Teken MoU, Rektor IAIN Pontianak Terima Hibah Tanah 20 Hektar dari Pengasuh Pontren Modern Nurul Amin

KUBU PADI (www.iainptk.ac.id)–Kabar gembira bagi sivitas akademika IAIN Pontianak. Dalam acara Milad ke 9 Pontren Modern Nurul Amin Kubu Padi, Sabtu (27/7/2019) KH. Nasiruddin M.Si, Pengasuh Pontren tersebut menyerahkan hibah berupa tanah kepada Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif MA.

Pemberian hibah tanah itu diserahkan bersamaan penandatanganan MoU kerjasama Pontren Modern Nurul Amin Kubu Padi. Maksud hibah itu bertujuan untuk mendorong IAIN Pontianak supaya cepat beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Pontianak.

Tanah hibah yang diberikan oleh Pengasuh Pontren Nurul Amin itu sebanyak 20 hektar. Tepatnya berlokasi di Desa Kubu Padi Kecamatan Kuala Mandor B Kabupaten Kubu Raya.

KH. Nasiruddin M.Si mengatakan bahwa pemberian lahan hibah 20 hektar ini diberikan pada IAIN Pontianak sekitar 500 meter berdekatan dengan Pontren Modern Nurul Amin.

“Mudah-mudahan dengan adanya tanah hibah ini menjadi amal jariah kami. Kami ingin membantu Rektor IAIN Pontianak mewujudkan cita-cita masyarakat Kalbar meningkatkan status IAIN menjadi UIN. Hal itu patut didukung demi kemaslahatan pendidikan anak bangsa khususnya di Kalimantan Barat” tutur alumni STAIN Pontianak itu.

“Masih banyak tugas yang harus dikejar agar kampus II IAIN Pontianak bisa cepat dibangun. Kita berharap pada seluruh lapisan masyarakat, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk mendukung, lebih jelasnya pada infrastruktur jalan yang kini masih menjadi kendala terkait akan di bangunnya kampus karena jalan yang tidak memadai” tambahnya.

Rektor IAIN Pontianak mengatakan “Kami bersyukur kepada Allah atas kepedulian alumni IAIN Pontianak menghibahkan tanah seluas 20 hektar ini. Nantinya tanah ini akan dibangun ma’had atau pesantren mahasiswa. Kami membuat program 2 semester mahasiswa dididik di mahad. Hal itu sesuai dengan mandatori Kementerian Agama tentang Perguruan Tinggi Keagamaan Islam untuk menunjang mahasiswa agar paham akan ilmu agama, fiqih, bahasa dan lain-lain. Dengan begitu akan lahir mahasiswa yang moderat dan mengawal Islam Washatiyah” jelasnya.

Penulis: Rosul Santaka
Editor: Aspari Ismail

Print Friendly, PDF & Email