- -

FUAD Gelar Webinar Internasional Empat benua Lintas Agama, Rektor: Saatnya Kita Wujudkan Kebersamaan Antar Iman

PONTIANAK (iainptk.ac.id) — Diskusi tentu saja menjadi sebuah hal untuk memperluas wawasan. Apalagi topik yang mesti dibahas mengenai COVID-19 yang merupakan wabah yang sudah memakan korban jiwa hingga jutaan manusia di dunia. Tak hanya itu, beberapa aspek diantaranya perekonomian, pendidikan, keagamaan, dan lainnya lumpuh akibat dari serangan wabah ini.

Pemerintah pusat mengambil langkah untuk mengembalikan kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disebut dengan New Normal atau Normal Baru. Tentu ini akan kembali seperti sedia kala. Namun wajib menerapkan Standar kesehatan yang diberlakukan oleh pemerinta pusat.

Menanggapi New Normal ini, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak bekerja sama dengan STAKAT N Pontianak, FKUB Kalbar, MUI Kalbar, Keuskupan Kalbar, PGIW, WALUBI, PHDI, MATAKIN menggelar Seri Diskusi Webinar Internasional Empat Benua dengan Tema “Spirit Lintas Iman dalam Menjalani New Normal Pandemi COVID-19”.

Seperti dengan namanya, kegiatan Virtual ini dihadiri oleh Narasumber dari lintas benua yaitu Dr. (Cand.) Imam Malik Ridwan dari School of Social Science, Western Sidney University, Australia peraih penghargaan 5000 Doktor.  Munawir Aziz, MA peneliti Yahudi dan Antisemitism Parkes institute, university Of Southampton, United Kingdom (UK). Rian Rinaldi Djita, M. Ed (Vanderbilt university), PhD Student in Education Policy at University of Arkansas. Dr. (Cand.) Yulianti Universiteit Leiden, Netherland.

Namun ada juga Narasumber dari dalam negeri, yaitu Dr. Zuli Qodir dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Dr. H. Zaenuddin Hudi Prasojo, MA Dosen IAIN Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, S.Ag, MA menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini terdapat poin baik secara tersendiri maupun Institusi.

“Bagi kita acara ini sangat baik dan menempatkan poin tersendiri baik individu maupun institusi. Oleh karena acara ini sangat bermakna teriring dengan kondisi kita yang sedang berada disituasi COVID-19 yang melanda dunia ini dan kita juga belum tau kapan akan diumumkannya kondisi ini benar-benar normal”, Katanya.

Melanjutkan sambutannya, Dr. Syarif mengatakan bahwa COVID-19 merupakan musibah dunia yang endingnya yaitu manusia harus mengoreksi diri masing-masing.

COVID-19 adalah musibah dunia bahwa sepertinya sebagian besar negara telah terlanda. Persoalan persentasi jumlah masing-masing, itu adalah nasib negara masing-masing. Bisa jadi manusia dinilai jumawa oleh tuhan. Endingnya adalah kita mesti mengkoreksi diri kita sebagai manusia”, tuturnya.

Dr. Syarif juga berpesan kepada ratusan orang yang hadir dalam Webinar tersebut yakni ia menyeru untuk mewujudkan kebersamaan antar lintas Iman.

“Dalam takdir yang seperti ini, saatnya kita wujudkan kebersamaan antar iman”, ujarnya.

Editor: Mulyadi
Penulis: Farli Afif & Bambang Eko Priyanto

Print Friendly, PDF & Email