Banjarmasin (iainptk.ac.id) 06/09/2022. IAIN Pontianak menjadi Pemakalah terbanyak setelah tuan rumah, yakni UIN Antasari Banjarmasin di ajang BUAF (Borneo Undergraduate Academic Forum) ke 6. Pembukaan kegiatan ini berlangsung di Auditorium Mastur Zahri UIN Antasari dengan mengangkat tema Religion and Resilience : the covid 19 crisis and future berjalan dengan sukses dan lancar, moment pembukaan tersebut dihadiri 164 para peserta, di tambah tamu undangan mulai dari IAIN Palangkaraya, IAIN Pontianak, UIN Samarinda, UIN Surakarta serta UIN Antasari selaku tuan rumah.
Sebagai kegiatan yang cukup bergengsi di tingkat regional tanah Borneo, BUAF ke – 6 ini menghadiri beberapa pemateri lokal dan intersional meliputi Dr. Norshahrill Saat, Ph.D SEAS – Yusof Ishak Institute Singapore, Aiza Maslan, Ph.D Universiti Sains Malaysia, Prof. Dr. Masdar Hilmy, M.A UIN Sunan Ampel Surabaya Indonesia, Ahmad Muhajir, Ph.D UIN Antasari Banjarmasin Indonesia, Muhammad Iqbal, Ph.D UIN Antasari Banjarmasin Indonesia.
Dr. Irfan Noor, M.Hum selaku wakil rektor bidang kemahasiswaan dan kerjasama UIN Banjarmasin mengatakan dalam sambutannya bahwa pihak UIN Antasari memiliki harapan yang besar terhadap sukses terselenggaranya kegiatan BUAF ke 6 ini dan lebih mengedepankan diskursus intelektual akademik kemahasiswaan.
“Tema yang dipilih ialah bagaimana kita bisa menjelaskan peran agama untuk umat beragama sendiri dalam menghadapi crisis covid-19 yang saat ini masih dalam proses pemulihan serta menyongsong masa depan tanpa mengabaikan segala permasalahan yang datang selama proses ini berjalan, pada BUAF ke – 6 ini kita akan menghadirkan 79 makalah yang siap untuk di presentasika dan besar harapan kami agar BUAF ke – 6 ini berjalan dengan sukses dan lebih mengedepankan diskursus intelektual akademik mahasiswa”
Seiring dengan apa yang telah dipaparkan oleh Dr. Irfan Noor, M.Hum terkait sebanyak 79 makalah yang akan dipresentasikan tersebut meliputi, 25 makalah dari mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin, 22 makalah dari mahasiswa IAIN Pontianak, 17 makalah dari mahasiswa UIN Samarinda, 14 makalah dari mahasiswa IAIN Palangkaraya, dan 1 makalah dari mahasiswa UIN Surakarta.
Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., Selaku Rektor UIN Antasari Banjarmasin menjelaskan kembali bagaimana proses awal BUAF itu hadir ditengah-tengah mahasiswa tingkat PTKIN di Kalimantan, dalam hal ini beliau menjelaskan juga tujuan dari BUAF ini untuk mencari bibit unggul untuk menjadi insan akademik
Beliau melanjutkan “Bagi saya pribadi ada kesan khusus sebab BUAF ini di inisiator oleh saya sendiri, pak Zainuddin dari IAIN Pontianak, ibu Nurtaibah IAIN Samarinda, bapak Harles Anwar dari IAIN Palangkaraya, gagasan awal pertama hanya jadi tamu saja, dan orang Kalimantan itu adalah orang hutan, selain itu kegiatan kemahasiswaan pekan olahraga dan seni, melihat dari ini kita perlu ada kegiatan yang bercorak akademik, sebab kampus inikan di isi masyarakat akademik, maka dalam hal ini kita perlu mengadakan pertemuan ilmiah, tujuan kami untuk mencari bibit unggul untuk menjadi insan akademik. Di IAIN Pontianak pertemuan kedua hybrid, setelah 1 hari di Lantik, saya langsung ke Pontianak demi BUAF saya rela hadir, saat ini kita semakin perlu mahasiswa yg berpikir ilmiah dan empiris sesuai bukti dalam mengahadapi era sunami informasi, kadang-kadang kita harus keluar dari kampung kita untuk menemukan diri kita sendiri.”
Pada pembukaan BUAF kali ini juga turut dihadiri oleh pejabat IAIN Pontianak meliputi Dr. Abdul Mukti, M.A., Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Suyati, S.Ag., selaku kabag Akademik dan Kemahasiswaan, serta pendamping kontingen Elmansyah, S.Pd.I, M.S.I., selaku kaprodi SAA IAIN Pontianak.
Dr. Abdul Mukti, M.A., mengatakan bahwa BUAF ini merupakan ajang para mahasiswa dalam membuktikan ini insan akademik yang relevan serta kegiatan ini kedepannya terkhusus di IAIN Pontianak harus lebih mendunia.
“BUAF ini adalah tradisi akademik yang bersejarah dilingkungan PTKIN yang ada di Kalimantan, kemudian Pontianak menjadi salah satu bagian dari inisiator adanya kegiatan BUAF ini, saya kira setiap tahun kita harus mengikuti ini sebab BUAF merupakan ajang membuktikan insan akademik yang relevan, harapan untuk IAIN Pontianak kedepan mulai dari segi kepesertaan harus bisa kita kembangkan diluar dari kawasan Borneo bisa jadi mungkin mungkin se-Asia Tenggara, Australia, dan bahkan Eropa. Agar bisa terlihat lebih berkelas dan mendunia, tidak lupa juga sentuhan secara digitalisasi harus lebih ditingkatkan lagi, ” katanya saat diwawancari.
Penulis : Rahmad dan Bambang
Editor : Omar Mukhtar