Kubu Raya (iainptk.ac.id) — Dalam penutupan Konferensi Antarbangsa Islam Borneo (KAIB) ke-XVI, Rektor Universiti Teknologi MARA (UiTM) Cawangan Sarawak menegaskan pentingnya KAIB menjadi forum ilmiah yang semakin mendunia dan berdampak luas. Ia menyampaikan bahwa indikator keberhasilan konferensi internasional tidak hanya terletak pada pelaksanaan acara, tetapi juga pada kontribusi ilmiah dan keberlanjutan dampaknya.
Ia mengungkapkan bahwa KAIB kali ini telah mencatat lebih dari 150 makalah ilmiah yang dipresentasikan baik secara langsung maupun daring (hybrid). “Ini merupakan kayu pengukur kejayaan sebuah konferensi,” ujarnya. Sembilan tema besar yang diangkat dalam forum ini semuanya berhasil diisi oleh kontribusi akademik dari berbagai negara. Ia mendorong agar hasil dari setiap KAIB dapat dituangkan dalam bentuk publikasi jurnal bereputasi seperti Scopus, Web of Science, serta dalam bentuk buku kolektif.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa resolusi konferensi tidak hanya berhenti pada kesepakatan forum, melainkan perlu memiliki rencana tindakan yang jelas dan strategis. Hal ini telah dibahas dalam pertemuan antar rektor, termasuk peninjauan ulang resolusi-resolusi KAIB terdahulu untuk memastikan keberlanjutannya.
Ia menyampaikan harapan agar KAIB selanjutnya menghadirkan lebih banyak aktivitas generasi muda, lomba yang melibatkan masyarakat, serta forum-forum industri. Menurutnya, hasil penelitian dan penerbitan akademik harus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan sektor industri. Ia juga mengusulkan adanya Postgraduate Colloquium yang memberi ruang bagi mahasiswa pascasarjana untuk mempresentasikan karya ilmiah mereka.
Sebagai konferensi internasional, KAIB dinilai perlu terus meningkatkan partisipasi global. Tahun ini, tercatat kehadiran peserta dari Filipina dan Jerman sebagai tanda peningkatan partisipasi global. “Kita ingin KAIB menjadi konferensi yang walaupun berpusat di Borneo, tetapi diakui dunia sebagai forum ilmiah Islam bertaraf antarabangsa,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk memperkuat ukhuwah dan kolaborasi lintas negara, memperhebat usaha dakwah, serta memperluas pembangunan umat. Menutup sambutannya, ia membacakan dua pantun.
Sungai Kapuas mengalir jernih
Gunung Sentubung indah kelihatan
ilmu dikongsi ukhuwah diraih
mengikat Sarawak dan Pontianak
Pepohon rimba tempat bernaung
burung bekicau riang bertandang
persidangan tamat, semangat disanjung Sarawak–Pontianak, kian gemilang
Pantun tersebut menjadi penutup manis yang mempererat hubungan antarnegara serumpun dan mempertegas semangat kebersamaan lintas generasi dalam membangun peradaban Islam yang inklusif dan visioner.
Penulis : Fitria
Editor : Bambang