Setelah sekian lama menanti kepastian akan status kepemimpinan, akhirnya sivitas academica IAIN Pontianak bisa bernafas lega. Pasalnya, pada Rabu (6/6/2018) bertepatan 21 Ramadhan 1439 H, pukul 13.00, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, telah menetapkan dan melantik Dr. Syarif, S. Ag. MA sebagai Rektor IAIN Pontianak melanjutkan estafet kepemimpinan masa jabatan 2018 – 2022. Bersamaan itu, Menteri Agama juga melantik Prof. Dr. Masdar Helmy sebagai Rektor UIN Surabaya.
Dr. Syarif, S.Ag. MA bukanlah orang baru dalam jajaran kepemimpinan kampus IAIN pontianak. Sebelumnya ia dipercaya menduduki jabatan sebagai Wakil Rektor II. Ia juga pernah menjabat sebagai Assisten Direktur II Pascasarjana STAIN Pontianak. Bahkan di masa awal pemekaran jurusan STAIN Pontianak, beliau sempat menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Syari’ah.
Lulusan Doktor Tafsir-Hadis pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dikenal sebagai sosok pejuang hidup yang tidak mengenal lelah. Bagaimana tidak, selama menempuh proses pendidikan, dari MTs lanjut ke PGA, kemudian masuk ke IAIN Pontianak, hingga menempuh pendidikan Magister dan Doktornya di UIN Jakarta, dia berusaha membiayai hidupnya dengan bekerja paroh waktu, baik sebagai agen asuransi maupun sebagai guru mengaji dan penceramah. Kesibukan kuliah sambil kerja nyatanya tidak menghalangi dirinya untuk juga aktif di organisasi kepemudaan. Beliau merupakan kader dari organisasi besar: PII, IPNU dan HMI. Pengalaman organisatoris itu lah yg membekalinya berkiprah dalam aktivitas keagamaan dan kepemudaan.
Saat diwawancarai oleh wartawan usai pelantikan, Rektor baru IAIN Pontianak ini memaparkan ekspektasi kerja untuk 4 tahun ke depan masa kepemimpinannya. Dari sisi subjek kepemimpinan, beliau berharap seluruh sivitas academica IAIN Pontianak ikut melibatkan diri dan mengoptimalkan keterlibatan itu dalam partisipasi kerja secara profesional sekaligus proporsional. Optimalisasi keterlibatan partisipatif sejatinya berlandaskan pada pemikiran bahwa seluruh sivitas academica merasa memiliki kampus Islam negeri pertama di Kalbar tersebut. Pemikiran ini senyatanya menjadi ruh kesadaran akan pentingnya tanggung jawab kerja sama demi kemajuan dan kemuliaan IAIN Pontianak sebagai perguruan tinggi agama.
Sementara dari sisi objek kepemimpinan, Dr. Syarif akan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki IAIN pontianak untuk memenuhi standar layanan akademik yang berorientasi pada kemajuan teknologi dan kemuliaan ilmu pengetahuan, namun tetap berpijak pada realitas kepentingan humanistis.
Menyadari akan keterbatasan ruang fasilitas layanan akademis, beliau juga menetapkan harapan yang akan ia perjuangkan, yaitu ketersediaan kampus dua. Sebagai pemicu dan penyadar optimalisasi kerja tersebut.
Rektor termuda selama kampus IAIN Pontianak ini berdiri menetapkan moto kerjanya, yaitu: Pengabdian Akademis Berbasis Akhlaqul Karimah, Bersimpul Partisipasi Persaudaraan Ilmiah, Berorientasi Prestasi dan Kemajuan Bersama. Moto ini mengisyaratkan pesan kemuliaan kerja, yaitu bekerja bukan karena kedudukan dan jabatan. Namun demi kepentingan IAIN bersama yang berlandas pada hasrat akan ridha Allah.
Dengan adanya Pelantikan Rektor IAIN Pontianak tersebut, diharapkan menjadi angin segar bagi hasrat pembaharuan bagi segenap sivitas academica IAIN Pontianak khususnya, dan bagi masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya.
Selamat bekerja Dr. Syarif, S.Ag. MA. Kerja nyatamu diharapkan. Prestasimu dinantikan. Kesuksesanmu didoakan.
(Fachrul Rizal).