IKHTIAR PAHAMI MODERASI BERAGAMA, PESERTA KKL-DR PONTIANAK KOTA 1 SILATURAHMI KE FKUB PONTIANAK

Kamis (12/08) Peserta KKL-DR Wilayah Pontianak Kota 1 menyambangi rumah Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Pontianak. Dalam kunjungan tersebut, Ketua FKUB, Dr. K.H. Abdul Syukur, S.AK menyambut baik kedatangan Peserta KKL-DR. Silaturahmi tersebut sekaligus ingin memeroleh data tentang moderasi beragama.

Dalam kesempatan kali ini, Ketua FKUB, Dr. K.H. Abdul Syukur, S.AK menyebut pentingnya untuk saling menghormati dan menghargai saat masa pandemi seperti saat ini. Seperti contoh, awal-awal pandemi tentu ada penutupan masjid. Banyak pihak yang saling menggerutu mengenai penutupan masjid, sedangkan tempat lain seperti mall dibuka dan orang leluasa untuk keluar masuk.

“Biasalah ada orang yang begitu. Kalau memang ada yang mau salat di masjid, silahkan. Dan yang tidak mau salat di masjid juga tidak masalah karena memang MUI telah mengeluarkan fatwa untuk tidak salat di masjid, ” terangnya.

Ia memandang dalam menghargai perbedaan pendapat di lingkungan sekitar yang datang dari sudut pandang agama maupin etnis sudah biasa. Namun harus diketahui bahwa perbedaan yang ada itu berawal dari persamaan. Persamaan yang ada disini nyata bahwa kita semua satu, satu bangsa, dan satu negara yaitu Indonesia. Ketika menyadari persamaan, maka perbedaan bukan lagi pembahasan yang tabuh untuk dibicarakan.

“Sebenarnya, potensi konflik itu tidak akan terjadi apabila tidak mengaitkan konflik personal menjadi konflik komunal. Dalam Islam, tidak ada yang namanya dosa waris. Setiap konflik ada pola yang terbaca dan potensi konflik akan terjadi pada orang yang tak suka damai,” jelasnya.

Ia merespon baik saat tahu Peserta KKl-DR ingin mencari data terkait moderasi beragama. Menurutnya mahasiswa harus ikut andil dalam proses penerimaan dan penerapan sebuah perbedaan sehingga terjadilah moderasi beragama.

“Toleransi tidak akan mengubah akidah. Saya senang bertemu dengan kalian karena kalau anak muda malas bergerak, maka susah. Perlu untuk mahasiswa ikut oraganisasi masyarakat. Memang sih akan menguras waktu, tenaga, bahkan uang. Namun ke depannya, akan menghasilkan sesuatu yang baik,” tutupnya.

Print Friendly, PDF & Email