IAIN Pontianak

Mahasiswa IAIN Pontianak dan UNIMAS Gali Nilai Budaya Kerajaan Tayan dalam Visiting Class

Pontianak (iainptk.ac.id) – Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah IAIN Pontianak, menggelar kegiatan Visiting Class dan diskusi bertajuk “Menelusuri Jejak Sejarah dan Budaya Kerajaan Tayan.” Acara yang dilangsungkan di Ruang VIP A Rani pada 7-8 oktober 2024 pukul 08:00 WIB hingga selesai ini merupakan kolaborasi antara mahasiswa IAIN Pontianak dan Universiti Islam Malaysia Sarawak (UNIMAS), bertujuan menggali pengetahuan sejarah dan budaya antara dua negara.

Diskusi ini dipandu oleh Suhardiman, S.Pd.I, M.S.I, dosen Hukum Keluarga Islam sekaligus pembimbing, dan dihadiri oleh 32 mahasiswa Hukum Keluarga Islam IAIN Pontianak serta 5 mahasiswa UNIMAS. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya mengenal budaya lokal, baik bagi mahasiswa Indonesia maupun Malaysia, sebagai langkah memperkuat pemahaman lintas budaya.

Acara diawali dengan rangkaian presentasi dari mahasiswa UNIMAS. Mohamad Iqzman Addif bin Sujaidi membuka diskusi dengan mengulas sejarah berdirinya Kerajaan Tayan dan silsilah keturunan Raja Tayan. Sonia Anak Nelson kemudian menyampaikan perbandingan antara Kerajaan Tayan dan kerajaan-kerajaan di Malaysia, menyoroti persamaan dan perbedaan struktur kerajaan.

Diskusi semakin kaya dengan paparan dari Amarya Gunim Anak Runjin, yang menjelaskan perkembangan sektor sosial dan ekonomi di Kecamatan Tayan Hilir, serta Nurain Najihah Binti Ajoi, yang membahas seni tari dan makanan khas Tayan sebagai bagian dari budaya lokal. Presentasi ditutup oleh Noor Adam Bin Md Zainal, yang memaparkan tradisi unik Kerajaan Tayan, seperti Mande’ Bedil dan Perang Ketupat sebagai perayaan tolak bala.

Diskusi ini berlangsung interaktif dengan antusiasme dari kedua belah pihak. Suhardiman menyampaikan bahwa mahasiswa UNIMAS sangat tertarik dengan penjelasan tentang budaya Kalimantan Barat yang disampaikan mahasiswa IAIN Pontianak. “Mahasiswa UNIMAS begitu antusias mendengarkan presentasi mengenai kebudayaan di Kalimantan Barat, begitu pula sebaliknya, mahasiswa IAIN juga tak kalah antusias saat mendengar paparan hasil research camp dari mahasiswa UNIMAS,” katanya.

Dalam pandangannya, kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan tentang budaya, tetapi juga membangun hubungan baik antara kedua lembaga pendidikan. “Kegiatan ini sangat positif bagi mahasiswa IAIN Pontianak dan mahasiswa UNIMAS karena mereka bisa saling mengenal kebudayaan masing-masing daerah. Hal ini dapat memotivasi mereka untuk lebih menggali budaya lokal ketika diminta menjelaskan tentang kebudayaan di daerah mereka,” tambah Suhardiman.

Selain diskusi yang menggali sisi historis dan kultural, interaksi yang terjadi antar mahasiswa kedua universitas turut meningkatkan dinamika forum. Para peserta saling berbagi wawasan, yang memperluas pemahaman mereka tentang nilai-nilai budaya di Borneo dan Malaysia.

Suhardiman menutup acara dengan memberikan apresiasi terhadap program ini. “Saya sangat mengapresiasi program visiting class ini. Selain memberikan nilai positif bagi mahasiswa IAIN dan UNIMAS, saya berharap program seperti ini bisa dilakukan secara berkelanjutan,” tuturnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk terus memperdalam pemahaman tentang sejarah dan budaya lokal, serta mengupayakan pelestariannya di masa depan.

 

Penulis : Sandrina/Farli
Editor : Bambang

image_pdfimage_print