- -

Rektor IAIN Pontianak : Kebenaran yang Perlu Diperjuangkan

Pontianak (iainptk.ac.id) Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., menerangkan perihal kebenaran yang perlu diperjuangkan oleh mahasiswa IAIN Pontianak. Sebelumnya ada penyampaian dari Ketua Dema (Dewan Mahasiswa) Institut seputar semangat perjuangan mahasiswa dalam perhelatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun 2023.

Rektor IAIN Pontianak merasa semangat setelah mendengarkan Sumpah Pemuda Indonesia yang dikatakan oleh Ketua Dema Institut di Sport Center pada 29/08/2023. Rektor di kesempatan ini ingin menunjukkan kebenaran apa yang perlu diperjuangkan?

“Hari ini banyak orang yang menyebutkan kebenaran, tapi perspektifnya (sudut pandang) dia sendiri. Lalu kebenaran yang dia pandang sendiri itu kemudian dilegitimasi dengan teks-teks suci. Zaman sekarang ini sangat rentan orang memperdagangkan slogan kebenaran, apalagi di tahun-tahun politik. Maka benar kata Ketua Dema itu, kalian harus punya pendirian,” ungkap Rektor.

Beliau melanjutkan “Pendirian seperti apa yang harus dipegang? Tentu, karena kalian mahasiswa IAIN Pontianak, pendirian yang dipegang adalah yang berbasis visi dan misi IAIN Pontianak,”jelasnya.

Adapun Visi IAIN Pontianak “Unggul dan terbuka dalam kajian dan riset keilmuan, keislaman, serta kebudayaan Borneo.” Serta Misi IAIN Pontianak, 1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang unggul dalam kajian keilmuan, keislaman, dan kebudayaan Borneo; 2. Membentuk akademisi yang berakhlak mulia, mandiri, dan bermanfaat bagi bangsa dan kemanusiaan.

Rektor meminta “Kalian akan menjadi duta dari visi-misi IAIN Pontianak yang berakhlak mulia dan mandiri, hal ini syarat agar Anda bermanfaat bagi bangsa dan kemanusiaan,” ungkapnya.

Dimomen PBAK ini Beliau menceritakan saat dirinya menjadi Maba dulu, mendapat penghargaan sebagai peserta Ospek terbaik 1. Hal ini karena sering menyuarakan kebenaran kepada kakak-kakak panitia. Salah satunya “Sebelum sholat asar, kami tidak mau untuk duduk di rumput.” Karena pakaian yang digunakan takut terkena najis untuk melaksanakan sholat.

Beliau menjelaskan “Suara kebenaran yang sesungguhnya, bukan ada di buku, bukan di pamflet, bukan ada di player, bukan ada di TV, juga bukan ada di lisan orang yang mengaku pintar padahal dia bodoh. Kebenaran itu ada di sini (menunjuk dada), namanya hati Nurani, ikuti kebenaran ini,”ujarnya.

Sekarang mahasiswa tahu, kebenaran apa yang harus diperjuangkan. “Boleh kalian menentang kesalahan, namun dengan cara-cara yang baik, dengan cara yang sopan,”pinta Rektor.

 

Dimomen yang sama, Ketua Dema Institut, Amiruddin, dalam kegiatan PBAK ini menyampaikan kepada mahasiswa untuk selalu menyuarakan kebenaran tanpa rasa takut, namun penuh dengan akhlak yang baik. Tak perlu takut untuk turun ke jalan menyuarakan kebenaran yang diyakini.

Di hadapan ribuan mahasiswa, Amir juga memimpin sumpah pemuda Indonesia yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru. Sambil mengangkat tangan kanan yang terkepal, mereka mengucapkan;

“Kami putra dan putri Indonesia bersumpah bertanah air satu, tanah air yang cinta akan keadilan; Kami putra dan putri Indonesia bersumpah, berbangsa satu, bangsa yang gandrung pada keadilan; Kami putra dan putri Indonesia bersumpah, berbahasa satu. Bahasa tanpa kebohongan”.

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor : Omar Mukhtar

 

Print Friendly, PDF & Email