- - -

Langkah Strategis Internasionalisasi PTKIN Dalam Menghadapi Globalisasi Pendidikan

Pontianak (iainptk.ac.id) Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, mengungkapkan beberapa hal terkait perubahan dan langkah strategis dalam menghadapi tantangan globalisasi pendidikan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara pertemuan para rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Pontianak.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag menyoroti pentingnya internasionalisasi PTKIN sebagai langkah dalam meningkatkan mutu dan reputasi perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Ia menjelaskan bahwa roadmap yang telah dirancang dari tahun 2020 hingga 2045 akan menjadi panduan dalam mencapai tujuan tersebut.

Salah satu strategi utama yang ditekankan adalah transformasi kelembagaan. Sebanyak 14 institusi, termasuk Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), akan mengalami peningkatan status menjadi UIN (Universitas Islam Negeri). Transformasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan daya saing perguruan tinggi Islam di Indonesia.

“Kami juga mendorong satker (satuan kerja) untuk menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum), sesuai arahan langsung dari Presiden. Saat ini, hanya terdapat satu PTNBH, yaitu Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Namun, UIN Jakarta dan UIN Sunan Ampel Surabaya telah mengajukan status PTNBH,” ungkap Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag.

Selain itu, untuk meningkatkan reputasi internasional, PTKIN didorong untuk “going global” dengan menjadi bagian dari peringkat universitas terkemuka di wilayah Asia. Hal ini diharapkan dapat menarik minat mahasiswa internasional untuk memilih PTKIN di Indonesia. Khususnya dalam bidang Islamic studies, PTKIN di Indonesia memiliki keunggulan dan potensi untuk menarik mahasiswa internasional dari wilayah ASEAN.

Prof. Dr. Ahmad Zainul, M.Ag Hamdi juga menekankan pentingnya pendanaan beasiswa untuk mendukung internasionalisasi PTKIN. Dana yang cukup besar telah dialokasikan untuk beasiswa, seperti melalui program Beasiswa Indonesia Bangkit. Selain itu, kolaborasi riset internasional dengan perguruan tinggi terkemuka di luar negeri juga dijadikan prioritas.

“Kami mengajak para rektor untuk bekerja sama dalam riset bersama universitas mitra, baik melalui kerjasama bilateral maupun kolaborasi dalam grand research. Dalam mengalokasikan dana penelitian, kami mengharapkan pendekatan yang sungguh-sungguh dan berdampak positif bagi peningkatan mutu akademik serta akreditasi PTKIN,” tambahnya.

Namun, Ahmad Zainul Hamdi juga mengungkapkan keprihatinan terhadap beberapa kendala yang dihadapi, seperti kurangnya komitmen dan dukungan finansial dalam menjalankan program internasionalisasi. Ia menekankan pentingnya memperkuat kantor internasional (International Officer) serta menyediakan fasilitas yang memadai, seperti asrama mahasiswa internasional.

Dalam kesempatan ini, Ahmad Zainul Hamdi juga menyampaikan permohonan maaf apabila ada pernyataan yang kurang berkenan. Ia berharap kerjasama antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Indonesia dan Malaysia dapat memberikan manfaat dan kesuksesan bagi kedua negara.

Dengan komitmen yang kuat dalam transformasi dan internasionalisasi, diharapkan PTKIN di Indonesia mampu menghadapi tantangan global dan menjadikan dirinya sebagai World Class University di masa depan.

Penulis: D. Darmadi JA
Editor: Omar Mukhtar

Print Friendly, PDF & Email