IAIN Pontianak

Ustadz Alil Wafa Tegaskan Pentingnya Moderasi dan Otoritas Ulama dalam Menafsirkan Al-Qur’an

Pontianak (iainptk.ac.id) 16 Oktober 2025 — Himpunan Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri (HMASS) PC Pontianak bekerja sama dengan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak sukses menggelar seminar bertajuk “Aswaja dan Tantangan Ideologi Transnasional di Indonesia”, Kamis (16/10). Acara ini menghadirkan narasumber utama Ustadz Alil Wafa, M.Pd., selaku Ketua Umum PP HMASS, yang memberikan materi mendalam seputar peran penting Aswaja dalam menjaga keutuhan pemahaman keagamaan di tengah derasnya arus ideologi transnasional.

Dalam pemaparannya, Ustadz Alil Wafa menegaskan bahwa semakin luas pengetahuan seseorang, maka semakin moderat pula kepribadiannya. Menurutnya, kemoderatan lahir dari keluasan wawasan dan keterbukaan terhadap perbedaan, bukan dari fanatisme sempit.

“Al-Qur’an memang diturunkan untuk seluruh manusia, namun otoritas dalam menafsirkan dan menggali hukum-hukumnya (istinbat) tetap berada pada para ulama yang kredibel dan berkompeten. Jika tidak, maka akan rawan terjadi penyimpangan makna bahkan penafsiran subjektif sesuai hawa nafsu penafsir,” tegasnya.

Ustadz Alil juga mengingatkan bahwa salah satu tantangan terbesar umat Islam saat ini adalah munculnya kelompok-kelompok yang menafsirkan ajaran agama tanpa dasar keilmuan yang kuat. Hal ini dapat menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di tengah masyarakat.

Sementara itu, perwakilan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak, Ustadz Khoiruddin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kolaborasi antara HMASS dan Ma’had Al-Jami’ah merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Kementerian Agama, yang menekankan pentingnya pendidikan moderasi beragama, penguatan kebangsaan, dan pembangunan karakter mahasiswa.

“Kegiatan seperti ini sejalan dengan visi Ma’had dalam mencetak generasi kampus yang berpikir kritis, berakhlak moderat, serta memiliki semangat kebangsaan yang tinggi,” ujarnya.

Seminar yang dihadiri puluhan mahasiswa dan civitas akademika IAIN Pontianak ini berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Para peserta aktif berdiskusi dan mengajukan berbagai pertanyaan seputar tantangan ideologi global terhadap nilai-nilai Aswaja di Indonesia.

Acara ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada narasumber dan sesi foto bersama, sebagai simbol komitmen bersama dalam memperkuat nilai-nilai Aswaja serta membentengi generasi muda dari infiltrasi ideologi yang bertentangan dengan semangat keindonesiaan dan Islam rahmatan lil ‘alamin.