Pontianak – Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggagas kerjasama strategis bersama Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pontianak. Kolaborasi ini difokuskan pada digitalisasi khutbah tematik tahunan, penguatan moderasi beragama, serta pengembangan program bimbingan perkawinan.
Hadir sebagai perwakilan tim Pascasarjana IAIN Pontianak yakni Dr. Wahab, M.Ag., Dr. Riza Fahmi, M.Ag., Dr. Wulan Purnamasari, M.Pd., serta Dr. Sumin, M.Si. Sementara dari Kemenag Kota Pontianak hadir Kepala Kemenag, Ruslan, M.Ag, didampingi Kabag Umum Ruswandi dan Plt. Kabid Bimas Islam, Yuliansyah.
Ketua tim penggagas sekaligus perwakilan Pascasarjana, Dr. Wahab, M.Ag, menekankan perlunya sentuhan budaya lokal dalam kegiatan bimbingan pranikah.
> “Nuansa budaya harus kita jaga. Misalnya dengan mengawali bimbingan pranikah menggunakan pantun agar suasana lebih akrab dan menyentuh masyarakat,” ujarnya.
Kepala Kemenag Kota Pontianak, Ruslan, M.Ag, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai kerjasama dengan Pascasarjana IAIN Pontianak sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Agama.
> “Kolaborasi ini sangat relevan dengan visi dan misi Menteri Agama. Guru madrasah harus menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai toleransi di kalangan siswa,” tegasnya.
Ruslan juga menyoroti pentingnya penguatan bimbingan perkawinan agar calon pasangan siap menghadapi kehidupan rumah tangga.
> “Kami memerlukan tenaga psikolog yang bisa membimbing calon pengantin memahami hak dan kewajiban rumah tangga. Kemenag Pontianak sudah rutin menggelar bimbingan perkawinan setiap Minggu bersama para penghulu, dan kerjasama ini akan memperkaya kualitasnya,” jelasnya.
Usulan kerjasama yang disepakati mencakup empat hal pokok: digitalisasi khutbah tematik tahunan, kolaborasi bimbingan perkawinan, penguatan moderasi dan kerukunan umat beragama, serta penyusunan standar operasional prosedur (SOP) bimbingan pranikah.
Sinergi ini diharapkan memperkuat peran Kemenag Kota Pontianak dan Pascasarjana IAIN Pontianak dalam membangun kerukunan umat beragama serta menyiapkan keluarga baru yang matang secara spiritual, sosial, dan psikologis.
