Pontianak (iainptk.ac.id) Panitia Hari Jadi IAIN Pontianak ke 53 hadirkan Tokoh Nasional, Dr. Ir. Hasto Kristiyanto., Dikesempatan kali ini beliau menyampaikan tentang Pancasila dan Api Islam di kampus IAIN Pontianak. Focus Group Discussion (FGD) ini berlangsung di Auditorium Syech Abdul Rani Mahmud, Jum’at 26 Agustus 2022.
Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, mengatakan kehadiran Hasto sebagai tokoh nasional, untuk sharing tentang nasionalisme di kalangan civitas akademika IAIN. “Sharing tentang bagaimana tidak terjadi pemisahan atau dikotomi antara agama dan kehidupan bernegara. Bagi kita Pancasila sudah final. Namun bagaimana memperkuat atau memperbesar partisipasi anak bangsa ini, khususnya para mahasiswa IAIN agar lebih mapan lagi,” ungkapnya.
Dr. Ir. Hasto Kristiyanto., yang juga merupakan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan mengungkapkan “Indonesia dibangun untuk semua. Meski berbeda suku, agama, status sosial; berbeda gender dan profesi, dengan kesadaran bersama berjuang melawan penjajahan Belanda,” urainya yang juga menegaskan bahwa Indonesia di bangun dari semangat gotong royong, karena itulah saatnya kampus tidak boleh steril dari pemikiran-pemikiran politik.
Beliau juga menjelaskan bahwa Pancasila berdasarkan falsafah yang sebenarnya, yang disampaikan oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan kemudian bagaimana Pancasila tersebut diterima secara aklamasi oleh para pendiri bangsa, maka seharusnya Indonesia bebas dari berbagai bentuk radikalisme. Sebab seluruh agama mengajarkan kebaikan, budi pekerti, etika dan moral, serta tidak ada yang mengajarkan sikap yang anti kemanusiaan.
Hasto juga mengatakan kondisi saat ini bisa terjadi karena kita terlalu terpaku pada ke dalam diri sendiri (inward looking), dan bukan berpikir keluar (outward looking). Agama juga berusaha dipisahkan dari ilmu pengetahuan. Padahal bila demikian, maka akan sulit untuk berkemajuan. Pada titik itulah peran kampus sangat penting di dalam mendidik anak bangsa dan menyiapkan calon-calon pemimpin bagi masa depan.
Menurut Hasto, kalau Pancasila dalam spirit kelahiran dan falsafahnya dipahami, maka tidak akan ada radikalisme. Mereka yang bergerak dengan ajaran membenci pihak lain, dan mengajarkan ideologi kegelapan yang anti kemanusiaan, justru tidak memahami hakekat kehidupan yang ber-Tuhan.
“Sebab mana ada agama yang mengijinkan anti kemanusiaan? untuk itu pahamilah api Islam dan juga makna yang misalnya terkandung dalam logo NU yang penuh dengan makna Islam sebagai rahmatan lil alamin,” kata Hasto lagi.
Adapun para Pimpinan IAIN Pontianak yang diundang, pada kesempatan ini, mulai dari Ketua Senat; Sekretaris Senat; Para Wakil Rektor; Kepala Biro AUAK; Direktur Pascasarjana; Wakil Direktur Pascasarjana; Para Ketua Prodi pada Pascasarjana; Para Sekretaris Prodi pada Pascasarjana; Para Dekan Fakultas; Para Wakil Dekan Fakultas; Para Ketua Prodi pada Fakultas; Para Sekretaris Prodi pada Fakultas; Para Ketua Lembaga; Para Sekretaris Lembaga; Para Kepala Pusat pada Lembaga; Para Kepala UPT (Perpustakaan, PTID, PPB dan Ma’had). Serta perwakilan mahasiswa IAIN Pontianak.
Selain itu juga terlihat hadir mendengar paparan Hasto antara lain Anggota DPR Fraksi PDIP dari daerah pemilihan Kalimantan Barat Lasarus (Ketua Komisi V DPR) dan Maria Lestari. Juga hadir sejumlah kepala daerah yang diusung PDIP, anggota DPRD setempat, dan pengurus DPD PDIP Kalimantan Barat.
Penulis : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar