-

Yudisium FEBI, Rektor IAIN Pontianak Harap Sarjana Tampil Beda dan Miliki Integritas Membangun Ekonomi Ummat

Pontianak (iainptk.ac.id)–Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak menggelar prosesi yudisium. Kali ini yudisium terdiri dari prodi Ekonomi Islam dan prodi Perbankan Syariah. Acara tersebut bertempat di aula Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, Ahad (20/10/2019) pagi. Peserta Yudisium terdiri dari prodi Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam yang jumlah keseluruhan 67 mahasiswa.

Dalam sambutannya selaku Dekan FEBI Dr. Fachrurrazi, MM menyampaikan bahwa “Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di tahun 2019 akan menyerahkan peserta 67 yudisium kepada rektor. Terdiri dari prodi perbankan syariah 35 orang dan prodi ekonomi Islam sejumlah 32 mahasiswa. Patut juga disyukuri menurut laporan dari wadek 1 FEBI tidak ada satupun yang IPK di bawah 3. Namun belum ada yang mampu cumlaude sudah sehat cuman belum sempurna tentunya ini bukan karena murah hatinya dosen FEBI, namun karena perjuangan yang luar biasa dari para mahasiswa” ujarnya.

“Kemudian diantara calon yudisium ada yang menyampaikan tidak betah di kampus IAIN Pontianak sehingga mendapatkan gelar tercepat. Karena semangatnya ingin kuliah lagi. Dan ingin menjadi pemimpin seperti rektor, yaitu tiga tahun enam bulan dua puluh empat hari, yaitu saudari Nilawati yang berasal dari Sungai Ambawang. Pada saat yudisium didampingi oleh suami tercinta. Perjuangan yang luar biasa. Menikah dan akhirnya juga lulus tepat waktu” terang Dekan FEBI bersemangat.

Dekan FEBI menyampaikan keyakinannya bahwa lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam melahirkan mahasiswa yang memiliki mission. Mudah-mudahan mereka memiliki pribadi profesional, bisa diterima oleh seluruh stakeholder. Memohon maaf lahir dan bathin. Mungkin pernah menyakiti perasaaan kalian. Menjadikan kami hiasan dalam berdoa. Hiasan dalam setiap semangat” katanya.

“Bagi para peserta yudisium ada yang belum kerja. Yang niat utama bukan hebatnya karena sudah berkerja bagaimana kalian tulus bisa menunjukan attitute sebagai alumni FEBI dan alumni IAIN Pontianak. Untuk tetap melakukan hubungan baik sehingga bisa menemukan tempat bagi yang belum memiliki usaha bagi yang mau membuka usaha. Fakultas ekonomi dan bisnis Islam kedepan membangun FEBI untuk melakukan urun rembuk” tutupnya.

Dalam kesempatan itu Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif, S. Ag, MA menyampaikan kepada peserta yudisium, “Harus diemban, aktualisasikan distingsi apa, mengingat gelar kalian hari ini juga SE. Sarjana ekonomi, distingsi apa dengan sarjana ekonomi di luar IAIN. Kalau hanya ingin menghidupkan suhu kapitalisme atau hanya mengumpulkan uang tidak perlu kuliah di IAIN.

Mengingat dan bisa membaca persoalan ekonomi klasik dan modern belum tentu materalistik, persoalan dari mana mencari barang untuk diolah kemudian mengolah barang tersebut diolah digunakan untuk siapa. Bagaimana memasarkan, memenej barang, dan menjadi item kapitalistik. Dalam arti pemasukan, sehingga mendapat untung” ulasnya.

Lebih lanjut rektor menjelaskan, “Sarjana harus memiliki harapan yang tinggi, mulai dari skripsi karena mesti menggali persoalan ekonomi ummat. Sehingga lulusan ini tidak menjadi latah mengarah basis terminology ekonomi. Sarjana ekonomi IAIN Pontianak diharapkan bisa menjadi pemikir, menjadi penegak ekonomi rakyat. Himpun dana dari masyarakat melalui BMT, koperasi syariah. Menjadi pengurus masjid, dan bila menjadi pengurus masjid jangan kumpul hasil sumbangan tersebut ke bank. Modali pedagang yang tak mampu.

Kalian harus kritis memiliki distingsi sebagai sarjana pemula, menjadi penguat dalam urusan ekonomi. Menjadi pion. Kalian harus bisa membina hati ummat, jangan menjadi pelaku yang hanya mengeruk keuntungan dari ummat, memiliki integritas dalam hubungan ekonomi” ungkapnya.

Mulailah dengan cara mendistingsi pribadimu dari distingsi dari pribadi lain, menjadi pelaku ekonomi islam yang tidak berbicara dari gelar, basis ekonomi memiliki integritas yang hari ini. Minim dibicarakan orang, karena kalian masuk pada frame IAIN menjadi akademisi yang yang beraklak mulia, mandiri dan bermanfaat bagi bangsa dan kemanusiaan” ujarnya.

“Peserta yudisium setelah diwisuda harus memiliki distingsi dengan sarjana pada umumnya. Jangan terjebak pada hegemony, terminology, arabisasi, letak itu bukan pada arabisasi tetapi pada nilai. Lebih baik oranglain percaya kepada kita, daripada kita percaya kepada orang lain. Tetapi harus ditunjukkan basis pada integritas jangan untuk menipu orang lain.” lanjutnya.

Dr. Syarif mengungkap sebagai rektor pada dasarnya kami bukan betul mau mengembalikan kepada oranvtua kalian, kami ingin mengurus kalian untuk menjadi duta IAIN, ceritakan kebaikan. prestasi Kelebihan kampus ini, melalui tampilnya para peserta yudisium dimasyarakat dengan prilaku baik,

Dan Kemudian meyakini person alumni fakultas ekonomi dan bisnis Islam menjadi pion masyarakat. Dalam menjadi pelaku ekonomi, jangan minder, malu, jangan menunggu menjadi pegawai negeri. Kiranya bisa membanggakan para guru, orangtua, sehingga jangan pelit untuk mendokan para pejabat kampus agar terhindar dari balak. Menjadi solusi bagi diri dan bangsa. Selamat telah menjadi mujadid dalam pendidikan mengalahkan diri sendiri menjadi kebanggaan orangtua dan kami para pimpinan dan dosen, tutupnya,

Yudisium FEBI juga turut dihadiri oleh pejabat di lingkungan IAIN Pontianak diantaranya, Wakil rektor bidang akademik dan pengembangan lembaga Dr. Firdaus Achmad, Kepala Biro AUAK Drs. Syahrul Yadi, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Dr. Ali Hasmy, Direktur Pasca sarjana Dr. Misdah. Wakil Dekan FUAD Dr. Harjani Hifni, Kepala Unit LP2M Sukardi serta para dosen dan tenaga kependidikan FEBI.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail

Print Friendly, PDF & Email