IAIN Pontianak

Sastra Lisan Melayu Melawi Jadi Sorotan Mahasiswa Untan Dalam ISPC 2025

Pontianak (iainptk.ac.id) — International Student Paper Competition (ISPC) 2025 kembali menghadirkan beragam gagasan segar dari mahasiswa internasional. Salah satu yang menarik perhatian datang dari Ikhza Mahendra Putra, mahasiswa Universitas Tanjungpura (UNTAN), yang mempresentasikan paper berjudul “Islamisasi Sinkretik dalam Mantra Pengobatan Melayu Melawi: Lokalitas sebagai Basis Epistemologi Islam Transkultural.” Presentasi ini berlangsung pada 24 September 2025 di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Topik yang diangkat Ikhza dinilai relevan dengan tema besar ISPC 2025, yaitu “Sains, Lingkungan, dan Masa Depan Peradaban Global.” Ia menegaskan bahwa membicarakan relasi Islam dan budaya lokal penting dalam konteks global, sebab peradaban masa depan membutuhkan paradigma yang menghargai keberagaman, dialog, serta negosiasi lintas budaya.

Dalam kesempatan itu, Ikhza menyampaikan rasa bangganya dapat tampil di forum internasional. “Saya merasa bangga bisa mempresentasikan hasil penelitian ini di forum internasional. Melalui kajian ini, saya ingin menunjukkan bahwa kearifan lokal Melayu Melawi bukan hanya warisan budaya, tetapi juga memiliki nilai epistemologis yang dapat memperkaya khazanah Islam transkultural,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengkritisi cara pandang yang masih menempatkan Islam dan budaya lokal secara berseberangan. Menurutnya, relasi keduanya sering dipahami secara simplistis: Islam dianggap serba murni, sementara budaya lokal dicap sebagai praktik syirik yang mesti dihapus. “Padahal, sejarah menunjukkan bahwa Islam tidak pernah hadir dengan cara meniadakan budaya, melainkan melalui proses negosiasi kultural yang dinamis. Membingkai keduanya secara hitam-putih justru mengabaikan keragaman dan kekayaan sejarah peradaban Islam itu sendiri,” jelas Ikhza.

Dosen pembimbingnya, Dedy Ari Asfar, M.Pd., dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, menilai capaian ini sebagai langkah penting bagi pengembangan riset mahasiswa. “Ikhza berhasil menunjukkan bahwa kajian atas kearifan lokal seperti mantra pengobatan Melayu relevan dengan diskursus akademik global. Ini menjadi bukti bahwa mahasiswa kita mampu menawarkan perspektif segar yang menghubungkan lokalitas dengan tantangan peradaban Islam masa depan,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., turut memberikan apresiasi. “Kami mengucapkan selamat kepada peserta yang sudah lolos presentasi dalam kegiatan ISPC. Ajang ini menjadi ruang akademik bagi mahasiswa untuk mempresentasikan hasil risetnya, sekaligus mendorong mereka agar terus berkarya dalam bidang akademik. ISPC juga memperkuat kerja sama internasional karena diselenggarakan oleh tiga kampus: IAIN Pontianak, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), dan Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU-SB) Brunei Darussalam,” ungkapnya.

Kegiatan ISPC 2025 kembali menegaskan peran penting mahasiswa sebagai aktor akademik yang mampu menyumbangkan ide-ide segar. Dengan mengusung perspektif lokalitas dalam kerangka global, presentasi Ikhza Mahendra Putra menambah warna dalam diskursus akademik internasional sekaligus mempertegas kontribusi mahasiswa Indonesia di kancah keilmuan dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

image_pdfimage_print