IAIN Pontianak

Isi Gagasan Ucap Perdana KAIB XVI: Dari Blue Economy hingga Moderasi Beragama

Pontianak (iainptk.ac.id) — Ucap Perdana Konferensi Antarbangsa Islam Borneo (KAIB) ke-16 di Hotel Mercure Pontianak, Rabu (10/9/2025), melahirkan sejumlah gagasan strategis dari para rektor dan tokoh akademik Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Forum ini menunjukkan bahwa KAIB bukan sekadar ajang seremonial, tetapi juga ruang pertemuan ide-ide besar untuk menjawab tantangan global.

 

Dari Malaysia, Prof. Datuk Ts. Dr. Shahrin bin Sahib @ Sahibuddin, FASc., Naib Conselor UiTM Malaysia, membawakan topik “Bridging Islamic Finance and Modern Capitalism for Sustainable Development”. Ia menegaskan bahwa keuangan Islam dan kapitalisme modern dapat diintegrasikan demi pembangunan berkelanjutan. Dr. Rozita @ Uji Mohammed, Rektor UiTM Cawangan Sabah, menambahkan perspektif ekonomi biru (blue economy) yang merupakan pemanfaatan sumber daya dan ekosistem laut yang berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menjaga kesehatan lingkungan laut. Hal ini sebagai solusi untuk pengelolaan sumber daya alam yang adil.

 

Ucap Perdana ditutup oleh Prof. Dr. KH. Syarif, S.Ag., M.Ag., Rektor IAIN Pontianak, yang menyampaikan materi “Moderasi Beragama dan Masa Depan Asia Tenggara.” Beliau menegaskan bahwa moderasi beragama adalah kunci perdamaian dan keadilan sosial yang relevan dengan konteks regional.

selain itu ada Prof. Dr. Firdaus Abdullah, Rektor UiTM Cawangan Sarawak, menyoroti Islamic Finance sebagai penopang stabilitas ekonomi global. Sementara dari Brunei, Dr. Haji Mohd Shahrol Azmi bin Haji Abd Muluk, Wakil Ra’es KUPU SB, menekankan pentingnya pembinaan jati diri belia sebagai kunci keamanan dunia. Hal senada disampaikan UNISSA Brunei Darussalam yang menyoroti revitalisasi pendidikan Islam melalui lensa SDGs untuk membangun masa depan berkelanjutan.

Dari Indonesia, Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU, ASEAN Eng., Rektor Universitas Mulawarman, menegaskan penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa. Prof. Dr. H. Mujiburrohman, M.A., Rektor UIN Antasari Banjarmasin, menggugah kesadaran melalui tema “Buta dan Tulikah Kita? Sains, Agama, dan Krisis Lingkungan”. Ia mengingatkan bahwa sains dan agama harus bersinergi agar manusia tidak mewariskan kerusakan alam pada generasi mendatang.

Prof. Dr. H. Ahmad Dakhoir, M.H.I., Rektor UIN Palangkaraya, menekankan pentingnya pemetaan kekuatan strategis Borneo bagi masa depan umat. Prof. Dr. Zamroni, M.Pd., Wakil Rektor II UIN Samarinda, mengangkat Kurikulum Cinta sebagai konsep menanamkan moderasi dan toleransi di jantung Borneo. Dari UPM Bintulu, Malaysia, Prof. Dr. Shahrul Razid Sarbini menutup gagasan daring dengan topik “Mendepani Krisis dan Cabaran Global Sekuriti Makanan”.

Melalui gagasan-gagasan ini, KAIB XVI meneguhkan perannya sebagai forum akademik yang tidak hanya mempererat jejaring lintas negara, tetapi juga melahirkan solusi nyata bagi tantangan global. Pemaparan utuhnya dapat dilihat di channel youtube IAIN Pontianak.

Penulis : Fitria

Editor : Bambang

image_pdfimage_print