Pontianak (iainptk.ac.id)–Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Goes to Campus sekaligus teken MoU bersama IAIN Pontianak.
Menggandeng program studi Bimbingan konseling Islam dan program studi psikologi Islam yang berada di Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, yang dilaksanakan di Aula Syech Abdul Rani Mahmud.
Selain itu juga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Goes to Campus melalui Komisionir KPAI Bidang Trafficking dan Eksploitasi Anak Ai Maryati Solihah, M. Si. serta Komisioner KPAID Kalbar Alik R Rosyad, kedua belah pihak melakukan penandatangan MoU di Ruang Rektor IAIN Pontianak, Selasa (19/11/2019).
Dr. Ismail Ruslan, S.Ag., M.Si dalam menyampaikan sambutan pada acara tersebut mengatakan, “Alhamdulilah kita kedatangan aktivis, pengurus Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pusat dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Provinsi Kalimantan Barat ini adalah kabar yang membahagiakan Ditengah kehausan di dua program studi ini terhadap isu, tema terkait isu anak. Alhamdulilah Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah membuka diri seluasnya kepada lembaga yang terkait, tidak hanya kebutuhan akreditasi saja. Karena memang diakreditasi dipersyaratkan semua program studi memiliki jaringan dan kerjasama lembaga diluar”, tuturnya.
Lebih jauh juga Dekan Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah itu ini menjelaskan, “Kebutuhan untuk memperkaya pengetahuan dan ilmu pengetahuan di dua program studi Bimbingan Konseling Islam dan Psikologi Islam. Idealnya intelektual bahwa akademisi tidak seperti menara gading yang merasa besar dengan fikiran, tetapi akademisi dan Intelektual juga harus membumi dan bisa menjejakkan kaki di bumi. Ia juga harus melihat fakta sosial yang dipelajari bisa diterapkan di masyarakat. Mahasiswa yang telah belajar, yang bisa terdiri dari semester 1.5. bahkan semester 9, bahwa nanti Anda akan terjun kepada masyarakat” lugasnya.
”Persoalan anak, dan mengapa karena kedua program studi baik Bimbingan Konseling dan Psikologi sangat relevan marak dibicarakan secara nasional bahwa alumni bimbingan konseling harus peduli dengan isu yang terkini. Kedepan akan kita hadirkan lagi aktivis, pengurus yang terkait dengan pengembangan dua program studi baik bimbingan konseling dan psikologi Islam”, imbuhnya.
“Oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini, nikmatilah materi yang disampaikan KPAI tanyakan, diskusikan hal yang menarik, untuk kebutuhan menambah ilmu pengetahuan mahasiswa, kepada KPAI jangan kapok untuk datang ke IAIN Pontianak. Kami membuka diri dikemudian hari, 2020 dan sampai kapanpun jika ada isu yang terkait, anak kami siap memfasilitasi” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr. Firdaus Achmad, M. Hum membuka acara tersebut. “Ada satu pertanyaan yang mungkin bisa dilontarkan kepada KPAI, mengapa anak mesti dilindungi. Saya langsung ingat kepada Imam mazhab dalam teologi Islam ada Imam Hambali Ahmat bin Hambal, saat berusia 7 tahun Imam Ahmad sudah bisa menaklukkan kesombongan seorang raja. Dalam sebuah dialog, kecerdasan seorang anak. Seperti Imam Ahmad bin Hambal inilah yang Indonesia butuhkan, karena saat ini secara faktual anak Indonesia jauh dari sebuah harapan. Untuk menjadi pemimpin masa depan, terwujudnya Indonesia ramah anak. Karena belum paham, mengapa Indonesia harus ramah dengan anak.
Anak itu butuh dilindungi, jika anak tidak dilindungi maka tidak akan ada kehidupan, itu logika yang tidak bisa dibantah. Kalau tidak dilindungi anak maka tidak ada lagi generasi berikutnya, persolalannya adalah kata perlindungan disini, selalu diidentikkan kepada kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa padahal kejahatan sekarang, tidak hanya dilakukan oleh manusia kejahatan, ada potensi yang bisa mengerus, kehidupan anak Indonesia sekarang.
’’Seperti yang dipengang saat ini hp android itu berpotensi mengerus kehidupan masa depan anak Indonesia mereka lebih memilih membuka android, tablet dibandingkan mengaji, mendengrkan ceramah.’’ Ungkap Dr. Firdaus Achmad, M. Hum.
Mereka lebih memilih android ketimbang belajar, sambung Firdaus. Nah, mungkin misi yang mesti dirumuskan oleh KPAI sedikit merubah untuk memasukkan potensi yang bisa menggerus kehidupan masa depan anak Indonesia. Karena sejatinya anak hari ini menjadi pemimpin masa depan. Semoga Allah senantiasa memuliakan kita dengan memuliakan anak Indonesia, jayalah anak Indonesia. tutupnya.
Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail