehingga kegiatan konferensi internasional ini memang tepat dilaksanakan di Pontianak.

Di samping itu, Sutarmidji menyebut dengan adanya konferensi ini bisa menunjukkan bagaimana kemajuan pemikiran masyarakat di masa lalu, bagaimana kearifan lokal masyarakat pada waktu itu.

“Manuskrip yang berkaitan dengan budaya banyak sekali tutur kalimat yang mudah membuka pemahamam pembaca atau pengkaji sastra klasik. Sedangkan sastra modern agak sulit dicerna karena tidak mudah pemaknaannya biasanya dibarengi dengan karya-karya atau musik-musik tradisional.”

69.1Menurutnya, IAIN Pontianak merupakan wadah yang tepat untuk mendiskusikan manuskrip karena merupakan lembaga intelektual yang mampu mensinergikan hal-hal yang berbau kearifan lokal dan modern serta keagamaan.

Hal senada disampaikan oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M. Ag, IAIN Pontianak sebagai lembaga pendidikan keagamaan akan berikhtiar dan berkomitmen untuk menggali dan mengkaji naskah-naskah yang tersebar di nusantara, khususnya lagi di Pontianak.

Para peneliti yang bersemangat mengkaji manuskrip-manuskrip lokal ini diharapkan mampu menggali hal-hal positif yang terdapat pada kebudayaan lokal. Menurut Hamka lagi, Islam sesungguhnya memiliki kaitan yang kuat tentang naskah-naskah klasik, sehingga IAIN Pontianak harus mampu mengkaji lebih dalam soal budaya dan agama yang terdapat pada manuskrip-manuskrip yang tersebar di nusantara.

“Dalam Islam kita bisa lihat banyak sekali khasanah intelektual yang bisa digali. Namun, yang terpenting dalam pemanfaatan naskah-naskah klasik ini tidak hanya soal pengkajian namun juga pemeliharaannya. Pengalaman berharga bisa kita petik dari sejarah, adanya konflik di Timur Tengah menyebabkan adanya pembakaran perpustakaan, Baitul Hikmah, di Baghdad. Karenanya, untuk menjaga naskah agar tidak punah dibutuhkan kesadaran untuk selalu menjaga naskah-naskah ini dengan baik”, jelas Hamka.

Menanggapi kegiatan konferensi internasional yang diselenggarakan di IAIN Pontianak, Hamka menilai agenda ini dianggap penting karena pertama, adanya intelektual nusantara yang khas dalam setiap naskah. Kedua, rapuhnya kondisi manuskrip sehingga harus dipelihara dengan baik. Ketiga, perlunya digitalisasi naskah karena konflik dan bencana alam bisa menjadi faktor rusaknya sebuah naskah.

69.2Hamka menambahkan, manuskrip keagamaan yang tersebar di seluruh nusantara kebanyakan ditulis dengan bahasa Melayu Arab sehingga memiliki kemampuan bahasa Arab yang mumpuni merupakan keharusan. “Kelemahan para filolog dalam mengkaji sebuah naskah biasanya adalah bahasa. Dalam kajian naskah keagamaan, para filolog diharapkan mampu berbahasa Arab dengan baik karena kebanyakan syair-syair keagamaan klasik ditulis dalam bahasa Arab, terutama di Pontianak, menggunakan bahasa Melayu Arab.

Dr. Zainuddin- Ketua Panitia Seminar Internasional Manuscripts mengatakan, “Kegiatan ini selain diapresiasi oleh Walikota Pontianak dan Rektor IAIN Pontianak, yang mengharukan adalah meskipun sedang dilanda musibah kabut asap yang membuat penerbangan terganggu, tidak menyulutkan niat para pembicara untuk hadir dalam  kegiatan ini walaupun harus delay berhari-hari di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Berkat doa seluruh elemen masyarakat Kalbar, Alhamdulillah dari 9 perwakilan negara yang menyatakan siap hadir, hanya perwakilan dari Amerika dan Singapura yang terpaksa membatalkan penerbangan ke Pontianak. Sedangkan 7 negara lainnya bisa hadir. Di luar dugaan,  peserta yang hadir ternyata melampaui target yang diharapkan, lebih dari 150 orang” jelas Zainuddin bersemangat.

Print Friendly, PDF & Email