Rektor IAIN Pontianak Menjadi Narasumber pada Dialog Islam – Khonghucu

Pontianak (iainptk.ac.id) 22/09/2022. Matakin (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia) menyelenggarakan dialog antar agama, agenda ini diselenggarakan dalam memperingati hari lahirnya Khonghucu (Dacheng Zhisheng Xianshi Kongzi) yang ke-2573.

Turut hadir Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin., beliau mengapresiasi kepada umat Konghucu yang menggelar dialog Islam – Konghucu, dalam acara perayaan Nasional Hari Lahir Nabi Kong Zi ke-2573 di Gedung Pontianak Convention Center (PCC) serta dapat disaksikan pada akun youtube Matakin Pusat.

Wapres menyebutkan bahwa di Indonesia tercatat enam agama yang diakui negara, dan masing-masing agama dapat menyelenggarakan kegiatannya dengan sebebas-bebasnya. “Pagi hari ini saya bisa hadir menghadiri ulang tahun Kong ZI, Konghucu yang diselenggarakan oleh Matakin ini, sebagai bagian dari kegiatan keagamaan di negara kita,” tutur Wapres kepada awak media.

“Dan ini adalah salah satu kegiatan umat Konghucu, saya sering menghadiri kegiatan Konghucu ini dalam membangun kerukunan, dan dalam peringatan ini ada seminar dialog Islam – Konghucu. Ini salah satu cara membangun dan saling pengertian dalam kelompok agama yang ada,” ujarnya.

Adapun Rektor IAIN Pontianak Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., turut berpartisipasi sebagai salah satu narasumber dan juga terdapat beberapa narasumber lain seperti : Prof. Dr. Din Syamsuddin, M.A., Ph.D. aktif pada International Centre For Dialogue among Civilization, World Islamic People Leadership, World Islamic School Society dan World Peace Forum. Narasumber yang kedua yakni Prof. Dr. M Ikhsan Tanggok, M.Si. Beliau merupakan seorang Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah. Narasumber yang ketiga Ir, Budi Santoso Tanuwibowo., menjabat sebagai Ketua Umum MATAKIN Pusat. dan Narasumber yang terakhir Ws, Urip Saputra yang menjabat sebagai Sekretaris dibidang kerohanian Dewan Kerohanian Pengurus Pusat Matakin, kemudian Rohaniawan Matakin kota Bogor.

Pada sesi diskusi tersebut, Rektor IAIN Pontianak mengambil inti dari persamaan agama Khonghucu dan Islam melalui sisi eksoteris dan esoteris dengan penjalasan sufistik. Serta dengan penyampaian analogi-analogi yang mudah dipahami sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audiens.

“Mari kita kenali sama-sama wujud yang datang dari Tuhan dan kenali wujud yang sifatnya merusak dari Tuhan, untuk harmoni harus tahu apa yang merusak keharmonisan tersebut” tutupnya pada dialog Islam-Konghucu.

Penulis : Aziiz dan Bambang

Editor : Omar Mukhtar

Print Friendly, PDF & Email