Bantu Kemenag, FKUB dan Pemda, Dosen IAIN Pontianak Gagas Revitalisasi Desa Sadar Kerukunan Ilir Kota

Sanggau (iainptk.ac.id) – Dosen IAIN Pontianak mengadakan Seminar dan Lokakarya Revitalisasi Kohesi Sosial Desa Sadar Kerukunan Ilir Kota Berbasis Moderasi Beragama pada 26–27 Oktober 2024. Terselenggara di Aula BAZNAS Kabupaten Sanggau, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Camat Kapuas, Laurianus Yoka, S.H. Acara ini dihadiri oleh pimpinan Kemenag, FKUB, BAZNAS, lurah, ketua-ketua rumah ibadah, dan mendapat apresiasi yang tinggi. Dengan komposisi kepesertaan dari unsur remaja masjid, pemuda kelenteng, dan tokoh muda ormas lintas agama, kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta.

Hadir sebagai pembicara di hari pertama, Kepala Tata Usaha Kementerian Agama Kabupaten Sanggau Drs. Ahmad Saukani, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Sanggau Pdt. Suyono Asun, M.Th., dan Lurah Ilir Kota Ilhamsyah, S.AP. Acara dilanjutkan dengan penguatan pemahaman dan kesadaran harmonisasi kehidupan antarumat beragama yang dipandu oleh Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th.I., dan Andry Fitriyanto, M.Ud.

Desa Sadar Kerukunan sendiri merupakan penghargaan yang diberikan kepada Kelurahan Ilir Kota, Kecamatan Kapuas, oleh Kanwil Kemenag yang bekerja sama dengan FKUB dan pemerintah daerah Kabupaten Sanggau pada tahun 2021. Daerah ini terpilih karena memiliki kehidupan keberagamaan yang harmonis, yang ditandai dengan keberadaan dua rumah ibadah yang berdampingan, yaitu Masjid Al-Ikhlas dan Kelenteng Tri Dharma.

Kehadiran IAIN Pontianak bertujuan untuk menopang dan memantapkan kohesi sosial di wilayah tersebut. Hal ini juga merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Temuan dari riset tersebut kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk program pengabdian dosen dengan beberapa rangkaian kegiatan.

Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th.I., M.S.I., menyatakan bahwa agenda ini dicanangkan untuk membangun daya tahan keharmonisan sosial di Desa Sadar Kerukunan Ilir Kota. “Program yang kami desain menggunakan skema AGIL dalam aliran Strukturalisme Fungsional untuk membangun resiliensi kondusivitas di masyarakat, meliputi Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency. Salah satunya diwujudkan dalam agenda seminar dan lokakarya ini. Tentu kami berharap apa yang kami gagas ini dapat sinergis dengan visi Kemenag, FKUB, & pemerintah daerah,” ujarnya menjelaskan.

Penulis : Hatami / BEP
Editor : Bambang