IAIN Pontianak

Wakili IAIN Pontianak di ISPC, Jaka Saputra Teliti Urgensi Etika Akademik Skripsi di Era AI

Pontianak (iainptk.ac.id) – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Jaka Saputra, mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, berhasil lolos seleksi dan tampil sebagai pemakalah pada International Student Paper Conference (ISPC) on Islamic Studies and Social Science.

Konferensi internasional yang berlangsung pada 24–25 September 2025 di Gedung Pascasarjana IAIN Pontianak ini menghadirkan peneliti muda dari berbagai negara. Dalam forum tersebut, Jaka mempresentasikan karya ilmiah berjudul “Skripsi Era AI: Kajian Urgensi Literasi Hukum dan Etika Akademik di IAIN Pontianak”. Penelitian ini menyoroti tantangan akademik di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), khususnya terkait etika penulisan karya ilmiah.

Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta.
“Selamat kepada para peserta yang berhasil menjadi presenter ISPC. Konferensi ini adalah ruang akademik bagi mahasiswa untuk menyampaikan hasil penelitian sekaligus dorongan agar terus berkarya. ISPC terselenggara berkat kolaborasi IAIN Pontianak, UNIMAS Serawak Malaysia, dan KUPU-SB Brunei Darussalam,” ujarnya.

Dalam penelitiannya, Jaka menekankan dua poin penting. Pertama, mahasiswa membutuhkan pemahaman yang tepat dalam memanfaatkan AI dalam proses akademik. Kedua, perlunya kurikulum dan pelatihan khusus terkait hak cipta, plagiarisme AI, privasi data, serta etika penggunaan AI dalam riset.

Saat ini regulasi nasional masih mengacu pada aturan konvensional, seperti UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Permendikbud Nomor 39 Tahun 2021 tentang Integritas Akademik, yang belum secara spesifik mengatur peran AI. Meski demikian, panduan DIKTISAINTEK 2025 mulai memberikan arah berupa pembinaan dan reskilling dalam pemanfaatan AI di perguruan tinggi.

Jaka menegaskan bahwa di IAIN Pontianak, penguatan literasi hukum dan etika akademik terkait AI sangat mendesak dilakukan. Hal ini penting untuk menjaga integritas dan tanggung jawab dalam penulisan karya ilmiah.

Keikutsertaan Jaka di ajang internasional ini bukan hanya capaian pribadi, tetapi juga membawa kebanggaan besar bagi Fakultas Syariah dan IAIN Pontianak. Kehadiran mahasiswa IAIN di panggung akademik lintas negara menunjukkan bahwa perguruan tinggi Islam di daerah mampu bersaing di level global.

Pihak kampus berharap karya ilmiah Jaka dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk melahirkan penelitian yang relevan dan inovatif, sehingga akademisi muda Indonesia, khususnya dari Kalimantan Barat, semakin diperhitungkan dalam kancah ilmiah dunia.