Dr. Amir Maliki: Pekerjaan Ini Lagi-lagi Perlu Anggaran Hebat

 Dr Amir Maliki

Dr. Amir Maliki (21/5) mengatakan tujuannya visitasi ke IAIN Pontianak adalah untuk ikut mengembangkan Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT). Mengingat IAT masih sangat baru, dia mengaku senang Jurusan IAT dapat menghadirkan dosen-dosen tetap untuk melakukan sharing.

“Kita akan melihat dari yang sudah ada dan aspek mana saja yang perlu untuk dikembangkan,saya dan Dr. Hasan Asyari punya pengalaman berbeda yang bisa dibawa kesini, di IAT apa saja materi-materi yang perlu untuk dipahami, proyeksi jurusannya apa? terpenting adalah manajemen. Laksanakan proses akademik dengan baik dan mahasiswa sebagai objek”, kata dia, Rabu, 21 Mei 2014 di ruang pertemuan Warek II.

Menurut Amir, manajemen administrasi itu substansinya kontrak, jadi visi misi jurusan ini kontrak, kemudian dijual. “Kontraknya dengan siapa?” Tanya Dr. Amir. “Kontraknya dengan stakeholders”, terangnya tegas.

Dr Amir Maliki#2Amir menyebut, apa yang dilakukan jurusan untuk mengembangkan umat Islam inilah saatnya, dan itulah hal pokok dan itulah yang dijual. “Ia mengingatkan kalau kita sungguh-sungguh serius, kita berani benar-benar ingin besar di depan restoran dan kantin yang panning practice melakukan kerja tafsir kuliah di IAIN Pontianak”, ujarnya memberi tantangan.

Lebih jauh, Amir menerangkan jurusan ini perlu dikembangkan bersama-sama, dan itu memerlukan pengorbanan luar biasa. Jadi harus ada penetrasi dari dosen dan jurusan yang lebih terampil dalam mengelola anggaran.

Proses kreatif saja untuk mengembangkan jurusan ini tidak cukup, diperlukan komitmen luar biasa, papar Amir. Visi misi dalam rumusan borang itu adalah mimpi, tapi mimpi yang bisa dicapai, jelas rumus dan tahapannya, lanjutnya.

Dirinya berharap output angkatan pertama bisa hafiz Quran 30 juz, lima tahun berikutnya sudah harus berbeda, basis inputnya adalah calon mahasiswa yang sudah hafal Quran. “Jadi kedepannya jika ada dibutuhkan hafiz-hafiz Quran yang bisa melakukan kerja tafsir ya di IAIN Pontianak, itu baru hebat”, ungkapnya optimis.

Tidak hanya itu, menurut Amir yang terpenting dibutuhkan kerja holistik dari pimpinan sampai ke bawah. Apa lagi diakuinya, jurusan IAT bagi sebagian mahasiswa adalah jurusan yang “susah untuk merumuskan cita-cita”, candanya sambil tertawa dihadapan mahasiswa dan dosen. sehingga itu dianggapnya tidak populer.

Dr Amir Maliki#3Amir mencontohkan mahasiswa Jurusan PAI jelas tamat menjadi guru, sementara IAT pintar melakukan istimbal hukum, dan mampu berijtihad. Ia menilai ini saja tidak cukup, karena nanti di masyarakat sarjana kita dapat dipakai apabila punya keberanian. Ia menekankan mahasiswa harus dibekalkan soft skill, tidak cukup dengan ilmunya saja.

Untuk menyokong hal tersebut, Amir menilai pekerjaan ini lagi-lagi perlu anggaran hebat, karena menyangkut anggaran harus ada nawaitu yang sungguh-sungguh dari manajemen; rektor, fakultas, sampai dengan jurusan, katanya.

Dia berpendapat Pengembangan Jurusan IAT tidak cukup dengan proses kuliah gratis, tapi menuntut kerjasama manajemen IAIN dalam mengembangkan prestasi. “Seperti universitas Al-Hikam, mahasiswanya harus hafal al-Quran, punya kompetensi yang sangat baik dalam memahami literatur arab, dan sering berlatih melakukan kerja tafsir”, sarannya.

Print Friendly, PDF & Email