Depok (iainptk.ac.id) Kamis, 16 Oktober 2025) — Empat dosen dan alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan lolos sebagai panelis pada Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS+) 2025, yang akan diselenggarakan di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok pada 29–31 Oktober 2025 mendatang.
Tahun ini, AICIS+ mencatat rekor baru dengan 2.434 abstrak yang terkumpul dari 31 negara, meliputi kawasan Asia, Afrika, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika. Dari jumlah tersebut, 234 panelis terpilih akan mempresentasikan karya ilmiah mereka di hadapan para akademisi internasional. Empat di antaranya merupakan dosen dan alumni IAIN Pontianak yang turut membawa nama baik almamater di panggung global.
Keempat akademisi tersebut adalah:
- Ria Hayatunnur Taqwa, dengan artikel berjudul “Digital Vulnerability and Public Response to Sextortion in Muslim Urban Society: A Case Study from Pontianak, Indonesia.”
- Patmawati, dengan artikel “Family Involvement in Ecological Preaching Through the ‘Saipul Bimbang’ Program: Strengthening Muslim Community Health.”
- Raziki Waldan, dengan artikel “Mobile Video Learning Based on Islamic Values for Maternal Health Literacy: A Participatory Intervention in Rural Muslim Communities in West Kalimantan, Indonesia.”
- Muhammad Adib Alfarisi, dengan artikel “Power, Silence, and Resistance: Addressing Sexual Violence in Indonesian Higher Education as a Humanitarian and Peacebuilding Imperative.”
Keterlibatan mereka menjadi bukti nyata kontribusi IAIN Pontianak dalam memperluas cakrawala keilmuan Islam yang kontekstual dan berorientasi pada kemaslahatan masyarakat. AICIS+, yang kini bertransformasi menjadi forum lintas disiplin dengan semangat collaborative scholarship, menyoroti tema besar tentang Islam, ekologi, kemanusiaan, dan masa depan global yang berkelanjutan.

Salah satu panelis, Raziki Waldan, menyampaikan kesannya terhadap kegiatan ini:
“Kesan saya terhadap kegiatan AICIS+ tahun ini sangat positif. AICIS+ bukan hanya menjadi ajang akademik bergengsi tingkat internasional, tetapi juga ruang strategis bagi para akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam untuk berkontribusi terhadap pengembangan wacana keislaman yang moderat, inklusif, dan relevan dengan isu-isu global saat ini. Saya melihat AICIS+ tahun ini berbeda dari sebelumnya karena menghadirkan spirit baru, terutama dengan tema yang lebih progresif dan kolaboratif lintas disiplin, yang mendorong integrasi antara ilmu agama dan sains sosial modern.” ungkapnya.
Raziki menambahkan bahwa panelis IAIN Pontianak telah melakukan berbagai persiapan matang untuk berpartisipasi dalam konferensi internasional ini.
“Kami telah melalui proses seleksi ketat dan penyempurnaan naskah agar sesuai dengan standar konferensi internasional AICIS+. Kami juga menekankan pentingnya aspek publikasi dan diseminasi hasil penelitian agar kontribusi dari IAIN Pontianak dapat dikenal secara lebih luas di kancah internasional,” ujarnya.
Ia berharap partisipasi ini tidak hanya menjadi ajang akademik semata, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi riset antar perguruan tinggi serta memperkaya khazanah keilmuan Islam yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Kiprah dosen dan alumni IAIN Pontianak di AICIS+ 2025 menjadi simbol semangat akademik yang terus tumbuh, sekaligus bukti bahwa gagasan dan riset dari Pontianak mampu bersaing dan berkontribusi dalam percakapan akademik Islam di tingkat dunia.
Penulis: Diaz Ataya
Editor : Bambang